Instalasi Prasarana Pendukung LBC Garam Belum Selesai

Instalasi Prasarana Pendukung LBC Garam Belum Selesai

LPM Spirit - Mahasiswa
Selasa, 05 Maret 2024


WKUTM - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah membangun gedung Learning Business Center (LBC) Garam. Gedung yang telah rampung dari tahun 2022 tersebut ditujukan untuk pendidikan, pelatihan serta pengembangan garam. Namun, hingga sekarang gedung LBC Garam belum sepenuhnya dimanfaatkan sesuai fungsinya. Hal itu disebabkan tahap instalasi prasarana pendukung yang belum selesai. Adapun gedung tersebut juga sempat digunakan untuk penginapan bagi mahasiswa pertukaran dari Ceko pada September 2023 lalu.

Agus Romadhon selaku Wakil Dekan (Wadek) III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Pertanian, menjelaskan tujuan awal pembangunan LBC Garam sebagai pengembangan garam, pelatihan wirausaha, pengujian garam hingga sertifikasi garam. Hibah yang didapatkan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah gedung beserta isinya, sedangkan prasarana pendukung disediakan oleh UTM.

”Tujuan LBC Garam untuk backup pengembangan garam, aktivitas seperti pelatihan talent-talent baru wirausaha, pengujian garam, sertifikasi garam,” jelasnya ketika ditemui di ruangannya (27/2).

Ia melanjutkan bahwa hingga sekarang pelatihan dan asesmen belum terlaksana, hal itu dikarenakan belum adanya prasarana pendukung pembuangan air garam. Selain itu, prasarana pendukung lain seperti area lahan parkir, air dan listrik sudah terinstalasi.

”Sudah jelas apa yang diberikan pihak KKP dan apa yang diberikan oleh kampus kita contoh penyediaan lahan parkir, kemudian air, listrik sudah masuk,” tuturnya.

Tak hanya itu, Agus juga mengungkapkan  pembuatan prasarana pembuangan air belum dilakukan karena pihak UTM lebih memprioritaskan urusan lain. UTM sendiri menurut Agus tengah sibuk dengan persiapan Fakultas Kedokteran (FK) dan status baru Badan Layanan Umum (BLU).

”Kita sudah sibuk dengan FK, kemudian dengan status BLU baru kita harus mencari sumber-sumber pendapatan lain selain Uang Kuliah Tunggal (UKT),” ungkapnya.

Pemanfaatan Gedung LBC Garam Sejak Didirikan
Hira Imandari, relawan International Relation Office (IRO) mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ikom), menuturkan bahwa 10 mahasiswi pertukaran dari Ceko beserta 4 relawan dari IRO pernah menginap hampir sebulan penuh di gedung LBC Garam. Selain menginap, juga memakai fasilitas kelas untuk menunjang sejumlah kegiatan seperti memperkenalkan kuliner Ceko dan Indonesia, kelas budaya dan bahasa Indonesia, serta kelas bahasa Madura.

”10 orang dari Ceko, 4 orang dari volunteer. Jadi 14 orang,” tulis mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ikom) tersebut via WhatsApp (27/9).

Agus membenarkan hal tersebut meskipun penggunaan gedungnya tidak berkaitan dengan tujuan awal pembentukan, yakni untuk pengembangan garam maupun kelas garam.

”Selama itu penggunaan kampus, tidak masalah,” jelasnya.

Adapun Anisa Noviani, mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan (IKL), menyatakan gedung LBC Garam biasanya juga digunakan untuk kelas bidang penggaraman. Namun untuk pembuatan garam tetap dilakukan di lab garam yang terletak pada gedung lab Sains dan Teknologi (Saintek).

”Kalau proses pembuatan garam tetap di lab garam, soalnya di LBC Garam belum ada alat-alat garam,” tulisnya via WhatsApp (29/2).

Sedangkan Mohammad Andi, mahasiswa Prodi IKL lainnya, menambahkan bahwa di LBC Garam tidak hanya digunakan sebagai kelas saja, namun beberapa kali juga dijadikan tempat pembahasan garam dengan instansi terkait yang akan melakukan kerjasama dengan UTM.

”Biasanya di LBC Garam itu dijadikan tempat pembahasan garam dengan instansi terkait yang melakukan kerjasama kerja sama dengan UTM,” tambahnya (29/2). (AI/WN)