![]() |
Lapangan UTM. Foto : Yul |
Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga
Universitas Trunojoyo Madura, Taruna Jaya (TJ), mengeluhkan tidak adanya
perbaikan dalam sarana prasarana, terutama di bidang olahraga (20/02). Seperti lampu
lapangan voli yang bermasalah, ring basket yang sudah tua (diketahui telah ada
sejak 2001), serta lapangan yang tidak disertai pagar. Ketua TJ, Fadilatul Mukaromah, merasa bahwa
kampus tidak mengoptimalkan dana yang ada untuk perbaikan dan pembangunan prasarana.
”Ini penunjang kita berprestasi, tetapi bagaimana bisa
jika jam terbang maupun sarana prasarananya susah,” keluhnya.
Ia kemudian bercerita mengenai
pengalaman sebab dari ketidaklayakan prasarana sehingga mengakibatkan
ketidakamanan dalam bermain. ”Ketika permainan basket, seharusnya di bawah ring
ada protector (pelindung) entah itu
matras ataupun sejenisnya. Suatu ketika pernah ada yang hampir terbentur,
sehingga kami merasa sudah tidak aman.” Jelas mahasiswi Ilmu Komunikasi semester enam tersebut. Fadilatul juga begitu
menyayangkan ketidakjelasan kapan perbaikan akan dilakukan, karena pihaknya telah
mengajukan sejak tahun 2008.
Terkait perbaikan masalah Gelanggang
Olah Raga (GOR), Fadilah menambahkan bahwa mereka pernah mendapatkan tawaran
dari salah satu provider (pemberi) perbaikan
GOR disertai tribun hanya dengan mencantumkan logo. Sayangnya, hal tersebut
tidak diperbolehkan oleh pihak kampus. ”Anehnya pimpinan itu tidak sanggup
bangun GOR, tetapi kalau ada donatur kok tidak diperbolehkan,” protesnya.
Menanggapi terkait pembangunan
lapangan. Pihak rektorium Kepala Bagian Barang Negara, Edi Suprapto mengaku
bahwa dia tidak tahu mengenai hal itu. ”Saya tidak
pernah merasa diajak diskusi masalah ini” ungkapnya. Meskipun demikian, pihaknya merasa bahwa telah beberapa kali mengusulkan proposal ke Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora) terkait keinginan pembuatan lapangan semacam stadion dengan semi outdoor.
Terkait mengenai pembangunan
lapangan apakah merupakan bagian dari urusan universitas atau bukan, ia tidak
memberi keterangan secara pasti dengan sedikit menyinggung masalah dana
universitas. ”Intinya tergantung universitas, berbicara mengenai pembiayaan itu
terbatas,” ungkapnya.
Edi juga menambahkan terkait lokasi, sudah berpandangan sebelah barat.
Hanya saja ketika mengajukan ulang di pengujung tahun 2018, sampai sekarang belum
ada perkembangan. “Saya belum tahu seperti apa. Mengusulkan GOR atau gedung
olahraga istilahnya,” jelas Edi.
Ia juga menambahkan keterangan mengenai rencana lapangan berlokasi di sebelah barat,
akan tetapi pihak universitas merencanakan
untuk membuat gerbang di sebelah barat. “Universitas juga mewacanakan pembangunan
pintu gerbang kedua selain di timur,” ungkapnya. (Ben/Wuk)