KTM 2020 Tuai Keluhan

KTM 2020 Tuai Keluhan

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 24 Mei 2021

 


WKUTM – Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM)  tahun 2020 masih mengalami banyak kesalahan sehingga menuai keluhan dari mahasiswa. Beberapa keluhan tersebut adalah kesalahan dalam penulisan nama, alamat yang tidak lengkap, foto yang tertukar hingga foto yang terbalik pada KTM.

 

Lilik Hindrayani, selaku mahasiswa Program Studi (Prodi) agribisnis UTM  mengaku bahwa foto yang ada pada KTM-nya tidak sesuai. Perihal masalahnya ini, dia belum melaporkan kepada pihak Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAKPSI) lantaran tidak mengetahui mekanismenya.

 

”Fotonya keliru, tidak pakai foto saya,” akunya.

 

Lilik berharap ada pengecekan ulang dan tidak ada masalah kembali pada pencetakan KTM.

 

”Semoga pihak BAAKPSI dapat lebih teliti lagi dan diperiksa ulang agar tidak terjadi kesalahan,” harapnya.

 

Indra Bachtiar, selaku mahasiswa Prodi agribisnis mengaku bahwa alamat rumah yang tertulis dalam KTM-nya tidak lengkap. Padahal dia telah mengisi alamat sesuai dengan ketentuan.

 

”Di bagian alamat, kurang lengkap lebih tepatnya. Dulu saya sudah menulis alamat secara lengkap dan sesuai perintah. Namun saat KTM sudah selesai, alamat yang tercantum hanya nama jalannya saja,” akunya.

 

Achmad Rizky Sa'bani salah satu mahasiswa Prodi sosiologi UTM memaparkan ada kesalahan penulisan nama pada KTM miliknya. Perihal masalah yang dia alami ini, dia mengaku belum melaporkan kepada pihak BAAKPSI lantaran tidak tahu mekanismenya.

 

”Nama saya yang benar itu ‘Ach. Rizky sa'bani’, tapi di KTM ‘Ach. Risky sa'bani’,” paparnya.

 

Supriyadi selaku staf BAAKPSI UTM menjelaskan terkait polemik pembuatan KTM tersebut disebabkan oleh kesalahan memasukkan data ke Sistem Informasi Akademik (SIA). Adapun mengenai alamat KTM mahasiswa yang kurang lengkap, Supriyadi memaparkan bahwa secara otomatis memangkas alamat yang terlalu panjang untuk memberi ruang di KTM.

 

”Kalau yang masalah alamat dipangkas itu karena terlalu panjang, tidak muat. Saya juga memasukkan datanya tidak satu-satu, itu kan datanya sudah dari sistem. Berarti jika ada kesalahan, itu karena kesalahan mahasiswa memasukkan data ke SIA sejak di awal pendaftaran,” jelas laki-laki asal Bangkalan tersebut.

 

Selain itu, Supriyadi menuturkan bahwa sampai saat ini belum ada mahasiswa yang mengadukan terkait masalah kesalahan pada KTM. Namun pihaknya masih menerima perbaikan KTM jikalau disampaikan kepada BAAKPSI.

 

Saat disinggung mengenai rencana KTM multifungsi, Supriyadi mengatakan jika hal tersebut tergantung dari keputusan Rektor dan jajarannya. Dia membandingkan jika UTM telah tertinggal jauh dengan universitas lain terkait hal tersebut.

 

”Itu tergantung keputusan dari pimpinan. Setahu saya, sejauh ini KTM UTM masih seperti itu saja. Kalau di Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan universitas yang lain, fungsinya bukan hanya memiliki fungsi KTM saja,” katanya. (It/Ahr)