Sejumlah pekerja, sedang membangun pondasi gedung klinik kesehatan, Rabu (25/9). (NRA/LPM-SM)
WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mulai membangun klinik layanan kesehatan. Gedung yang akan dibangun tiga lantai tersebut menelan anggaran sebesar Rp9.900.000.000.
Adapun fasilitas kesehatan itu tidak hanya melayani civitas academica, tetapi juga masyarakat umum. Rencana proyek tersebut rampung pada 31 Desember dan kemungkinan beroperasi pada 2025.
Amrin Rozali, selaku Analis Pengadaan, menjelaskan jika pembangunan klinik tersebut untuk memenuhi pelayanan kesehatan di mahasiswa maupun masyarakat umum. Selain itu untuk menunjang fakultas kedokteran.
”Memang untuk kebutuhan fasilitas kesehatan mahasiswa, dan masyarakat umum,” ujarnya saat di temui di ruangannya (25/9).
Ia melanjutkan pembangunan gedung dimulai pada 12 September hingga 31 Desember 2024 nanti. Namun pihaknya belum dapat memastikan kapan mulai beroperasinya fasilitas kesehatan tersebut.
”Kemungkinan 2025, karena juga harus mempersiapkan peralatannya juga,” ujarnya.
Zaini, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), menuturkan kalau klinik layanan kesehatan akan menjadi pelengkap Fakultas Kedokteran nanti. Selain itu, lokasi yang dekat dengan jalan raya berfungsi agar mudah diakses masyarakat luar.
”Agar aksesnya mudah, karena kalau masuk ke dalam, orang umum juga ikut masuk. Jadi kliniknya di depan supaya orang umum dan aktivitas akademika tidak campur,” terang laki-laki asal Sidoarjo tersebut (27/9).
Adapun anggaran untuk pengadaan alat penunjang klinik layanan kesehatan masih belum tersedia. Di sisi lain penggunaan klinik lama yang berada di samping gerbang keluar baru masih akan tetap beroperasi meski ada klinik baru.
”Klinik lama akan tetap berjalan,” ujarnya.
Saat didatangi ke area proyek pada (25/9) lalu, Jumhari selaku tim teknis pembangunan dari CV Sinar Karya Perdana mengatakan jika proyek sudah dalam tahap pembangunan pondasi. Agar memenuhi target, pengerjaan dilakukan setiap hari dengan 32 orang pekerja.
”Pengerjaan dilakukan setiap hari agar tercapai target,” ungkap pria asal Tanah Merah tersebut.
Ia mengaku anggaran untuk membangun proyek tersebut kurang lebih Rp6 miliar. Yang sebelumnya telah melewati sistem tender.
”Zaman sekarang harus lewat tender atau penunjukan langsung, tidak dapat lagi tawar menawar, nanti dapat di korupsi,” ungkapnya. (Nra/Uya)