WKUTM — Debat Kandidat Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang mengusung subtema aksesibilitas kampus serta transparansi dan akuntabilitas Organisasi Mahasiswa (Ormawa) telah digelar di Gedung Pertemuan RP. Mohammad Noer, Selasa (24/12).
Acara debat dibagi menjadi dua sesi, yaitu penyampaian visi dan misi pada sesi pertama serta debat antar pasangan Capresma dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa (Cawapresma) pada sesi kedua.
Pada sesi kedua, debat dimulai dengan subtema pertama terkait aksesibilitas kampus, khususnya akses masyarakat terhadap informasi UTM. Pertanyaan disampaikan langsung oleh Surokim, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni.
”Aksesibilitas seperti apa yang akan digunakan agar selaras dengan policy strategy yang dimiliki oleh UTM untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap UTM,” tanya Surokim kepada Capresma nomor urut 01.
Moh. Fauzi, selaku Capresma dengan nomor urut 01 menjawab pertanyaan yang telah disampaikan bahwasanya jika melihat dari perkembangan zaman yang sudah memasuki era digitalisasi, masyarakat tentunya tidak perlu lagi datang langsung ke UTM hanya untuk bertanya dan memperoleh informasi.
Menurutnya, hal ini juga telah diterapkan oleh UTM, dengan tersedianya informasi di laman UTM yang sudah lengkap dan menjadi bukti bahwa UTM telah memberikan kemudahan akses informasi kepada masyarakat.
”Tentunya ketika nanti saya menjadi bagian dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM), saya akan mempelopori dan memperpanjang kemudahan informasi di UTM,” rencananya.
Fauzi menambahkan, rencana tersebut ia lakukan lantaran melihat banyaknya calon mahasiswa baru atau masyarakat dari luar yang bertanya informasi seputar pendaftaran dan perkuliahan di UTM. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, akan memudahkan akses masyarakat dalam mengetahui informasi apa saja yang ada di UTM.
”Kita seharusnya bisa memanfaatkan teknologi yang ada, baik itu melalui TikTok maupun Instagram,” sambung mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen tersebut.
Debat dilanjutkan dengan subtema kedua, yakni transparansi dan akuntabilitas organisasi kampus. Pertanyaan untuk subtema ini disampaikan oleh Ansori, pembina Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) KM.
”Apa strategi yang akan dilakukan oleh calon nomor urut 02 untuk memastikan adanya transparansi dan akuntabilitas Ormawa, khususnya yang berada di naungan Presiden Mahasiswa,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan, Moh. Fikri Rahman, Capresma dengan nomor urut 02, menegaskan bahwa transparansi merupakan hal penting. Ia menyebutkan bahwa setiap Ormawa memiliki tanggung jawab melaporkan pengeluaran dan kebutuhan mereka. Hal ini menjadi tugas BEM KM untuk memastikan transparansi tersebut.
”Lagi-lagi kami tawarkan konsep harmoni eksekutif. Caranya, setiap bulan BEM KM akan mengadakan forum rutin yang melibatkan lembaga eksekutif, legislatif, dan Ormawa,” tuturnya.
Menurutnya, forum ini tidak hanya menjadi wadah untuk memantau transparansi dan akuntabilitas, tetapi juga untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
”Ketika nantinya tidak ditemukan transparansi yang jelas, maka kami sebagai badan eksekutif berhak memberikan sanksi dengan persetujuan lembaga legislatif,” tutupnya. (stv/ai)