FK UTM dalam Tahap Pemenuhan Persyaratan Pembukaan

FK UTM dalam Tahap Pemenuhan Persyaratan Pembukaan

LPM Spirit - Mahasiswa
Sabtu, 16 Maret 2024

WKUTM – Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Tahun 2022 Nomor 139/E/KPT/2022 tentang Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi (Prodi) dan Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah memenuhi ketentuan jumlah minimal calon dosen FK. Meski begitu, UTM juga perlu meraih akreditasi unggul untuk memenuhi persyaratan pendirian FK. 

Helmy Boemiya, selaku penanggung jawab Sumber Daya Manusia (SDM) dan kerja sama pendirian FK, menuturkan bahwa pengajuan pendirian FK UTM masih dalam tahap pengajuan berkas rekomendasi pendirian FK ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setelah berhasil mengantongi syarat minimal memiliki sebanyak 26 calon dosen.  

“Kalau yang sudah teken, teken dalam arti tanda tangan kontrak itu 23 calon dosen. Untuk persyaratan minimal berjumlah 26. Kita berhasil dapat 28 dengan tambahan lima calon dosen baru,” tutur pria yang kerap disapa Boy tersebut (13/3). 

Lebih lanjut, Boy juga menyampaikan bahwa meski sudah memenuhi jumlah minimal calon dosen, UTM masih membutuhkan dosen di bidang Etilogi, Parasitologi, dan Medical Education. Sebab, saat ini ketiga bidang tersebut masih diisi oleh dosen di luar bidangnya. 

”Wakil Rektor II kemarin juga menjelaskan bahwa untuk status dosen masih sebagai calon dosen. Namun untuk mulai mengajarkan belum ada fakultasnya. Jadi yang bisa dilakukan adalah memberikan pelatihan,” ujar dosen Fakultas Hukum (FH) tersebut. 

Sedangkan perihal ketersediaan fasilitas dan peralatan laboratorium FK, pihaknya menuturkan bahwa UTM telah melakukan pemesanan berdasarkan rekomendasi dari Universitas Brawijaya (UB). 

“Namun, untuk kedatangan peralatan dan fasilitas kapan, itu masih belum tahu, tetapi saat proses visitasi wajib sudah ada alat-alatnya,” ungkap Boy saat ditemui di ruangannya.

Nantinya, ketika semua berkas diterima, pihak Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) akan melakukan kunjungan langsung untuk melihat kesiapan FK di UTM setelah lolos verifikasi dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti). 

“Jadi kita sudah mengajukan, tinggal menunggu konfirmasi, karena Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) dan LLDikti juga menunggu rekomendasi dari Kemenkes, prosesnya memang panjang. Di situ juga nanti masih di KKI, jadi progresnya kita masih di situ untuk proses pengusulan,” ucapnya. 

Sedangkan Saiful Bukhari, selaku penanggung jawab kurikulum FK, menjelaskan bahwa terkait perancangan kurikulum, UTM melibatkan lima calon dosen FK yang dirasa mampu membantu pembuatan kurikulum serta menyiapkan dokumen yang diperlukan. 

“Iya, yang ikut itu ada lima calon dosen muda, karena bisa membantu mengurus dokumen dan juga tidak terlalu sibuk,” ujar dosen lulusan Institusi Pertanian Bogor tersebut (13/3). 

Kurikulum tersebut berisi ciri khas kesehatan masyarakat kepulauan, sesuai yang disarankan oleh UB selaku pembimbing utama, serta terdiri dari empat sampai enam mata kuliah ciri khas.

”Kurang lebih empat sampai enam mata kuliah ciri khas. Sedangkan yang lain tetap sama dengan sistem blok (red: pengelompokan jam belajar efektif dalam satuan waktu yang terangkum), di mana semester pertama adalah dasar, kemudian semester kedua kajian sederhana, ketiga praktek dan seterusnya,” jelas dosen Prodi Agroekoteknologi tersebut. 

Dalam proses pendirian FK, Boy berharap nantinya saat akreditasi ulang, UTM dapat meraih akreditasi unggul. Sebab hal tersebut menjadi salah satu persyaratan berdirinya FK. Apabila UTM tidak memperoleh akreditasi unggul, maka keputusan keberlanjutan pendirian FK. dikembalikan lagi ke pihak rektorium.

”Kami berdoa agar Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) UTM menjadi unggul. Kemudian diperlukan kesabaran lebih dari internal kampus, baik dari mahasiswa, dosen dan semuanya. ” harapnya. (NRA/WN)