Terkendala Anggaran, Gedung Data Center Belum Beroperasi

Terkendala Anggaran, Gedung Data Center Belum Beroperasi

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 16 April 2021

 

Gedung Data Center UTM. Foto: Ol

WKUTM - Gedung data center Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang semula ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2020, masih belum dapat digunakan hingga 2021 lantaran, belum ada anggaran untuk pengadaan peralatan. Firmansyah Aditya selaku kepala Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK), mengungkapkan jika gedung data center masih belum mempunyai peralatan sama sekali hingga berita ini ditulis.

 

Anggaran belum ada, masih dalam proses. Banyak alat yang diperlukan seperti containment, server, storage, meubelair dan macam-macam, dan belum ada yang dibeli sama sekali,” ungkapnya.

 

Firmansyah, menambahkan bahwa pihaknya tidak mengetahui tentang penganggaran dana untuk alat di gedung data center dan belum mengetahui jumlah dana secara pasti dan hanya mengungkapkan bahwa dana yang diperlukan terbilang besar.

 

”Saya tidak tahu, bukan kewenangan saya,” ungkapnya.

 

Namun, Ningwar selaku kepala Biro Umum dan Keuangan (BUK), juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui dengan pasti terkait jumlah anggaran dana yang dibutuhkan untuk pengadaan alat gedung data center, karena belum mengetahui jumlah alat yang dibutuhkan. Dia hanya memperkirakan anggaran dana untuk gedung data center akan turun sekitar bulan Juli atau Agustus 2021.

 

”Saya memprediksi anggaran akan turun bulan Juli atau bulan Agustus. Selain itu, masih diperlukan waktu untuk pembelian peralatan karena masih harus melewati proses lelang,” ungkap pria asal Bangkalan itu.

 

Moch. Kautsar Sophan, selaku dosen teknik informatika fakultas teknik UTM, mengaku bahwa keberadaan gedung data center di UTM sangat krusial. Menurutnya kekrusialan ini dikarenakan pengelolaan data seharusnya dilakukan secara terpusat sehingga terhindar dari kerancuan data.

 

”Mengelola data secara terpusat, supaya datanya tidak terjadi simpang siur, konsisten. Nanti data itu diacu oleh semua aplikasi, semua sistem tinggal disepakati oleh pengelola, sehingga tidak menimbulkan data redundant,” jelas pria lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.

 

Kautsar juga menambahkan keberadaan data center penting untuk dijadikan big data UTM yang dimanfaatkan sebagai riset, pengambilan keputusan, data analitik. Dia berharap dengan adanya gedung data center dapat meningkatkan kualitas aplikasi di UTM. Sehingga peristiwa seperti saat sistem informasi internet (siakad) mengalami down dapat terhindarkan.

 

”Selain itu menghidari down data. Saya harap data center ini meminimalkan serangan-serangan virus, baik malware ataupun peretasan. Jadi dengan data center, kualitas layanan aplikasi UTM bisa lebih baik,” harapnya.

 

Beralih ke fakultas ilmu pendidikan, Laili Cahyani selaku dosen pendidikan informatika berharap agar gedung data center UTM dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

 

”Gedung data center dapat membackup kegiatan-kegiatan yang produktif dan menghasilkan karya-karya bermanfaat bagi internal universitas dan masyarakat secara luas,” jelas lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut. (It/Ahr)