WKUTM – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah merilis lini masa (timeline) Pemilihan Umum Raya (Pemira), Minggu (15/12). Adapun lini masa tersebut menuai keluhan lantaran penyelenggaraan pemungutan suara secara luring pada 27 Desember, setelah Ujian Akhir Semester (UAS).
Yusuf Bayu Dhanuar Rhisky, mahasiswa Program Studi (Prodi) Agrisbinis, mengapresiasi keputusan pemungutan suara secara luring untuk Pemira tahun ini. Meski begitu, ia menilai pemungutan pada 27 Desember kurang efektif.
”Mungkin pas sih kalau 27 itu kita masih selesai UAS langsung, tapi itu selesainya jarak satu minggu, otomatis sudah banyak yang pulang,” ujarnya (17/12).
Yusuf menambahkan, jika memang dilaksanakan setelah UAS, lebih baik menggunakan metode pemungutan suara secara daring.
”Kalau dilaksanakan di tanggal tersebut pakai metode daring lah, jangan luring. Terus kemudian sosialisasinya lebih mendasar lagi di tingkat Prodi sama fakultas,” tuturnya via WhatsApp.
Senada dengan Yusuf, Muhammad Ali Fikri, mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan mengungkapkan kekhawatirannya atas partisipasi mahasiswa nanti saat masa pemungutan suara, lantaran dilaksanakan setelah UAS.
”Bagiku kasihan yang rumahnya jauh, yang sudah pesan tiket tapi tidak bisa nyoblos,” ungkapnya (17/12).
Ia berpendapat, sebaiknya pemungutan suara dilaksanakan sebelum UAS sehingga bisa dihadiri berbagai mahasiswa.
”Jadi untuk masalah netral dan transparansi bisa dijaga, kalau begini bisa banyak penipuannya,” ucapnya.
Adapun Ach. Saifullah, Ketua KPUM-KM, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan percepatan lini masa, terutama pemungutan suara untuk Pemira tahun ini lantaran dilaksanakan dengan metode luring.
”Kami mengefisiensi waktu dengan percepatan meskipun dari pelantikan kemarin jalannya dua minggu atau tiga minggu,” ungkapnya (17/12).
Mengenai antisipasi minimnya partisipasi mahasiswa karena dilaksanakan setelah UAS. Ia mengaku telah menempuh berbagai cara, seperti meminta Wakil Dekan (Wadek) III setiap fakultas dan Rektor untuk mengajak mahasiswa agar antusias dengan Pemira tahun ini, serta melobi dekanium agar menggeser pemberangkatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
”Kalau teman-teman antusias, paham sama Pemira ini, teman-teman tidak akan pulang. Karena teman-teman adalah penentu pemimpin yang akan datang,” ujarnya.
Saifullah berharap dapat menyukseskan Pemira tahun ini, karena merupakan momen penentuan pemimpin di masa mendatang.
”Teman-teman tidak jauh dari kita harapannya, kita kan juga netral, netralitas kita dipertaruhkan, kita disumpah, kita ingin menjalankan pesta demokrasi,” pungkasnya.
Imam Syafii, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) KM, ketika dimintai keterangan melalui WhatsApp soal rekrutmen anggota KPUM yang dilaksanakan mendekati UAS, Kamis (5/12) dua minggu lalu, belum memberikan respons hingga berita ini terbit, Kamis (19/12). (FRD/SHA)