WKUTM — Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM), telah mengadakan acara Debat Terbuka Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa di Gedung Pertemuan RP. Mohammad Noer, Selasa (24/12).
Acara diawali dengan sambutan Ketua KPUM, Ach. Saifullah, serta penyampaian visi dan misi dari kedua Paslon.
Debat Terbuka Paslon, dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, yang dijadwalkan berlangsung pukul 15.00-17.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), mengalami keterlambatan hingga dimulai pukul 16.30 dan berakhir pada 18.00 WIB.
Dalam sesi pertama, Paslon dengan nomor urut 01, Moh. Fauzi dan Rizka Lailatul Qodaria, menyampaikan visinya, yaitu menjadikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UTM yang inovatif, kolaboratif dan berintegritas guna mewujudkan kampus yang berkualitas serta berdaya saing global.
”Menjadikan BEM KM UTM inovatif, kolaboratif serta berintegritas dalam mewujudkan kampus yang memiliki kualitas bagus dan bisa bersaing ditingkat global” ujar Rizka.
Baca juga: Debat Terbuka Capresma Bahas Aksesibilitas Kampus serta Transparansi dan Akuntabilitas Ormawa
Kemudian, Paslon 02, Moh. Fikri Rahman dan Veby Hidayatur Rohmad, menyampaikan visinya, yaitu membangun BEM-KM UTM yang proaktif, inovatif, dan inklusif dalam menyerap aspirasi mahasiswa demi lingkungan kampus yang lebih baik.
”Proaktif di sini eksekutif harus memiliki tanggung jawab besar, kemudian menghadirkan inovasi dan solusi, dan yang terakhir inklusivitas yang mengarah kepada keterbukaan,” ucap Fikri.
Untuk misi, Paslon 01 lebih berfokus pada penguatan zona integritas, keaktifan dan kolaborasi organisasi, sinergitas terhadap masyarakat, serta peningkatan literasi internasional. Sedangkan Paslon 02 menyoroti komunikasi efektif antara mahasiswa dengan pihak kampus, pengembangan kompetensi, kualitas dan kuantitas pengabdian mahasiswa serta memperjuangkan hak-hak mahasiswa.
Selanjutnya, Presiden Mahasiswa UTM, Anis Anwari, yang menjadi panelis, melontarkan sejumlah pertanyaan, salah satunya menanyakan pandangan kedua Paslon terhadap BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan, serta strategi efektif dalam menyerap aspirasi mahasiswa.
”Bagaimana gerakan yang efektif dalam hal aspirasi dari seluruh mahasiswa yang katanya civil society, bahwa rakyat adalah mahasiswa yg harus diperjuangkan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Paslon 02 menyoroti fungsi BEM-SI sebagai wadah menyalurkan keresahan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yang tidak sesuai harapan.
Sementara itu, Paslon 01 menekankan pentingnya harmoni antarorganisasi eksekutif untuk menyelesaikan masalah secara bersama. (stv/ai)