E-Learning Trunojoyo Masih Belum Siap Digunakan

E-Learning Trunojoyo Masih Belum Siap Digunakan

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 05 Oktober 2020

WKUTM  Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memiliki website pembelajaran dalam jaringan (daring), yakni kuliah.trunojoyo.ac.id. Akan tetapi, website tersebut belum dapat digunakan dengan alasan belum memenuhi Standart Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNPTN) dan infrastruktur yang belum mendukung. Oleh karena itu, dalam kuliah daring ini UTM masih menggunakan aplikasi bantuan berupa Goggle Classroom, Google Meet, Zoom, dan lainnya. 


Menanggapi hal tersebut, Firmansyah Adi Putra, selaku Kepala Unit Pelaksana Pusat Komputer (UPT Puskom) menyatakan jika alasan website kuliah.trunojoyo.ac.id belum mampu digunakan untuk pembelajaran daring saat ini karena server yang masih belum bisa menampung seluruh mahasiswa UTM. Untuk itu, terpaksa kuliah daring menggunakan aplikasi zoom, google meet, classroom, dan lainnya. 


”Untuk aplikasinya sudah ada, hanya saja jika semua mahasiswa menggunakan website tersebut, server kami masih belum bisa menampung, ujarnya(1/10).


Firman menambahkan, website tersebut bisa digunakan jika data dan penyimpanan server sudah ditambah. Akan tetapi, pihaknya masih belum bisa menargetkan kapan website tersebut siap digunakan, dengan alasan saat pandemi COVID19 ini, banyak rencana pengadaan yang tertunda. 


”Website bisa digunakan setelah data server sudah jadi dan penyimpanan server sudah ditingkatkan, namun kami belum bisa menargetkan, tuturnya saat diwawancarai via whatsapp.


Firman juga mengungkapkan pernah menutup website tersebut dengan alasan tidak lagi ada yang menggunakan. Melihat reaksi mahasiswa yang tidak protes kepada Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK), semakin meyakinkan pihaknya jika tidak ada yang lagi menggunakan website tersebut. Menurutnya, yang menjadi alasan mahasiswa tidak lagi mengakses yaitu minimnya fitur website didalamnya. Karena kompleksnya aplikasi, membuat website sulit diakses oleh mahasiswa dan saat digunakan tidak optimal, ditambah lagi infrastruktur yang masih kurang memadai.


"Perkiraan saya itu karena kompleksnya aplikasi, mungkin karena kompleks jadi sulit akses, akhirnya tidak optimal," ungkapnya. 


Senada dengan Firman, Kurniati Indahsari, selaku ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3MP)  mengatakan jika alasan website tersebut belum bisa digunakan adalah karena infrastruktur yang masih belum mendukung, dan Learning Management (LMS) yang ada masih belum memenuhi SNPTN. 


”Untuk LMS UTM yang ada saat ini masih belum memenuhi SNPTN, ujarnya (1/10).
Selain itu, ia mengatakan pengaruh dari digunakannya website tersebut untuk daring adalah mempermudah pelaksanaan monitoring evaluasi proses pembelajaran dan dapat dilaksanakanmya penjaminan mutu, yang akan berdampak kepada akreditasi universitas. 


”Jika menggunakan situs web kampus, maka bisa mempermudah perencanaan pelaksanaan monitoring evaluasi. Penjaminan mutu bisa dilaksanakan dengan baik, jika sistem ini bisa dijalankan dan tentu akan memperbagus akreditasi," tuturnya. 


Beberapa mahasiswa mengaku jika dirinya belum mengetahui tentang website yang dapat digunakan pembelajaran daring tersebut. Beberapa mahasiswa menegaskan jika website UTM yang mereka ketahui hanyalah SIAKAD dan trunojo.ac.id saja. 
Putri Nabellatussolihah, salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) tersebut menuturkan jika belum mengetahui perihal website kuliah.trunojoyo.ac.id tersebut. 


”Saya belum tahu tentang website tersebut, ujar mahasiswa asal Jember tersebut. 
Dirinya menuturkan jika website tersebut bisa segera digunakan untuk proses pembelajaran daring, karena dirinya tak perlu lagi menginstal banyak aplikasi perkuliahan yang banyak memakan memori ponsel.


”Jika bisa digunakan ya lebih baik website itu, jadi tidak perlu memasang banyak aplikasi yang menghabiskan ruang penyimpanan handphone, tutur mahasiswa program studi Ekonomi Pembangunan tersebut. 


Sama halnya dengan Bella, Syaifullah Akbar menuturkan jika dirinya baru mengetahui website tersebut, dan dirinya juga mengungkapkan dukungannya terkait website tersebut apabila dapat membawa pengaruh baik pada proses pembelajaran seperti memudahkan dalam mengkoordinasi kuliah seluruh mahasiswa dan website yang mudah untuk diakses oleh jaringan apapun. 


”Saya baru tahu jika ada website itu, dan saya mendukung apabila websitenya mudah diakses oleh jaringan apapun dan juga memudahkan dalam mengkoordinir kuliah seluruh mahasiswa," ujarnya. 


Bella juga berpendapat bahwasanya pengembangan website tersebut harus terus dilanjutkan, dan dirinya juga berharap agar website tersebut tidak akan menyusahkan mahasiswa seperti lelet dan menghabiskan banyak kuota.


”Harapan saya, semoga website tersebut terus dilanjutkan, namun websitenya harus bagus dan tidak memberatkan mahasiswa, seperti lelet atau menghabiskan banyak kuota internet, pungkasnya.(J²/Sus)