WKUTM - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berencana membuka kursus Bahasa Inggris bagi mahasiswa UTM maupun peserta dari luar kampus. Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi persiapan menghadapi Test of English as a Foreign Language (TOEFL). Rencananya, kelas akan dilaksanakan di Gedung Cakra lantai 5.
Misnadin selaku Kepala UPT Bahasa menyampaikan bahwa kursus ini akan berbayar dan terbuka untuk umum. Ia menuturkan, pembukaan kursus berbayar dilakukan agar peserta lebih berkomitmen dalam mengikuti kelas.
”Kita akan membuka kursus, tapi berbayar. Karena biasanya kalau gratis, mahasiswa ini hanya mendaftar tapi tidak datang,” tuturnya kepada Lembaga Pers Mahasiswa Spirit Mahasiswa (27/5).
Terkait pelaksanaannya, Misnadin belum dapat memastikan waktu pasti dimulainya. Namun, ia menegaskan bahwa program tersebut akan dibuka tahun ini. Untuk tahap awal, program akan dimulai dengan TOEFL Preparation.
Adapun pihaknya menjelaskan TOEFL Preparation merupakan program pelatihan yang dirancang untuk membantu peserta mempersiapkan diri serta meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dalam menghadapi ujian TOEFL.
”Insyaallah tahun ini, setelah tahun ajaran baru. Mungkin akan kita mulai dengan TOEFL Preparation dulu,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya.
Lebih lanjut, Misnadin mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama saat ini terletak pada tenaga pengajar. Jika menggunakan dosen dari Program Studi Sastra Inggris (Sasing), nantinya tidak akan dibayar untuk jasa pengajarannya, sementara para dosen tersebut juga memiliki tanggung jawab akademik yang padat. Oleh karena itu, mempertimbangkan untuk merekrut instruktur dari luar kampus.
”Pengajarnya itu yang masih jadi masalah. Kalau ambil dari Sasing, tidak bisa dibayar jasanya dan mereka juga sudah banyak tugas. Makanya kami ingin instruktur kursusnya dari luar saja. Namun, untuk teknis lebih lanjut, perlu kami bahas lagi dengan pihak universitas,” imbuhnya.
Menanggapi rencana tersebut, Alfita Dwi Safitri, mahasiswa Prodi Ilmu Hukum, menyarankan agar UPT Bahasa menyediakan Bimbingan Belajar (Bimbel) khusus sebagai pendamping sebelum pelaksanaan tes TOEFL.
"Jadi dikasih pelatihan bimbel khusus sebelum TOEFL. Karena kasian yang sudah 5-10 kali tes TOEFL namun tidak lolos-lolos. Karena kita akui kalau TOEFL memang sulit," ujar mahasiswa asal Bondowoso tersebut.
Senada dengan Alfita, Abdullah Badarudin Ridwan, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, turut menyambut baik rencana TOEFL Preparation di UTM. Menurutnya, program ini dapat menjadi solusi bagi mahasiswa yang masih mengalami kesulitan dalam berbahasa Inggris.
”Setuju, karena itu cukup membantu bagi teman-teman yang sekiranya ada kendala dalam belajar Bahasa Inggris,” tulisnya melalui WhatsApp (29/5). (sha/wn)