Lambannya WiFi Universitas Trunojoyo Madura

Lambannya WiFi Universitas Trunojoyo Madura

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 06 Desember 2019
Peta titik access point di UTM. Foto: Dya. 

WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memiliki 100 access point Wireless Fidelity (WiFi) yang tersebar di seluruh kampus. Namun, beberapa pihak menilai koneksi jaringan di UTM masih buruk. Hal ini menjadi tugas tambahan untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Komunikasi (Puskom) – seperti dalam catatan Lembaga Pers Mahasiswa Spirit Mahasiswa (LPM SM) pada maret lalu, pihak Puskom masih memiliki tugas untuk mengatasi akses poin liar di UTM.

Sebagaimana yang dikeluhkan Na'riful Ilmiah, mahasiswa Agribisnis ini merasa jaringan WiFi UTM kecepatannya masih sangat lamban, ”WiFi UTM masih lemot, jadi saya lebih sering memakai kuota internet sendiri yang lebih cepat,” ujar mahasiswa asal Tuban tersebut.

Tidak hanya itu, Wahyudi, mahasiswa Teknik Informatika juga mengatakan kecepatan jaringan WiFi UTM masih lamban sehingga berdampak pada proses pembelajaran, "WiFi di RKB-F dominan lamban dan jangkauan WiFinya masih jauh, biasanya kalau di lantai dua tidak tersambung sama sekali. Itu membuat kesusahan kalau ingin download materi buat perkuliahan," ujar mahasiswa semester tiga tersebut.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Evi Dwi, mahasiswa Agribisnis ini mengatakan "WiFi-nya  kurang menjangkau ke semua area kampus, apalagi di RKB-I. Di jam perkuliahan berlangsung  otomatis mengutamakan WiFi kampus, tetapi WiFi-nya lamban. Aktivitas belajar jadi terganggu," keluhnya.

Hingga saat ini, jaringan WiFi di UTM berlangganan pada Telkomsel untuk pengisian kuota internet. Keseluruhan dana yang dihabiskan untuk pelayanan WiFi, enggerning network UPT Puskom, Riski Giftiandyoko, mengatakan kurang lebih satu miliyar pertahun. Namun, mengenai rincian biaya bandwidth tiap tahun, pihaknya enggan untuk menjelaskan.

 ”Untuk biaya bandwidth tiap tahunnya, kita tidak bisa memberi tahu karena sudah ada perjanjian dengan atasan,” ujarnya. Sedangkan untuk biaya perangkat yang digunakan, menurutnya, relatif tinggi. Yakni  sekitar satu sampai lima juta, tergantung dari tipe access point yang dipakai.

Menanggapi keresahan mahasiswa terkait lambannya jaringan WiFi UTM, pihak Puskom juga mengakui kalau pelayanan WiFi untuk seluruh mahasiswa UTM dinilai masih kurang maksimal. Sebagaimana yang diungkap Riski, menurutnya setiap point access hanya mampu menampung 50 perangkat, jika melebihi itu, koneksi WiFi bisa menjadi lamban, ujar Riski saat ditemui di ruang kerjanya, pada (5/12).

Selain itu, Riski juga menjelaskan kalau ada faktor lain yang juga membuat jari WiFi menjadi lamban, diantaranya adalah jenis perangkat yang dipakai oleh mahasiswa, jarak jangkauan WiFi, dan interferensi point access itu sendiri. Selebihnya, pria asal Bangkalan itu menilai perlu ditambahnya  point access untuk menunjang kelancaran pembelajaran, khususnya di RKB.

”Rencana kedepan yaitu tiap kelas di RKB ditambah access point lagi,” harapnya. (Wid/S/Bii)