Kelanjutan Proyek Pembangunan Masjid UTM

Kelanjutan Proyek Pembangunan Masjid UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 10 Juni 2022



WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali melanjutkan proyek pembangunan masjid pada akhir bulan Mei lalu, setelah sebelumnya sempat berhenti beberapa bulan pada tahun 2021. Terhitung sejak awal pembangunan masjid, proyek tersebut telah melalui dua tahap, yakni tahun 2019 dan 2021, sedangkan tahun 2022 ini, berada pada tahap ketiga sebagai tahap penyelesaian. Adapun dana yang digelontorkan untuk pembangunan tahap ketiga sebesar Rp9.353.371.000,00 dan diperkirakan pembangunannya rampung pada bulan November.

Hal ini senada dengan informasi yang diberikan Agus Bambang Nugraha, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang bertangung jawab atas pembangunan masjid, bahwa target penyelesaian masjid adalah bulan November. Dirinya menjelaskan, pada tahap penyelesaian ini dana yang digunakan sebesar Rp9.353.371.000,00 dan berasal dari Dana Isian Pelaksanaan Acara (DIPA), sedangkan untuk jumlah keseluruhan dana yang telah digunakan sejauh ini kurang lebih 13 miliar rupiah.  

”Target kita akan selesai pada bulan November. Dananya itu berasal dari DIPA. Kita sudah menghabiskan kurang lebih 13 miliar untuk keseluruhan. Dana yang dianggarkan untuk pembangunan masjid tahun ini adalah sembilan miliar,” tuturnya (09/06).

Lebih lanjut, Agus menuturkan anggaran pembangunan masjid ini telah keluar secara keseluruhan. DIPA akan keluar jika dana pembangunan sudah dianggarkan dan tidak terdapat pengangsuran dalam pengeluarannya. Selain itu, Agus mengungkapkan syarat pembangunan proyek harus ada dananya terlebih dahulu.  

”Kalau dana sudah dianggarkan ke DIPA pastinya sudah keluar semua. Karena syarat dalam pembangunan proyek itu duitnya,” ungkap Pria asal Bangkalan tersebut.

Ihwal desain bangunan kubah masjid, Agus menjelaskan bentuknya akan dibuat seperti kubah masjid di Madinah. Dalam hal ini perkembangan pembangunan sudah mencapai 60 persen dan saat ini merupakan tahap ketiga yakni tahap penyelesaian.

”Sekarang sudah menuju tahap finishing. Strukturnya sudah nampak dan sudah berdiri. Kubahnya  dibentuk seperti di Madinah. Untuk progresnya kami hargai 60 persen,” jelas Agus.

Perihal bangunan masjid lama, Agus menjelaskan bahwa nantinya akan digunakan untuk kajian atau kegiatan mahasiswa yang lain. Agar masjid lama masih dapat dialihfungsikan untuk kegiatan yang bermanfaat.

”Untuk masjid lama nantinya bisa digunakan untuk kajian asrama,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Amrin Rozali, selaku Analis Barang Milik Negara (BMN) menjelaskan bahwa properti yang tersedia di dekat bangunan masjid adalah untuk kelanjutan pembangunan masjid. Barang yang tersedia di sana adalah ubin granit, serta gutter untuk saluran air.

”Properti untuk pembangunan masjid ada ubin granit kotak berukuran 60 x 120 cm. Kemudian ada gutter untuk saluran air,” jelas Amrin (08/6).

Pria asal Sumenep tersebut mengungkapkan bahwa target penyelesaian masjid adalah pada bulan November dan untuk sekarang sudah menuju tahap penyelesaian, mulai dari pembangunan interior, lantai dan pintu masuk. Menurutnya, pembangunan ini harus secepatnya diselesaikan agar segera dapat digunakan oleh mahasiswa yang lainnya.

”November tahun ini harus selesai, agar segera dapat digunakan yang lainnya. Untuk sekarang pembangunan sudah ke tahap penyelesaian,” ungkapnya.

Terkait pembangunan masjid baru tersebut, Amrin menuturkan jika dalam pembangunan masjid ini tidak ada penundaan. Pembangunan masjid sudah mengalami tiga tahapan, yakni 2022, 2021, dan 2019. Ditahun 2020 tidak ada pembangunan dikarenakan anggaran tersebut dialihkan ke penanganan Corona virus Disease 2019 (Covid-19).

”Tidak ada penundaan, namun itu semua adalah proses. Ada tiga tahapan, dan kini di tahun 2022 sudah di tahap ke tiga, di penyelesaian,” tutur pria asal Sumenep tersebut.

Adapun tanggapan dari mahasiswa, Bernadus Syuita Kuncoro, mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum mengungkapkan kesetujuannya dengan pembangunan masjid baru tersebut. Hal ini dikarenakan posisinya yang strategis dengan jalan raya sehingga dapat menampung semua jemaah tidak hanya dari UTM saja, namun juga masyarakat yang lainnya.

”Dengan pembangunan masjid tersebut dapat menampung lebih banyak jemaah tidak hanya dari UTM saja, namun semuanya. Terlebih juga lokasinya strategis,” ungkapnya (09/6).

Namun, mahasiswa Prodi Ilmu Hukum tersebut menyayangkan bahwa dalam jangka waktu yang lama pembangunan masjid tidak kunjung selesai dan sempat didiamkan begitu saja. Kemudian tidak ada kejelasan untuk bangunan masjid yang lama. Serta dalam proses pembangunannya memakan anggaran dalam jumlah yang besar.

”Yang saya sayangkan tidak ada kejelasan untuk masjid yang lama akan diapakan. Serta anggaran yang dikeluarkan dalam pembangunan masjid baru cukup besar,” ungkap mahasiswa yang kerap disapa Bernad tersebut.

Mahasiswa asal Magelang tersebut berharap dalam pembangunan masjid baru ini dapat segera terselesaikan dan tidak terbengkalai lagi.

”Semoga masjidnya tidak terbengkalai lagi dan segera terselesaikan,” harapnya.

Harapan lain muncul dari Mawar Eka Berliana, mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan. Dirinya berharap pembangunan masjid ini memerlukan transparansi, dikarenakan dalam proses pembangunannya tidak dalam jangka waktu yang sewajarnya. Dirinya mengungkapkan jika perlu ada mahasiswa yang memiliki visi dan misi yang sama, agar kebenaran mengenai proyek masjid ini terungkap dan transparan.

”Usahakan transparanlah dalam pembangunan masjid ini karena dalam pembangunannya tidak dalam waktu yang sewajarnya,” pungkasnya (09/6). (SHA/AND)