Biaya Penambahan Daya dan Listrik UTM

Biaya Penambahan Daya dan Listrik UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 02 Desember 2019


Penerangan Gedung Cakra UTM. foto: Bir

WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) harus mengeluarkan dana sebanyak Rp 1,1 miliar untuk penambahan daya di gardu kampus dari 1.385 Kilo Volt Ampere (KVA) menjadi 2.770 KVA, pada (20/11). Beban tanggungan biaya harus ditambahkan dalam rata-rata pengeluaran listrik perbulan sebesar Rp 253.921.858,- Penambahan daya dilakukan sebagai upaya penanggulangan listrik padam secara mendadak sebab beban arus berlebihan.

Seperti yang dikatakan Staf Unit Layanan Pengadaan (ULP),  Amrin Rozali, bahwa  penambahan daya memang diperlukan seiring dengan kebutuhan peralatan elektronik yang bertambah. Pihaknya juga menambahkan total dari dana Rp 1,1 miliar tersebut dengan rincian 800 juta rupiah untuk penambahan daya dan 300 juta rupiah untuk pembelian komponen.

”Memang daya harus ditambah agar listrik tidak tiba-tiba mati dan juga penambahan kebutuhan peralatan elektronik ketika ada gedung baru,jelas Amrin saat ditemui di ruang kerjanya (29/11).

Amrin menambahkan jam sibuk perkuliahan menjadi puncak beban daya listrik, hal itu karena penggunaan barang-barang elektronik yang memerlukan daya tinggi seperti Air Conditioner (AC), lift dan Proyektor. Pihaknya mengungkapkan telah berupaya untuk menghemat konsumsi listrik dengan memasang lampu jalan menggunakan solar cell. Namun pengembangan langkah tersebut terhalang oleh biaya yang mahal.

Langkah penghematan sudah ada, lampu-lampu jalan sudah kita pasang solar cell, selebihnya gedung-gedung lainnya tidak ada karena biaya pemasangan yang mahal, kita tidak mampu,” keluhnya.

Amrin, menambahkan keterangan bahwa penggunaan lift menjadi salah satu besarnya konsumsi listrik. Lebih lanjut, ia menghimbau untuk  menggunakan tangga dibandingkan lift agar menjadi gaya hidup sehat sekaligus upaya menghemat konsumsi listrik.

Dosen dari Fakultas Teknik, pernah menghitung besar biaya posisi lift saat sedang naik setara Rp.10.000. Untuk menghemat, kembali kepada kesadaran kita masing-masing. Sebaiknya penggunaan lift hanya sampai lima lantai, karena besarnya biaya lift tergantung beban angkutan dan tinggi lantai yang dituju. Selain itu juga memprioritaskan usia senja, ibu hamil dan disabilitas untuk menaiki lift,” tambahnya.

Kepala Sub Bagian (Kasubbag) keuangan Biro Umum Keuangan (BUK), Mudassir, mengungkapkan bahwa dana untuk pembayaran listrik diambil dari subsidi pemerintah. Adapun perincian pembayaran sebagai berikut; Januari Rp. 279.306.000,- Februari Rp. 201.102.000,- Maret 232.266.000,- April Rp. 274.014.000,- Mei Rp.261.078.000,- Juni Rp.269.698.000,- Juli Rp.178.869.720,- Agustus Rp.194.010.720,- September 262.889.000,- Oktober 295.070.280,- November Rp.344.836.720.- total biaya listrik  Januari hingga November sebesar Rp.2.793.140.440.- Lebih lanjut, Mudassir menambahkan bahwa biaya tersebut naik turun sesuai dengan jadwal perkuliahan.

Duta Fakultas Hukum 2019, Deby Salsabila Maulidia Aji, mengungkapkan perihal kesadaran menghemat konsumsi listrik harus dilakukan oleh berbagai pihak. Penghematan tersebut harus dilakukan mulai dari hal-hal kecil seperti mematikan lampu jika tidak terpakai. Ia berharap jika besarnya pengeluaran biaya listrik harus sesuai dengan efektifnya fasilitas elektronik kampus.

Besarnya biaya pengeluaran listrik harus sebanding dengan perawatan terhadap barang elektronik, karena banyak AC yang tidak bekerja dengan baik, transparansi biaya juga perlu,” ungkap mahasiswa asal Gresik tersebut. (Uyaa/Tim/Wuk)