Program Kerja UKM Molor Saat Pandemi

Program Kerja UKM Molor Saat Pandemi

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 23 November 2020


WKUTM – Program kerja (proker) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) selama masa pandemi Covid-19 banyak mengalami kendala, akibatnya banyak beberapa UKM yang mengeluhkan atas kendala-kendala tersebut. 


Seperti yang dialami Sri Ratna Aprianti, ketua umum UKM Pramuka. Dirinya mengaku bahwa beberapa proker mengalami kemoloran jadwal dan perubahan konsep karena pelaksanaan kegiatan tatap muka yang terbatas. 


”Akibat adanya pandemi, berbagai kegiatan tatap muka menjadi terbatas, sehingga berdampak pada beberapa proker kami yang mengalami kemoloran dan ada beberapa kegiatan yang mengalami perubahan konsep, seperti proker temu purna dan buka bersama, terpaksa dirubah menjadi kegiatan kajian dan tausiyah online,” jelasnya. 


Hal serupa juga dirasakan Lusiana Wahyu Eka Agustina, selaku ketua umum UKM Capoeira, mengatakan bahwa hampir seluruh proker UKM Capoeira mengalami kemoloran. Hal ini disebabkan oleh penyesuaian pedoman Rician Anggaran Biaya (RAB) dan Term of Reference (TOR) baru. 


”Hampir semuanya molor, ini terjadi karena kami juga harus menyesuaikan dengan RAB dan TOR pada bulan Juli lalu. Sehingga kegiatan yang seharusnya bisa dilangsungkan sejak bulan Juli, terpaksa baru bisa terlaksana pada bulan Agustus,” keluhnya.


Selain itu, Lusiana juga mengaku bahwa terdapat proker yang terpaksa dibatalkan, khususnya yang pendanaan tidak tercakup dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). 


”Ada juga beberapa proker yang terpaksa kami batalkan, khususnya yang pendanaanya tidak ditanggung oleh DIPA, seperti pengiriman delegasi lomba, kegiatan praktek, dan sebagaimya,” ungkap mahasiswa program studi Manajemen tersebut. 


Masih terkait dengan pembatalan proker , hal serupa juga dialami oleh Bernadus Syuita Kuncoro, selaku ketua umum UKM PSHT. Dirinya mengaku bahwa seluruh program kerja UKM PSHT tidak ada yang terlaksana, mengingat UKM PSHT bergerak di bidang olah raga dan semuanya dilaksanakan di luar ruangan.


”UKM kami kan bergerak di bidang olah raga, otomatis program kerja kami juga berkaitan dengan kegiatan luar ruangan. Selama masa pandemi ini, kami terpaksa tidak melaksanakan satupun program kerja, karena kami lebih mempertimbangkan kesehatan anggota,” tuturnya.


Saat disinggung perihal evaluasi pelaksanaan proker selama satu tahun, Bernadus menegaskan bahwa tidak ada evaluasi secara mendalam yang dilakukan oleh UKM PSHT, mengingat tidak ada satu pun program kerja yang terlaksana.


”Evaluasi tidak kami lakukan secara mendalam, kami hanya ingin menyampaikan bahwa dari UKM PSHT tidak ada proker yang terlaksana,” tambah mahasiswa asal Ngawi tersebut.


Sofyan Hafidz, ketua umum UKM Resimen Mahasiswa (menwa) juga mengungkapkan bahwa hasil evaluasi kegiatan, dirinya tidak bisa berbuat banyak, hanya kegiatan serah terima jabatan. 


”Untuk hasil evaluasi, mungkin hanya kegiatan serah terima jabatan yang dapat dilaksanakan, mengingat proker UKM menwa semuanya berbentuk kegiatan luar ruangan, jadi secara terpaksa kami juga turut membatalkannya,” ungkapnya.


Menanggapi permasalahan tersebut, Rizal Zulkarnain, selaku kepala subbagian Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI) mengaku, bahwa saat ini pihaknya tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya akan menjalankan instruksi serta anjuran pemerintah melalui pimpinan tertinggi UTM karena peristiwa pandemi ini menyangkut keselamatan bersama.


”Terkait banyaknya keluhan yang masuk, bahkan tidak hanya dari pihak UKM saja. Saat ini kami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ini juga demi keselamatan semua pihak, sekali lagi kami tegaskan bahwa kami hanya akan melaksanakan apa yang telah dianjurkan serta diinstruksikan oleh pemerintah, dalam hal ini melalui perantara pimpinan tertinggi kampus,” ungkapnya (20/11).


Bagus Dwi, selaku ketua umum UKM SBDS Tiga Serangkai berharap agar pihak kampus dapat segera memberikan izin kepada teman-teman UKM agar dapat melakukan kegiatan di dalam area kampus, seperti biasa.


”Saya berharap agar pihak kampus dapat segera memberikan izin pelaksanaan kegiatan di area kampus,” harap mahasiswa program studi Akuntasi tersebut. (wah/wid)