WKUTM - Pembangunan
gedung pusat data Universitas Trunojoyo Madura (UTM) secara fisik sudah rampung,
namun waktu untuk proses pemindahan keseluruhan masih belum diketahui. Firmansyah
Adiputra, selaku Kepala Bagian Unit Pelaksana Teknis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) mengungkapkan
bahwa pemindahan pusat komunikasi dan teknologi (puskom) dari gedung cakra
lantai lima ke gedung pusat data membutuhkan waktu berbulan-bulan gedung,
sehingga diperkirakan pusat data aktif beroperasi sekitar tiga tahun mendatang.
Menyinggung masalah pengoperasian, Firman mengatakan
bahwa gedung tersebut membutuhkan komponen mabellar dan jaringan komputer yang
sudah ready dan itu semua membutuhkan anggaran dana yang fantastis dari
kampus.
”Untuk mengisi semua ini tidak hanya membutuhkan persiapan
dana satu sampai dua miliar, bisa jadi lebih dari itu,” ujarnya (21/02).
Menanggapi hal tersebut, Amrin Rozali selaku
Staf Unit Layanan Pengadaan (ULP) menjelaskan bahwa seluruh komponen baik alat maupun jaringan data
pihak kampus harus mengadakan tender. Adapun untuk anggaran berasal dari pemerintah/DIPA.
Meskipun demikian, sampai saat ini belum diketahui kapan dana tersebut akan
turun.
“Seluruh kegiatan pengadaan di kampus harus
menggunakan tender, namun karena dana belum turun maka pengadaan tender belum
bisa dibuka,” ungkapnya.
Firman mengungkapkan UTM harus punya pusat data, hal
tersebut sudah dahulu diminta karena sangat penting. Tujuan awal adalah untuk mengamankan seluruh data, karena di gedung
lama sangat tidak mendukung, dalam arti tidak aman. Kemungkinan untuk kehilangan
data masih sangat besar seperti kecelakaan kebakaran. Alasan kedua yaitu di
gedung lama juga sudah tidak mungkin untuk diadakan pengembangan. Selain tempat
sempit, perangkat-perangkat IT memiliki beban cukup berat. Selain itu, tempatnya
tidak strategis sebab berada di lantai 5.
Di cakra lantai 5 tidak memungkinkan jika dilakukan
penambahan perangkat IT yang berat. Beban berat perangkat sangat
dipertimbangkan dampak buruk yang terjadi, seperti gedung ambruk karena
keberatan beban. Selain itu kerusakan perangkat juga akan mengakibatkan hilangnya data-data kampus.
“Untuk itu kedepan saya meminta satu tempat di gedung
UPT TIK lama, server room untuk tetap
di sana sebagai data back up. Selebihnya
kewenangan kampus untuk gedung lama digunakan untuk kegiatan lain, kami hanya
minta satu ruangan,” tegasnya.
Adapun gedung baru didesain sesuai dengan kebutuhan,
ruang database dilengkapi perangkat
anti kebakaran yang otomais memadamkan api, selain itu juga juga tahan bakar
dengan durasi dua jam.
Adapun jumlah tenaga teknisi UPT TIK selama ini hanya enam
orang ditambah seorang kepala bagian. Untuk mendatang pihaknya membutuhkan
tenaga yang lebih banyak, sekitar 40 teknisi.
“Penambahan teknisi membuthkan waktu yang lama, apalagi
selama ini UPT membutuhkan banyak teknisi sejak beberapa tahun lalu namun tidak
pernah mendapat jatah Teknisi UPT TIK,” ungkapnya.
Firman juga menambahkan bahwa pembangunan pusat data sebagai
wujud bahwa akses UTM beralih dari manual dan menuju digital. “Peralihan menuju
digitalisasi adalah harapan kami semua, meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk
direalisasikan,” paparnya. (hiy/wuk)