![]() |
UPK UTM. Foto: Xin |
WKUTM – Menindak lanjuti wacana
pembelajaran Luar Jaringan (luring) semester gasal sekaligus menanggapi Surat
Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No.3 Tahun 2020 mengenai
Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan Pendidikan, yang menyatakan bahwa seluruh Unit Kesehatan
Sekolah (UKS) ataupun klinik kesehatan di perguruan tinggi diharuskan
mengoptimalkan fasilitas dan peralatannya. Dalam hal
ini, Unit
Pelayanan Kesehatan (UPK) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) akan
berupaya meningkatkan
pelayanan yang diberikan.
Siti Nurfitria,
selaku Kepala UPK, mengaku bahwa dalam penyambutan wacana luring, pihak UPK akan
lebih meningkatkan pelayanan yang diberikan. Salah satunya dengan mengedukasi
civitas akademika untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku melalui
spanduk atau saat kegiatan rapat kerja.
“Berkaitan dengan
wacana luring, kami berusaha untuk meningkatkan pelayanan dari yang sebelumnya.
Selain itu, juga mengedukasi civitas akademika untuk selalu patuh protokol
kesehatan melalui spanduk atau rapat kerja,” ungkapnya.
Nurfitria, menyebutkan bahwa fasilitas
yang terdapat pada UPK berupa ruang periksa, ruang tunggu, alat pemeriksaan
standar dan satu buah ambulan. Sementara, untuk tempat cuci tangan sebelum
masuk gedung UPK sedang dalam keadaan rusak.
Pihaknya
juga mengungkapkan bahwa selama ini UPK hanya mempekerjakan 4 tenaga medis
untuk seluruh mahasiswa UTM, yang berjumlah sekitar 15.000 mahasiswa. Terkait
hal tersebut, Ningwar, selaku Ketua Satuan Tugas Covid-19 (Satgas
COVID-19), mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mengambil tenaga medis
dari luar dengan alasan keberadaan medis dari luar hanya akan menjadikan pihak
UPK tidak memiliki pekerjaan.
”Keberadaan medis
UPK untuk dipekerjakan,” ungkapnya.
Ningwar
menambahkan, bahwa persediaan alat UPK di UTM menjelang wacana luring dinilai
sudah cukup maksimal. Dirinya menyatakan bahwa tidak perlu ada penambahan
peralatan, dikarenakan mahasiswa belum menjalankan metode pembelajaran luring
dan belum datang secara langsung ke UTM.
“Untuk
peralatannya sendiri sudah cukup. Sementara ini penanganan COVID-19 cukup maksimal, karena mahasiswa masih
berkegiatan di rumah,” ujarnya.
Adapun perihal
mahasiswa yang mengeluhkan genjala tertentu saat wacana luring nanti, Ningwar
memaparkan bahwa mahasiswa tersebut akan dibantu melalui proses pemeriksaan
oleh tenaga medis UPK terlebih dahulu. Namun Jika gejala yang ditunjukkan
serupa dengan COVID-19, maka mahasiswa tersebut akan ditindaklanjuti dengan
dirujuk ke rumah sakit.
“Ketika nanti saat
luring ada keluhan dari mahasiswa, lantas tim medis kami akan langsung
memeriksanya. Apabila gejalanya mengarah ke COVID-19, maka kami akan langsung
laporkan,” papar pria tersebut.
Budi Jaya
Sugiarto, selaku Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ),
menjelaskan bahwa dana untuk fasilitas UPK didapatkan dari Rupiah Murni (RM)
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pihaknya juga menambahkan, apabila UPK
ingin menambah peralatan di unit tersebut, maka pihaknya harus membuat rincian
barang dan alat yang diperlukan lalu mengajukannya kepada Biro Umum dan
Keuangan (BUK) selaku induk dari unit tersebut.
“Jadi UPK membuat
rincian apa saja yang dibutuhkan, lalu nantinya diusulkan kepada BUK selaku
induk dari unit kesehatan tersebut,” jelasnya.
Motode hingga
Fasilitas Pembelajaran Menyambut Wacana Luring
Slamet Subari, selaku Dekan Pertanian, mengungkapkan bahwa saat ini
masih belum terdapat rencana tindak lanjut terkait wacana luring dan metode
pembelajaran yang akan diterapkan oleh pihak universitas. Namun berkaitan
dengan ini, Slamet mengungkapkan jika pihak fakultas pertanian sudah memiliki
gambaran jika nanti akan dilakukan
luring yakni dengan rolling tiap 3 bulan sekali.
”Meskipun dari
pihak universitas belum mengintruksikan terkait metode luring tetapi fakultas
sudah memiliki gambaran, yakni saat dosen mengajar luring beliau juga masuk meet
untuk mahasiswa yang daring dirumah,” ucap pria asal Bangkalan tersebut.
Adapun perihal
fasilitas pembelajaran, Slamet mengungkapkan bahwa fasilitas pembelajaran
fakultas pertanian masih kurang jika
benar nantinya akan diadakan luring. Dia menuturkan hanya ada beberapa ruang
kelas yang menyediakan Liquid Crystal Display (LCD) dan proyektor
sisanya masih nihil.
”Kalau terkait
kesiapan luring fakultas pertanian 100% sudah siap, hanya saja terkendala
dimasalah fasilitas karena masih harus menyediakan lebih banyak lagi untuk
mencapai batas cukup dan terpenuhi,” tuturnya.
Berlainan dengan
Slamet Subari,
Sulaiman, selaku Dekan Ilmu fakultas pendidikan, mengungkapkan bahwa meskipun
dia belum ada gambaran metode pembelajaran namun untuk fasilitasnya sendiri
fakultas ini sudah cukup mumpuni karena tiap kelas menyediakan LCD dan
Proyektor untuk penunjang proses pembelajaran.
”Untuk fasilitas
pembelajaran difakultas ini sudah terpenuhi, seperti LCD dan Proyektor karena
ditiap kelas sudah tersedia, kalau seumpama ada yang rusak kami masih memiliki
cadaangan, jadi tidak menjadikan permasalahan,” tuturnya.
Agung Izzul Haq,
selaku mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu budaya, mengungkapkan bahwa pihaknya menyetujui terkait wacana
luring, selain mempermudah interaksi dengan dosen, pihaknya beranggapan bahwa dengan
luring mahasiswa mampu menyerap materi yang disampaikan dan terfokus dalam mata
kuliah.
”Kalau saya ya pingin segera
luring, soalnya banyak materi perkuliahan yang dirasa susah untuk bisa
dipahami,” tuturnya.
Mahasiswa asal
Gresik ini berharap agar fasilitas pembelajaran dapat disipakan dengan
baik sehingga menunjang proses pembalajaran selama luring nanti.
Senada dengan
Agung Izzul Haq, Havida selaku mahasiswa fakultas keislaman, juga sangat mendukung wacana
pembelajaran luring, lantaran dalam perkuliahan daring banyak materi yang tidak
tersampaikan secara maksimal. Dia merasa presentase keaktifan mahasiswa saat
Dalam Jaringan (Daring) juga menurun
jika dibandingkan saat kuliah luring.
“Semoga luringnya ini cepat dikabulkan biar tidak hanya wacana saja, kan jadi banyak mahasiswa yang prestasinya menurun karena ini, dulunya aktif di kelas sekarang lebih sering menyimak saja,” harap perembuan asal Gresik tersebut. (Cnd/We/Cha)