Mahasiswa Berdesakan Saat Mendaftar TOEFL, UPT Bahasa: Admin Pelayanan Hanya Satu

Mahasiswa Berdesakan Saat Mendaftar TOEFL, UPT Bahasa: Admin Pelayanan Hanya Satu

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 26 Februari 2024

WKUTM - Mendekati pelaksanaan wisuda yang akan diadakan pada bulan April, sejumlah mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memadati loket pendaftaran Test Of English as a Foreign Language (TOEFL) yang bertempat di Gedung Cakra lantai lima. Jumlah pendaftar dan loket pendaftaran yang tidak sebanding, mengakibatkan kerumunan pendaftar berebut nomor antrean hingga menimbulkan korban.

Berdasarkan keterangan salah satu korban, Dewi Ardila Astalisa, kejadian bermula ketika dirinya duduk di area bawah loket pendaftaran, Rabu (21/2). Ketika sedang mengobrol, Dewi tidak menyadari loket pendaftaran telah dibuka. Melihat petugas membagikan nomor antrean, kerumunan mahasiswa kemudian berlarian ke loket pendaftaran.

”Alhasil yang di bawah loket terinjak, langsung serasa gelap, sesak napas, ada yang menjerit dan ada yang menangis. Tapi ya tidak peduli karena sibuk mendapatkan nomor antrean,” tulis mahasiswi Manajemen Sumberdaya Perairan tersebut ketika ditanya melalui WhatsApp (25/2).

Lebih lanjut, Dewi memperkirakan terdapat 15 hingga 20 mahasiswi menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Meski tidak mengakibatkan luka, korban mengalami sesak napas akibat tertindih mahasiswa lain.

”Tidak menghitung jumlah korbannya, perkiraan 15 kalau enggak 20 yang ketindihan,” jelas Dewi.

Menanggapi peristiwa tersebut, Misnadin selaku kepala Unit Layanan Terpadu (UPT) Bahasa, menuturkan panjangnya antrean pendaftaran TOEFL dikarenakan hanya terdapat satu admin pelayanan UPT Bahasa yang bertugas. Hal itu diakibatkan pengurangan dua admin, satu di antaranya pensiun, dan lainnya ditarik pihak universitas. Meski telah mengajukan usulan perekrutan admin baru, pihak universitas belum memberikan pengganti.

”Admin pelayanan cuma satu sejak Mei 2023. Ada admin yang pensiun, sebulan sebelum pensiun sudah saya ajukan admin baru. Tapi belum diberi, kemudian ada admin yang ditarik universitas tanpa diganti, itu yang menyebabkan antrean pada loket pendaftaran,” tuturnya (26/2).

Selain itu Misnadin juga menambahkan bahwa pasca kejadian tersebut, pendaftaran TOEFL tidak lagi menggunakan nomor antrean. Tidak ada lagi pembatasan agar mahasiswa yang mengantre dapat langsung mendaftar dan akan dilayani dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Karena kala itu mahasiswa berebut nomor antrean yang dibatasi setiap harinya. Bahkan terdapat mahasiswa mengambil dua hingga sepuluh nomor antrean, kemudian ditinggalkan untuk melanjutkan perkuliahan. Sehingga mahasiswa yang akan mendaftar tidak kebagian. 

”Setelah kejadian itu tidak pakai nomor antrean, tidak dibatasi biar mahasiswa yang antre dan langsung mendaftar TOEFL, selama pukul 08.00 sampai 15.00 akan dilayani,” jelasnya di ruang kepala UPT bahasa (26/2).

Terkait kejadian tersebut Dewi berharap agar pendaftaran TOEFL dapat diakes secara daring. Agar kejadian mahasiswa berebut nomor antrean hingga berdesakan tidak terulang kembali.

”Menurutku harusnya untuk pendaftaran bisa dilakukan secara online tapi untuk ujiannya tetep offline." harap Dewi.

Menanggapi harapan dari mahasiswa perihal pendaftaran TOEFL secara daring, Misnadin menuturkan UPT Bahasa masih menggunakan sistem manual dikarenakan terdapat kendala pada sistem yang belum terintegrasi dengan universitas. Meskipun Begitu, pihaknya sepakat jika pendaftaran secara daring melalui laman pusat bahasa memudahkan petugas.

”Untuk saat ini sistemnya masih dibangun untuk daring, menunggu sistem terintegrasi, baik sistem verifikasi dan keuangan,” pungkasnya. (KHA/GIE)