UKM Taruna Jaya Keluhkan Kurangnya Perbaikan Sarana Prasarana

UKM Taruna Jaya Keluhkan Kurangnya Perbaikan Sarana Prasarana

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 21 Februari 2019
Lapangan UTM. Foto : Yul

Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Trunojoyo Madura, Taruna Jaya (TJ), mengeluhkan tidak adanya perbaikan dalam sarana prasarana, terutama di bidang olahraga (20/02). Seperti lampu lapangan voli yang bermasalah, ring basket yang sudah tua (diketahui telah ada sejak 2001), serta lapangan yang tidak disertai pagar.  Ketua TJ, Fadilatul Mukaromah, merasa bahwa kampus tidak mengoptimalkan dana yang ada untuk perbaikan dan pembangunan prasarana. ”Ini penunjang kita berprestasi, tetapi bagaimana bisa jika jam terbang maupun sarana prasarananya susah,” keluhnya.

Ia kemudian bercerita mengenai pengalaman sebab dari ketidaklayakan prasarana sehingga mengakibatkan ketidakamanan dalam bermain. ”Ketika permainan basket, seharusnya di bawah ring ada protector (pelindung) entah itu matras ataupun sejenisnya. Suatu ketika pernah ada yang hampir terbentur, sehingga kami merasa sudah tidak aman.” Jelas mahasiswi Ilmu Komunikasi  semester enam tersebut. Fadilatul juga begitu menyayangkan ketidakjelasan kapan perbaikan akan dilakukan, karena pihaknya telah mengajukan sejak tahun 2008.

Terkait perbaikan masalah Gelanggang Olah Raga (GOR), Fadilah menambahkan bahwa mereka pernah mendapatkan tawaran dari salah satu provider (pemberi) perbaikan GOR disertai tribun hanya dengan mencantumkan logo. Sayangnya, hal tersebut tidak diperbolehkan oleh pihak kampus. ”Anehnya pimpinan itu tidak sanggup bangun GOR, tetapi kalau ada donatur kok tidak diperbolehkan,” protesnya.

Menanggapi terkait pembangunan lapangan. Pihak rektorium Kepala Bagian Barang Negara, Edi Suprapto mengaku bahwa dia tidak tahu mengenai hal itu. ”Saya tidak pernah merasa diajak diskusi masalah ini” ungkapnya. Meskipun demikian,  pihaknya merasa bahwa telah beberapa kali mengusulkan proposal ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) terkait keinginan pembuatan lapangan semacam stadion dengan semi outdoor.

Terkait  mengenai pembangunan lapangan apakah merupakan bagian dari urusan universitas atau bukan, ia tidak memberi keterangan secara pasti dengan sedikit menyinggung masalah dana universitas. ”Intinya tergantung universitas, berbicara mengenai pembiayaan itu terbatas,” ungkapnya.

Edi juga menambahkan terkait lokasi, sudah berpandangan sebelah barat. Hanya saja ketika mengajukan ulang di pengujung tahun 2018, sampai sekarang belum ada perkembangan. “Saya belum tahu seperti apa. Mengusulkan GOR atau gedung olahraga istilahnya,” jelas Edi.


Ia juga menambahkan keterangan mengenai  rencana lapangan berlokasi di sebelah barat, akan tetapi pihak universitas  merencanakan untuk membuat gerbang di sebelah barat. “Universitas juga mewacanakan pembangunan pintu gerbang kedua selain di timur,” ungkapnya. (Ben/Wuk)