Aksi Massa Mahasiswa UTM Tolak UU Cipta Kerja

Aksi Massa Mahasiswa UTM Tolak UU Cipta Kerja

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 09 Oktober 2020

WKUTM - Ratusan massa mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar aksi demonstrasi di depan gedung grahardi Surabaya pada Kamis, (08/10). Aksi ini diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui pernyataan sikap dan seruan aksi sebagai bentuk protes atas pengesahan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja pada Senin, 05 Oktober  lalu. 


Kurdi, selaku koordinator lapangan (Korlap) mengungkapkan bahwa, BEM secara langsung menyatakan sikap menolak penuh pengesahan omnibus UU cipta kerja oleh DPR RI lewat surat pernyataan sikap dan seruan aksi. Mereka mendesak pemerintah agar mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu), mendukung penuh upaya Judicial Review terhadap Mahkamah Konstitusi terkait omnibus law UU Cipta Kerja.


Dirinya juga mengatakan aksi yang dimulai pada 09:00 WIB, berangkat dari gedung pertemuan UTM dan melakukan long march menuju Universitas Airlangga (Unair) Kampus B untuk bersama bergabung dengan beberapa demonstran lainnya yang terdiri dari mahasiswa kampus lain, anak STM, dan para buruh. 


"Kita akan bergabung ke temen-temen mahasiswa se-Indonesia di Surabaya," seru Kurdi, selaku korlap.


Pelaksanaan demo membuat suasana tidak kondusif, terjadi kerusuhan antara pihak kepolisian dengan para demonstran di depan gedung grahadi sekitar pukul 15.30 WIB. Massa merusak kawat berduri dan menjebol gerbang di bagian timur. Tidak hanya itu, demonstran juga melakukan aksi lempar batu dan botol ke arah gedung. Setelah menjebol gerbang, massa tertahan di depan gerbang karena dihadang secara ketat oleh pihak TNI dan POLRI.


Tidak hanya itu, polisi juga mengerahkan petugas untuk membubarkan aksi dengan melemparkan gas air mata dan mengerahkan water canon, serta menangkap beberapa massa demonstrasi yang terlibat pada kejadian tersebut. Akibatnya, beberapa mahasiswa diamankan oleh pihak kepolisian.  Hingga pada pukul 17:00 kericuhan terus berlanjut, terlihat di jalan gubernur suryo, dimana terjadi lempar batu dan petasan yang dilakukan oleh para demonstran. Akibatnya banyak batu berserakan,  botol gas air mata dan kendaraan milik aparat terbalik. 


Terkait kondisi aksi demonstrasi dari UTM, Bernadus Syuita Kuncoro, selaku salah satu peserta demo menceritakan ketika kericuhan berlangsung, kumpulan mahasiswa UTM terpecah belah. Pada saat itu ia bersama beberapa mahasiswa UTM berada di pertigaan jalan gubernur suryo sedangkan yang lainnya berada di depan gerbang grahadi. Pada posisi itu mahasiswa juga kehilangan kendali dalam mengkoordinasi gerakannya.


"Waktu itu ada mobil water canon menerabas dari belakang mahasiswa, dan hilang koordinir, ada mahasiswa yang berada di depan mengintruksikan mundur sedangkan yang dibelakang mengintruksikan untuk maju,"  ujarnya. 


Ia berharap kepada BEM untuk kedepannya untuk merencanakan strategi terlebih dahulu ketika akan mengikuti aksi demonstrasi, seperti strategi menyelamatkan diri ketika menghadapi water canon


"Kalau ikut demonstrasi, itu tidak asal ikut-ikutan saja," ungkapnya. 


Mahasiswa asal Sumenep itu memberikan informasi bahwa ada mahasiswa UTM yang menghilang  itu diketahui ditahan di Polrestabes Surabaya. Ia juga berharap agar pihak dari BEM untuk ikut turun tangan mengatasinya. 


"Saya berharap dari korlapnya yang mengetahui alur pemberangkatan dari awal sampai akhir diminta untuk bertanggung jawab karena itu adalah kawan kita yang ada di polrestabes. Mohon untuk turun tangan dan datang kepolrestabes, kita elemen dari mahasiswa siap membantu."


Fakhri Dzulfiqar, selaku ketua umum himpunan mahasiswa Sistem informasi Fakultas Teknik (FT) mengatakan belum ada data yang valid mengenai jumlah mahasiswa UTM yang hilang, hanya saja dari mahasiswa FT sendiri terdapat tiga mahasiswa yang hilang, yakni satu mahasiswa prodi Teknik Informatika, satu mahasiswa Teknik Elektro dan satu mahasiswa Teknik Mesin (9/10).


"Untuk mahasiswa UTM sendiri saya belum tahu data yang pasti, karena tadi malam belum ada data yang valid, tapi untuk mahasiswa FT sendiri yang ditangkap tiga mahasiswa," ungkapnya.


Ia juga menjelaskan keesokan harinya pada pukul 22:00 WIB beberapa mahasiswa FT menuju ke Polrestabes. Namun, tidak diperbolehkan masuk dan ketika meminta data mahasiswa yang hilang, pihak kepolisian belum memberikan datanya. Karena itu, ia memiliki harapan agar mahasiswa UTM yang hilang khususnya fakultas teknik dalam keadaan baik-baik saja.


Adapun keadaan mahasiswa yang ditahan kemarin, hari ini banyak mahasiswa yang sudah dibebaskan. (Puk/Uyun)