UPK UTM Tingkatkan Pelayanan Sambut Wacana Luring 2021

UPK UTM Tingkatkan Pelayanan Sambut Wacana Luring 2021

LPM Spirit - Mahasiswa
Selasa, 27 April 2021

 

UPK UTM. Foto: Xin

WKUTM – Menindak lanjuti wacana pembelajaran Luar Jaringan (luring) semester gasal sekaligus menanggapi Surat Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No.3 Tahun 2020 mengenai Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan Pendidikan,  yang menyatakan bahwa seluruh Unit Kesehatan Sekolah (UKS) ataupun klinik kesehatan di perguruan tinggi diharuskan mengoptimalkan fasilitas dan peralatannya. Dalam hal ini, Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) akan berupaya meningkatkan pelayanan yang diberikan.

 

Siti Nurfitria, selaku Kepala UPK, mengaku bahwa dalam penyambutan wacana luring, pihak UPK akan lebih meningkatkan pelayanan yang diberikan. Salah satunya dengan mengedukasi civitas akademika untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku melalui spanduk atau saat kegiatan rapat kerja.

 

“Berkaitan dengan wacana luring, kami berusaha untuk meningkatkan pelayanan dari yang sebelumnya. Selain itu, juga mengedukasi civitas akademika untuk selalu patuh protokol kesehatan melalui spanduk atau rapat kerja,” ungkapnya.

 

Nurfitria, menyebutkan bahwa fasilitas yang terdapat pada UPK berupa ruang periksa, ruang tunggu, alat pemeriksaan standar dan satu buah ambulan. Sementara, untuk tempat cuci tangan sebelum masuk gedung UPK sedang dalam keadaan rusak.

 

Pihaknya juga mengungkapkan bahwa selama ini UPK hanya mempekerjakan 4 tenaga medis untuk seluruh mahasiswa UTM, yang berjumlah sekitar 15.000 mahasiswa. Terkait hal  tersebut, Ningwar,  selaku Ketua Satuan Tugas Covid-19 (Satgas COVID-19), mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mengambil tenaga medis dari luar dengan alasan keberadaan medis dari luar hanya akan menjadikan pihak UPK tidak memiliki pekerjaan.

 

”Keberadaan medis UPK untuk dipekerjakan,” ungkapnya.

 

Ningwar menambahkan, bahwa persediaan alat UPK di UTM menjelang wacana luring dinilai sudah cukup maksimal. Dirinya menyatakan bahwa tidak perlu ada penambahan peralatan, dikarenakan mahasiswa belum menjalankan metode pembelajaran luring dan belum datang secara langsung ke UTM.

 

“Untuk peralatannya sendiri sudah cukup. Sementara ini penanganan COVID-19  cukup maksimal, karena mahasiswa masih berkegiatan di rumah,” ujarnya.

 

Adapun perihal mahasiswa yang mengeluhkan genjala tertentu saat wacana luring nanti, Ningwar memaparkan bahwa mahasiswa tersebut akan dibantu melalui proses pemeriksaan oleh tenaga medis UPK terlebih dahulu. Namun Jika gejala yang ditunjukkan serupa dengan COVID-19, maka mahasiswa tersebut akan ditindaklanjuti dengan dirujuk ke rumah sakit.

 

“Ketika nanti saat luring ada keluhan dari mahasiswa, lantas tim medis kami akan langsung memeriksanya. Apabila gejalanya mengarah ke COVID-19, maka kami akan langsung laporkan,” papar pria tersebut.

 

Budi Jaya Sugiarto, selaku Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ), menjelaskan bahwa dana untuk fasilitas UPK didapatkan dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pihaknya juga menambahkan, apabila UPK ingin menambah peralatan di unit tersebut, maka pihaknya harus membuat rincian barang dan alat yang diperlukan lalu mengajukannya kepada Biro Umum dan Keuangan (BUK) selaku induk dari unit tersebut.

 

“Jadi UPK membuat rincian apa saja yang dibutuhkan, lalu nantinya diusulkan kepada BUK selaku induk dari unit kesehatan tersebut,” jelasnya.

 

Motode hingga Fasilitas Pembelajaran Menyambut Wacana Luring


Slamet Subari, selaku Dekan Pertanian, mengungkapkan bahwa saat ini masih belum terdapat rencana tindak lanjut terkait wacana luring dan metode pembelajaran yang akan diterapkan oleh pihak universitas. Namun berkaitan dengan ini, Slamet mengungkapkan jika pihak fakultas pertanian sudah memiliki gambaran  jika nanti akan dilakukan luring yakni dengan rolling tiap 3 bulan sekali.

 

”Meskipun dari pihak universitas belum mengintruksikan terkait metode luring tetapi fakultas sudah memiliki gambaran, yakni saat dosen mengajar luring beliau juga masuk meet untuk mahasiswa yang daring dirumah,” ucap pria asal Bangkalan tersebut.

 

Adapun perihal fasilitas pembelajaran, Slamet mengungkapkan bahwa fasilitas pembelajaran fakultas pertanian masih kurang  jika benar nantinya akan diadakan luring. Dia menuturkan hanya ada beberapa ruang kelas yang menyediakan Liquid Crystal Display (LCD) dan proyektor sisanya masih nihil.

 

”Kalau terkait kesiapan luring fakultas pertanian 100% sudah siap, hanya saja terkendala dimasalah fasilitas karena masih harus menyediakan lebih banyak lagi untuk mencapai batas cukup dan terpenuhi,” tuturnya.

 

Berlainan dengan Slamet Subari, Sulaiman, selaku Dekan Ilmu fakultas pendidikan, mengungkapkan bahwa meskipun dia belum ada gambaran metode pembelajaran namun untuk fasilitasnya sendiri fakultas ini sudah cukup mumpuni karena tiap kelas menyediakan LCD dan Proyektor untuk penunjang proses pembelajaran.

 

”Untuk fasilitas pembelajaran difakultas ini sudah terpenuhi, seperti LCD dan Proyektor karena ditiap kelas sudah tersedia, kalau seumpama ada yang rusak kami masih memiliki cadaangan, jadi tidak menjadikan permasalahan,” tuturnya.

 

Agung Izzul Haq, selaku mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu budaya, mengungkapkan bahwa pihaknya menyetujui terkait wacana luring, selain mempermudah interaksi dengan dosen, pihaknya beranggapan bahwa dengan luring mahasiswa mampu menyerap materi yang disampaikan dan terfokus dalam mata kuliah.

 

Kalau saya ya pingin segera luring, soalnya banyak materi perkuliahan yang dirasa susah untuk bisa dipahami,” tuturnya.

 

Mahasiswa asal Gresik ini berharap agar fasilitas pembelajaran dapat disipakan dengan baik sehingga menunjang proses pembalajaran selama luring nanti.

 

Senada dengan Agung Izzul Haq, Havida selaku mahasiswa fakultas keislaman, juga sangat mendukung wacana pembelajaran luring, lantaran dalam perkuliahan daring banyak materi yang tidak tersampaikan secara maksimal. Dia merasa presentase keaktifan mahasiswa saat Dalam Jaringan (Daring)  juga menurun jika dibandingkan saat kuliah luring.

 

Semoga luringnya ini cepat dikabulkan biar tidak hanya wacana saja, kan jadi banyak mahasiswa yang prestasinya menurun karena ini, dulunya aktif di kelas sekarang lebih sering menyimak saja,” harap perembuan asal Gresik tersebut. (Cnd/We/Cha)