Konsep KTM 2021

Konsep KTM 2021

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 20 Agustus 2021

 

 

 

WKUTM – Pengadaan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2021 sedang ditahap pengerjaan. KTM tersebut rencananya akan dibuat seperti KTM 2020 yang hanya berfungsi sebagai tanda pengenal dan Kartu Perpustakan, tidak three in one seperti KTM 2018 yang juga berfungsi sebagai Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) lantaran dikhawatirkan munculnya permasalahan tertentu.

 

Hal ini disampaikan Supriyanto, selaku kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan Sistem Informasi (BAAKPSI), yang menuturkan bahwa KTM 2021 tidak difungsikan sebagai ATM karena dikhawatirkan akan mendapat banyak kendala. Jika bekerja sama dengan pihak lain dan kartu tersebut hilang, maka proses kepengurusannya akan lama.

 

”Kalau dari pihak kita yang membuat, semisal hilang akan langsung bisa. Kita sebenarnya hanya ingin mempermudah mahasiswa, bukan menyulitkan,” tutur Supriyanto (18/08).

 

Lebih lanjut, Supriyanto mengungkapkan keengganannya perihal pembuatan KTM yang juga berfungsi sebagai ATM, karena dirasa akan merepotkan jika berkaitan dengan uang. Kemungkinan kartu tersebut sudah berada di tangan Mahasiswa Baru (Maba) pada bulan September atau Oktober. Pihaknya menjelaskan bahwa meskipun pembelajaran dilakukan secara Dalam Jaringan (daring) namun, pencetakan KTM tersebut dirasa perlu agar dapat digunakan di perpustakaan. Barcode yang terdapat pada KTM sudah disesuaikan dengan perpustakaan sehingga nantinya mahasiswa tidak memiliki banyak kartu.

 

”Seharusnya untuk perpustakaan tidak perlu ada pendataan lagi sebab sudah ada barcodenya di KTM, jadi sudah saya sesuaikan dengan perpustakaan agar mahasiswa tidak memiliki terlalu banyak kartu, namun untuk yang berkaitan dengan uang, lebih baik jangan, karena agak ribet, kalau hilang repot ngurusnya,” ungkapnya.

 

Untuk mencegah adanya kesalahan pada KTM seperti pada tahun sebelumnya, Supriyanto mengungkapkan akan ada normalisasi atau pembaharuan data karena nantinya data tersebut juga akan digunakan untuk keperluan pembuatan ijazah. Namun jika terdapat kesalahan data, maka akan disediakan link untuk perbaikan data.

 

”Kalau mahasiswa mau memperbaiki, nantinya akan ada link untuk memperbaiki, karena kadang-kadang mahasiswa namanya salah,” ungkap pria asal Nganjuk tersebut.

 

Sementara itu, Supriyadi, selaku staf BAAKPSI UTM mengungkapkan pengadaan KTM untuk mahasiswa 2021 kemungkinan pada akhir November. Sedangkan untuk konsepnya, Supriyadi mengaku belum mengetahui akan seperti apa KTM 2021, antara hanya sebagai tanda pengenal atau juga multi fungsi seperti KTM 2018.

 

”Kemungkinan akan sama seperti tahun 2020, tapi tergantung pimpinan. Kalau pimpinan menghendaki kerja sama tidak masalah bagi saya,” ungkap Supriyadi (17/08).

 

Lebih lanjut, Supriyadi menuturkan jika KTM dibuat multi fungsi untuk sarana dan prasarana seperti absen kelas masih kurang mendukung karena selama ini absen masih dilakukan secara manual, belum ada reader untuk membaca KTM elektronik dan jika untuk portal parkir kemungkinan akan percuma. Sedangkan jika KTM biasa (bukan multi fungsi) meskipun kurang berfungsi namun lebih minim kendala. Adapun untuk fungsi ATM, Supriyadi mengungkapkan masih menunggu keputusan dari pimpinan apakah akan bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) atau tidak.

 

”Mungkin saja multi fungsi kalau kita bekerja sama, namun untuk sarana prasarananya masih kurang mendukung,” ujarnya.

 

Untuk pengisian data, Supriyadi menjelaskan jika tidak akan ada input ulang dan data yang dipakai adalah data ketika Maba melakukan daftar ulang online. Kesalahan pada KTM 2020 seperti kesalahan nama dan foto merupakan kesalahan menginput pada saat pendaftaran, sedangkan untuk KTM yang posisi depan dan belakangnya terbalik merupakan kesalahan pihak BAAKPSI ketika menempatkan posisi kartu saat dicetak.

 

”Kalau masalah salah input, itu bukan salah kita karena sudah memakai sistem untuk pencocokan nama, file foto dan lain-lain,” jelas Supriyadi.

 

Alfi Reyhan Esa Zuhudi, selaku salah satu mahasiswa angkatan 2021, mengungkapkan sejauh ini belum ada informasi terkait pengadaan KTM 2021. Alfi berharap untuk KTM 2021 akan memiliki fungsi ganda yakni selain sebagai tanda pengenal juga sebagai kartu perpustakaan. Sedangkan untuk ATM, dia khawatir akan repot jika semisal kartu tersebut hilang.

 

Lagi pula kartu ATM hanya sedikit berguna, karena sekarang zamannya pakai mobile banking, ungkap Alfi (16/08).

 

Selain Alfi,  Aulia Nur Fadillah, salah satu maba Fakultas Keislaman, berharap nantinya KTM 2021 akan multi fungsi, selain sebagai tanda pengenal, KTM tersebut juga dapat berfungsi sebagai Kartu Perpustakaan dan ATM agar lebih memudahkan mahasiswa. Adapun agar tidak terjadi kesalahan, Dilla berharap agar pihak yang berperan dalam pembuatan KTM lebih fokus dalam memasukkan data.

 

”Saya berharap kartunya multi fungsi, kalau bisa sebagai tanda pengenal, Kartu Perpustakaan, dan ATM, agar tidak perlu ribet membuat mobile banking, “ harap Dilla (17/08).

 

Senada dengan Dilla, Fakhrul Ramadhan, maba angkatan 2021 juga berharap agar KTM tahun ini dapat multi fungsi sehingga memudahkan mahasiswa. Selain itu Fakhrul menduga adanya kesalahan dalam pembuatan KTM disebabkan karena kekurang hati-hatian pihak yang mengisi data.

 

”Biasanya kesalahan seperti itu karena pihak yang mau mengisi kurang hati-hati,” ungkap Fakhrul (19/08).

 

Selain Fakhrul, Amanda Nur Riskiyah salah satu Maba Fakultas Teknik, berharap KTM 2021 ini bisa multi fungsi agar tidak terlalu banyak kartu sehingga membuat kebingungan jika ada yang tertinggal. Selain itu, Amanda juga berharap KTM 2021 segera diterbitkan agar dia tidak kerepotan membuka dokumen untuk melihat Nomer Induk Mahasiswa (NIM).

 

”Semoga saja KTM 2021 ini tidak hanya sebagai pengenal tetapi dapat digunakan untuk apa saja agar berbeda dengan kartu dari sekolah sebelumnya,” harapnya (16/08). (Ang/J2)