WKUTM - Wacana kegiatan pembelajaran Luar Jaringan (Luring) pada program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), memberi kekhawatiran bagi mahasiswa outbound di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang mengambil PMM dan juga mata kuliah kerja praktik reguler di UTM. Hal ini dikarenakan, kedua kegiatan tersebut mengalami bentrok pada waktu pelaksanaannya.
Rizma Faranisa, selaku mahasiswa asal Program Studi (Prodi) sosiologi, mengaku sempat merasa bingung lantaran dirinya mendapat keterlambatan pengantar kerja praktik disela proses program PMM.
”Kemarin sudah sempat mencari tempat kerja praktik, lalu ada pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) akan diadakan Luring. Jika tidak kerja praktik semester ini, juga takut tidak lulus mata kuliah ini,” ungkap mahasiswa asal Lamongan tersebut.
Solihin, selaku mahasiswa Prodi manajemen angkatan 2020, mengungkapkan bahwa untuk mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) telah dikonversikan dengan modul nusantara. Mahasiswa asal Sumenep ini memilih modul tersebut dikarenakan mata kuliah PKL setara dua Satuan Kredit Semester (SKS) yang sama jumlahnya dengan modul nusantara. Selain itu, dia telah melakukan sesuai dengan intruksi dari pihak Kepala Prodi (Kaprodi) manajemen.
”Awalnya kenapa saya memilih PKL sebagai modul nusantara, karena modul nusantara itu terdapat dua SKS, sementara semua paket pembelajaran di Sistem Informasi Akademik (Siakad) yang belum saya tempuh itu tiga SKS kecuali PKL. Itu sudah sesuai instruksi dari Kaprodi,” ungkap Solihin saat dihubungi melalui WhatsApp.
Bilqis Basyair Hibatullah, sebagai mahasiswa Prodi sosiologi, yang juga menjalankan PMM, mengakui bahwa dirinya tetap mengambil mata kuliah kerja praktik. Bilqis masih mencari instansi kerja yang mau menerima kondisinya tersebut. Hal ini dikarenakan kegiatan kerja praktik pada Prodi sosiologi, dimulai pada tanggal 6 September 2021, sedangkan isu Luring PMM yang beredar akan dilaksanakan bulan Oktober.
”Sebelum diterima kerja praktik, aku menjelaskan semua seperti ikut PMM kepada mereka, intinya mengejar waktu kerja praktik yang boleh dalam satu atau dua bulan. Karena di Prodi sosiologi sendiri kerja praktik baru dimulai tanggal 6 September, sedangkan info dari PMM sendiri sekitar bulan Oktober, jadi kita benar-benar mengejar waktu,” ungkap Bilqis saat dihubungi melalui WhatsApp.
Mahasiswa angkatan tahun 2019 tersebut, juga menambahkan bahwa dirinya merasa keteteran dengan adanya kerja praktik di masa perkuliahan yang sedang intensifnya. Hal ini menimbulkan kesulitan karena saat pembelajaran mata kuliah dan tugas dari instansi tempat kerja, praktik berlangsung pada waktu yang bersamaan.
”Keteteran sekali, karena memang kerja praktik ini juga bersamaan dengan kuliah yang masih intensif bukan saat liburan yang mungkin bisa lebih fokus tanpa terganggu apapun. Bagi mahasiswa semester lima yang sedang melakukan PKL atau magang sebaiknya ditempatkan pada saat liburan semester saja karena itu cukup efektif bagi mahasiswa, agar lebih bisa fokus di tempat magang,” imbuh Bilqis.
Menanggapi hal tersebut, Hisnuddin Lubis selaku Kaprodi Sosiologi, megungkapkan bahwa kerja praktik dapat dilakukan selama masa liburan asalkan durasi waktunya setara dengan empat SKS. Selain itu pihak Prodi juga menawarkan tiga opsi lain yakni dengan melakukan konversi dengan modul nusantara, magang Dalam Jaringan (Daring), dan magang di lokasi PT penerima.
Lebih lanjut, Lubis menjelaskan opsi yang pertama yaitu mahasiswa memberikan output berupa laporan lapangan kegiatan modul nusantara. Untuk opsi kedua sendiri mahasiswa PMM dapat melakukan praktik kerja di lokasi PT penerima, instansi, Non-Governmental Organization (NGO) ataupun industri. Sedangkan, opsi yang ketiga yaitu dengan melakukan kerja praktik secara daring seperti program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) magang sosiologi yang bekerjasama dengan salah satu NGO di Malang yang menggunakan sistem kerja hybrid.
Berbeda dengan Prodi Sosiologi, di Prodi Teknologi Industri Pertanian (TIP), sistem PKL pelaksaksanaannya dilakukan pada libur semester. Riska Wahyu Wardhani, mengungkapkan bahwa setelah melakukan PKL pada waktu libur semester, maka di semester selanjutnya melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) untuk mata kuliah PKL.
”Untuk PKL itu sistemnya kegiatan dulu baru isi KRS. Jadi ikut PKL-nya di liburan semester ini, masuk KRS-nya di semester depan,” ungkap mahasiswa semester lima tersebut.
Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Mohammad Fuad Fauzul Mu'tamar, selaku Ketua Jurusan (Kajur) Ilmu dan Teknologi Pertanian (ITP), bahwasannya pada prodi TIP pelaksanaan PKL di ITP dilakukan di luar hari aktif kuliah. Selain itu Fuad juga menambahkan mahasiswa PMM dapat mengambil PKL di PT penerima dengan tetap mengkomunikasikannya dengan PT penerima tersebut.
”Praktik kerja dilakukan di luar hari aktif perkuliahan. Kalau praktik kerja reguler maka bisa saja dilakukan di PT penerima,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon WhatsApp (01/10).
Fuad juga berkeinginan agar mahasiswa mengembangkan diri dengan fasilitas yang ada. Pihaknya menjelaskan bahwa lingkungan baru bukan menjadi alasan untuk takut mendapatkan nilai jelek, karena seharusnya itu merupakan tantangan belajar bagi mahasiswa.
”Ini sangat bagus untuk pengembangan mahasiswa ke depan. Mahasiswa juga bisa mengikuti perkuliahan dengan aktif. Dengan adanya hal itu, mahasiswa ditantang untuk belajar lebih giat,” harap pria asal Jember tersebut.
Adapun Hisnuddin Lubis, berharap agar mahasiswa PMM dapat melaksanakan programnya dengan baik dan tidak merugikan dalam perolehan SKS. Sehingga kasus SKS yang tidak dapat terkonversi, tidak terjadi kembali. Lubis juga berpesan agar mahasiswa PMM dapat pro-aktif untuk konsultasi dengan Dosen Pembimbing Akademiknya (DPA), dan aktif mengikuti informasi PMM di grup universitas.
”Harapannya mahasiswa PMM dapat melaksanakan dengan baik. Kegiatan MBKM tidak merugikan mahasiswa dalam hal perolehan SKS. Jadi, kasus-kasus SKS tidak terkonversi dan merugikan mahsiswa tidak terjadi di mahasiswa sosiologi. Oleh karena itu saya berharap mahasiswa PMM pro-aktif untuk konsultasi dengan DPA-nya, dan aktif mengikuti informasi PMM di grup universitas” harap Lubis. (Ptl/Ahr)