Puluhan Miliar untuk Infrastruktur UTM

Puluhan Miliar untuk Infrastruktur UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 18 Oktober 2019
ruangan Biro Umum dan Keuangan. Foto: Wid

WKUTM  -  Puluhan miliar dianggarkan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk membangun infrastruktur baru dan merenovasi gedung lama. Total keseluruhan yang harus dikeluarkan UTM sebesar Rp
.25.857.000.000,- untuk membangun dua gedung baru dan renovasi 3 gedung lama. Tercatat, anggaran untuk pembangunan masjid sebesar Rp.9.171.000.000,- pembangunan Gedung Pusat Data Rp.9.186.000.000,- serta renovasi Gedung Student Center (GSC) Rp.3.000.000.000,- Auditorium Rp.1.500.000.000,- dan Cakra Rp.3.000.000.000,-.

Kepala Bagian Keuangan, Indar Hariyadi, menjelaskan bahwa mekanisme pembangunan gedung dimulai dari perencanaan, proses pelelangan oleh bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP), kontrak kerja, dan pelaksanaan kegiatan.

”Kaitannya dengan pihak keuangan saat kontrak kerja, apakah akan dibayar sekaligus ataupun berkala. Perencanan sudah setahun sebelumnya minimal anggaran sudah disiapkan. Bagian keuangan hanya mengikuti asal ada data-data pendukung dari perencanaan,” jelas pria asal Pamekasan tersebut.
Indar menambahkan jika Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) yang ditunjuk oleh rektor bertugas sebagai penanggung jawab, pengontrol  dari rencana, hingga pelaksanaan pembangunan termasuk penganggaran dan usulan. Ketika ditanya nama dari ketua PPK, pihaknya mengaku lupa.

”Pembangunan satu PPK kayaknya, kalau nama saya lupa. Saya tidak hafal banyak PPK-nya karena di tiap fakultas ada ,” ungkapnya saat diwawancara, Jumat (18/10).

Indar juga mengatakan bahwa sumber pendaan berasal dari pemerintah dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pengalokasian PNBP yang bersumber dari Uang Kuliah Tunggal (UKT), sewa asrama, dan kerjasama dikarenakan pembangunan berkategori fungsional serta dana dari pemerintah tidak mencukupi.

”Sumber dana dari PNBP, tapi pengelolaannya tetap semua yang mengatur pemerintah, dan dana dari pemerintah hanya cukup untuk gaji pegawai, dan perawatan kendaraan, hanya itu saja  kayaknya,” ujar Indar saat ditemui diruangannya.

Senada dengan Indar, Kepala Sub Bagian Barang Milik Negara, Edi Suprapto, menjelaskan jika anggaran dana dari pemerinth sangat minim.

”Sudah beberapa tahun ini dana dari pemerintah itu tidak ada, karena posisi kebutuhan PNBP yang menyokong namun tidak maksimal,” jelasnya.

Edi juga berpesan jika universitas harus seimbang dalam pesatnya pembangunan infrastruktur dan pendidikannya.

”Universitas juga harus berpikir apakah ingin memfokuskan ke konstruksi dan mengabaikan operasional, ini harus dipertimbangkan dan diseimbangkan, jangan sampai pendidikan dan pengajaran ditinggal karena core bisnisnya disini,” harap pria asal Bangkalan tersebut. (Uya/Bi)