WKUTM – Menanggapi Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), yang menerbitkan Keputusan Bersama Nomor 01/KB/2022, Nomor 408 Tahun 2022, Nomor HK.01.08/MENKES/1140/2022, Nomor 420-1026 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) akan melakukan perkuliahan secara Luar Jaringan (Luring). Hal tersebut disampaikan melalui Surat Keputusan (SK) Rektor No. 22/UN46/HK.01/2022, yang mengatur tentang pelaksanaan perkuliahan secara Luring. Adapun dalam SK tersebut, perkuliahan Luring diberlakukan untuk seluruh mahasiswa UTM pada semester Gasal tahun 2022/2023.
Supriyanto, selaku Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI), menuturkan bahwa pihak rektorat telah melakukan rapat koordinasi perihal pelaksanaan perkuliahan Luring pada semester ini. Dirinya berpendapat perihal opsi hybrid nantinya sudah tidak ada lagi dikarenakan biaya yang akan dikeluarkan akan lebih besar, seperti Wireless Fidelity (Wi-Fi) dan peralatannya yang harus bagus.
”Kemarin sudah melakukan rapat dengan Wakil Rektor (Warek) I, nantinya akan melakukan perkuliahan Luring secara menyeluruh. Tidak ada opsi hybrid karena biaya yang dikeluarkan lebih mahal,” tutur Supriyanto ketika ditemui di ruangannya. (09/08)
Pria asal Nganjuk tersebut mengungkapkan, berdasarkan Peraturan Rektor UTM No. 22/UN46/HK.01/2022, tertulis bahwa UTM akan melaksanakan perkuliahan secara Luring dengan tetap memenuhi protokol kesehatan. Standar pelaksanaan protokol kesehatan yang berlaku yaitu mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer, memakai masker dan apabila terdapat civitas academica yang sedang tidak baik-baik saja tidak diperbolehkan melakukan kegiatan di kampus.
”Perihal informasi lebih jelasnya bisa dibaca di SK rektor,” ungkapnya.
Kurniyati Indahsari, selaku ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP3MP), menuturkan bahwa perkuliahan Luring akan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Pihaknya menambahkan bahwa keputusan tersebut sesuai dengan SKB empat menteri. Jika nantinya terdapat civitas academica yang mengalami gejala atau terkonfirmasi Covid-19, maka perkuliahan tatap muka akan diganti dengan pembelajaran jarak jauh.
”Kita mengikuti aturan sesuai dengan diskresi SKB empat menteri. Ikuti saja ketentuannya tetapi yang jelas luring dahulu,” tutur perempuan yang kerap disapa Iin saat ditemui di ruangannya (09/08).
Lebih lanjut, ketua LP3MP tersebut mengungkapkan ihwal persyaratan yang harus dilakukan mahasiswa sudah tidak lagi seperti semester sebelumnya. Mahasiswa tidak diharuskan untuk memiliki Surat vaksinasi guna melaksanakan perkuliahan Luring. Pihaknya juga menambahkan untuk pelaksanaan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) akan disesuaikan dengan peraturan yang tertera dalam kampus yang akan dituju.
”Kalau PMM mengikuti aturan yang ada, kalau dia harus ke sana ya ke sana saja. Asal universitas penampung bersedia menerima, maka tidak masalah,” imbuhnya
Sementara itu, tanggapan dari mahasiswa terkait hal ini, Eka Suci Istiarini, dari Program Studi (Prodi) Ekonomi Syariah berpendapat hal tersebut, membuatnya perlu beradaptasi dengan perkuliahan Luring terkait perkuliahan Luring semester gasal ini. Menurutnya, karena pada semester kemarin dirinya telah mengikuti perkuliahan secara Dalam Jaringan (Daring), sehingga perlu penyesuaian diri untuk menghadapi perkuliahan Luring.
”Saya ingin offline, tetapi kemarin ikut Daring jadi sudah merasa nyaman. Sehingga masih perlu adaptasi”, tanggapnya (09/08).
Berbeda dengan Eka, mahasiswa dari Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD), Nurlaili Marzuqoh menanggapi positif. Dirinya berpendapat bahwa sudah saatnya UTM menerapkan perkuliahan Luring. Selain itu, menurutnya perkuliahan Daring tidak efektif, lantaran ilmu yang tersampaikan oleh dosen tidak terserap dengan baik.
”Saya sendiri menginginkan perkuliahan Luring. Terlebih juga sudah banyak universitas yang menerapkan Luring,” ungkapnya. (09/08).
Adapun ihwal harapan, Supriyanto, mengungkapkan semoga nantinya permasalahan tentang Covid-19 sudah tidak ada lagi. Pihaknya akan merasa repot jika akan muncul kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan akan mengubah lagi konsepnya.
”Kalau Luring semoga tidak ada permasalahan Covid-19, agar tidak ruwet lagi untuk mengubah peraturan yang ada,” harapnya. (SHA/CIM)