Esai: Siap Bergabung dengan Kru Topi Jerami?

Esai: Siap Bergabung dengan Kru Topi Jerami?

LPM Spirit - Mahasiswa
Sabtu, 09 Agustus 2025

Peringatan kemerdekaan Indonesia kali ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain bendera merah putih yang berkibar, terlihat bendera dengan logo tengkorak khas bajak laut dan memakai topi jerami.

Para Nakama (pecinta anime One Piece) pasti sudah tahu arti dari bendera tersebut. Itu merupakan bendera bajak laut dalam anime One Piece, tepatnya bendera kelompok Luffy, si topi jerami.

Lalu, apa maksud dari aksi pengibaran bendera bajak laut ini?

Apalagi kalau bukan bentuk protes atas serupanya pemerintahan Indonesia dengan pemerintahan di dunia One Piece yang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Ini kata netizen loh ya...

Kondisi seperti ini, mirip dalam serial anime One Piece, di mana siapa pun yang berani bersuara atau sebagai oposisi, maka akan dianggap pembangkang, dan dikriminalisasi.

Menariknya, wakil DPR kita, Sufmi Dasco Ahmad mengomentari jika pemasangan bendera One Piece saat Agustus-an adalah upaya pemecah belah bangsa. Hal ini mirip dengan serial anime One Piece, yang mana para oposisi pemerintahan yang zalim, malah dianggap tidak nasionalis.

Tetapi menurut saya. ini bukanlah masalah. Justru malah memberikan sinyal positif terhadap aksi ini. Artinya, kritik ini berhasil membuat mereka resah sehingga melarang pengibaran bendera ikonik anime One Piece ini.

Pelarangan aksi ini tentunya jauh lebih baik, daripada pengabaian aksi Kamisan yang sudah digelar sejak 2006.

Dengan pelarangan seperti ini, menandakan jika pemerintah sudah mulai memberikan atensi kepada kita dan mengetahui jika aksi ini berpotensi menyadarkan banyak orang terhadap kesewenang-wenangan yang sudah terjadi selama ini.

Lantas, apa yang harus kita lakukan?

Tentu saja dilanjutkan! Jangan gentar hanya dengan label-label yang coba digencarkan oleh buzzer pemerintah dengan dalih tidak menghargai jasa pahlawan yang sudah berjuang agar merah putih bisa berkibar, karena nasionalisme kita tentunya tidak serendah itu.

Tidak mungkin hanya karena kita mengibarkan bendera anime bajak laut, kita jadi tidak cinta tanah air. Untuk sekelas orang yang sudah menyandang gelar “maha” pada MAHASISWA tentunya ini adalah pemikiran yang sembrono dan cetek.

Lagipula, di negeri yang penuh drama ini, kita bukan hanya membutuhkan pahlawan yang kuat, tetapi rakyat yang berpikir. Lalu siapa lagi kalau bukan mahasiswa yang memulai?

Aisha Nurainy K. W.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi