Daya Serap Tanah dan Drainase Buruk Akibatkan Banjir di UTM

Daya Serap Tanah dan Drainase Buruk Akibatkan Banjir di UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 09 Maret 2020
Banjir di UTM. Foto : Uya


WKUTM – Sistem drainase buruk dan kondisi tanah yang sulit menyerap air menjadi penyebab banjir di beberapa titik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), di antaranya sekitar perpustakaan lama  hingga laboratorium dasar dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya ( FISIB).

Amrin Rozali, selaku staf Unit Layanan Pengadaan (ULP),mengungkapkan bahwa salah satu penyebab banjir  di UTM karena kondisi tanah yang sukar menyerap air karena tergolong tanah liat berpasir. Selain itu, area perpustakaan lama dan FISIB merupakan daerah yang permukaannya lebih rendah.

”Jenis  tanah UTM yang grumusol, lempung berpasir  bersifat  mudah jenuh terhadap air, jika kemarau sering retak  sedangkan kalau hujan tidak bisa menyerap  air. Selain itu bangunan perpus lama dan FISIB daerahnya rendah, ” ungkapnya (09/03).

Untuk menyiasati keadaan tersebut, Amrin menjelaskan jika pihak kampus sudah melakukan upaya penanggulangan banjir dengan menggunakan teknik Run Off , karena dianggap paling efektif. Dimana  air sudah otomatis mengalir  langsung di atas tanah  menuju tempat yang lebih rendah dan sebagiannya akan meresap kedalam tanah.

”Proses  infiltrasi lama karena  tanahnya mudah jenuh, tapi teknik run off  langsung mengalirkan air, jadi dapat mengurangi banjir. Tapi kalau run off menyebabkan banjir di area luar kampus, di abel misalnya karena di sana titik pertemuan air, ” sambungnya.

Amrin juga menambahkan jika sistem run off di UTM juga memanfaatkan danau yang ada di sebelah barat FISIB sebagai tempat penampungan air. Ia mengungkapkan jika danau tersebut terbentuk secara alami, kemudian pihak kampus melakukan pengoptimalan seperti menggali lebih dalam dan memperluas. Hal itu dilakukan agar dapat dimanfaatkan sebagi penampungan air dan ketika musim kemarau dapat dimanfaatkan  untuk menyiram tanaman. Selain run off, pihak kampus juga menggunakan teknik infiltrasi (penyerapan) dengan memanfaatkan media pasir yang ada di bawah paving karena sifat pasir yang mudah menyerap air.

”Teknik infiltrasi juga digunakan,  tetapi hal ini sering  berdampak pada amblesnya paving karena pasir yang semakin terkikis oleh air hujan. Namun itu tidak masalah, itu mudah tinggal dibuka terus isi pasir lagi,” imbuhnya.

Adanya banjir tersebut mendapat keluhan dari berbagai pihak. Lilik Halimatus Sakdiyah, selaku Kepala Bagian Tata Usaha FISIB mengeluhkan jika kondisi banjir berdampak kepada keresahan dosen dan mahasiswa. Meski demikian, dirinya menilai bahwa banjir tersebut dampaknya lebih dirasakan mahasiswa. Pasalnya, dosen masih dapat berkendara mobil sehingga terhindar dari banjir, sedangkan mahasiswa menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki.

”Dampak dari banjir itu selain tidak sehat juga tidak nyaman, mahasiswa jadi malas untuk kuliah karena banjir,” ungkap Lilik saat ditemui di ruangan.

Siti Lusiawati,Mahasiswa Program Studi Sosiologi ini mengeluhkan bahwa banjir menyebabkan dirinya sulit menuju kampus karena akses jalan terendam air. ”Sulit kemana-mana karena saya jalan kaki, semua akses jalan banjir dan bikin macet, ” keluh mahasiswa asal Jombang tersebut.

Danil Junaedi, mahasiswa asal Tangerang  juga mengeluhkan dan merasa terganggu akibat banjir. Banyak pengendara yang melambatkan lajunya sehingga  akses menuju FISIB menjadi lebih lama, belum lagi pejalan kaki yang terkena imbasnya karena takut sepatu basah dan terkena cipratan air dari pengendara motor.

”Banjir yang terjadi di sekitar  Telang menurut saya cukup mengganggu, akses menuju kampus menjadi agak tersendat karena para pengendara motor melambatkan lajunya. Para pejalan kaki sering kena imbas, misalnya sulit berjalan karena takut sepatu basah ataupun terkena siraman dari para pengendara,” paparnya.

Danil berharap semoga pihak kampus dan Pemerintah Daerah  dapat bekerja sama guna menyelesaikan permasalahan banjir tersebut. ”Harapan saya semoga masalah ini cepat terselesaikan, adanya tanggung jawab kampus dan Pemda setempat untuk saling berkoordinasi demi kenyamanan seluruh civitas UTM i dan sekitar,” pungkasnya. (kur/mat/uy/wuk)