WKUTM - International Relation Office (IRO) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mempunyai beberapa program kerjasama dengan universitas dalam maupun luar negeri. Adapun program yang telah dilaksanakan yaitu sosialisasi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Fulbright, membantu membuat Surat Persetujuan Negara (SP Setneg), Western Australia and East Java Universities Consortium (WAEJUC). Sedangkan yang sedang berlangsung, salah satunya Cross Cultural Internship (CCI) berjalan dari tanggal 12 September sampai 7 Oktober 2023. Program tersebut melibatkan 10 mahasiswa dari Palacký University Olomouc Ceko.
Imron Wakhid Harits, selaku ketua IRO menjelaskan, Program CCI 2023 merupakan bentuk pertukaran budaya antara mahasiswa UTM dan Palacký University Olomouc Ceko. Menurutnya, program ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya budaya Madura, kepada mahasiswa Ceko maupun sebaliknya. Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti mempelajari kuliner, bahasa, tari, musik, serta kunjungan ke tempat-tempat wisata lokal.
”Kalau tujuannya banyak, UTM kan tujuannya global, jadi tujuannya menjadi kampus yang punya internasionalisasi,” jelasnya ketika di wawancara lewat gawai (26/09).
Pihaknya juga menuturkan bahwa kerjasama yang dilakukan antara Palacký University Olomouc Ceko dengan UTM bukanlah hal baru dan sudah berjalan sejak empat tahun terakhir. Adapun kerjasama tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari program magang, penelitian bersama, hingga kerja sama dalam jurnal ilmiah. Kerja sama ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga dosen. Bahkan, beberapa dosen Ceko pernah mengajar di UTM dan sebaliknya.
”Saya sudah kolaborasi dengan dosen Ceko selama 4 tahun ini,” tambahnya.
Dalam upaya membantu civitas academica untuk mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri, IRO aktif dalam sosialisasi beasiswa, seperti beasiswa Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship Program (AFP), yang membantu mahasiswa UTM seperti Putri Nurdiana untuk belajar di Amerika Serikat. Dosen juga turut dibantu ketika mendapatkan beasiswa ke luar negeri, dalam bentuk membuatkan SP Setneg.
”Seperti Putri Nurdiana itu saat ini sedang di Amerika Serikat ikut program YSEALI itu program pelajar non gelar Amerika, kita membantu agar lolos,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya telah berusaha untuk mengirim mahasiswa dan dosen UTM ke luar negeri. Namun, keterbatasan dana menjadi hambatan, dana yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui hibah harus bersaing dengan universitas lain, adapun UTM pernah mengajukan dana hibah pada tahun ini namun ditolak.
”Dana yang disediakan Dikti itu namanya dana hibah untuk pertukaran ke berbagai tempat, tapi mendapatkannya harus berkompetisi,” ungkapnya.
Hira Imandari, seorang volunter IRO mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ikom), menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan mahasiswa Ceko selama mengikuti program CCI di Madura. Diantaranya konservasi mangrove, kelas pembuatan jamu dan garam, membuat rujak, serta mengikuti permainan tradisional. Selain itu, mahasiswa Ceko juga memamerkan budaya mereka dengan agenda diantaranya memasak makanan, menari dan dansa khas Eropa Timur.
”Agendanya ada banyak. Seperti konservasi mangrove, kelas membuat jamu dan garam, bikin rujak, kelas melukis, outbond, terus trip ke Trawas dan Jogja, terus ada nonton bareng short movie, sama main permainan tradisional,” jelasnya (25/09).
Gabriela Grossová, mahasiswa Fakultas Pendidikan Palacký University Olomouc Ceko, mengungkapkan pengalaman menariknya ketika mengajar di Sekolah Dasar (SD) Muhida di Sidoarjo, yaitu dimanapun mereka pergi, mereka menjadi pusat perhatian setiap warga lokal, difoto dan divideo tanpa izin.
”And about weird situations - everywhere we go, we attract attention of the locals. We are often photographed and filmed, which is unusual situation for us,” tulisnya ketika diwawancara lewat WhatsApp (29/09).
Menurutnya, program ini telah memberikan pengalaman tak terlupakan dalam memahami budaya Indonesia dan Madura. Ia mengapresiasi fasilitas yang ada dan turut berterima kasih kepada para relawan yang setiap hari merawatnya.
“I am very pleased, that I could participate in this program,” tulisnya. (Fiq/Uya)