Mahasiswa UTM Mengusir Massa HMI Dari Kampus

Mahasiswa UTM Mengusir Massa HMI Dari Kampus

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 16 September 2019

Massa saat berusaha masuk kedalam Gedung Rektorat. Foto: Va.


WKUTM- Buntut kericuhan yang terjadi didalam rektorat atas aksi yang dilakukan massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprotes oleh sekumpulan mahasiswa yang mengatasnamakan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Setelah massa HMI selesai melakukan demonstrasi yang mengecam pernyataan Agung Ali Fahmi selaku Wakil Retor III UTM.

Kini, massa yang mengatasnamakan mahasiswa UTM ini menggelar aksi menuntut pihak massa dari HMI untuk keluar dari kampus. Sebab, menurutnya apa yang telah dilakukan massa HMI tersebut telah menyalahi aturan. Dimana keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Dapartemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2002 melarang organisasi ekstra kampus (ormek) menduduki wilayah kampus.

“Kepada mahasiswa HMI yang ada didalam,  keluar sekarang juga dan copot atributnya,” teriak salah satu massa mahasiswa UTM.

Kendati pada tahun 2018 terdapat wacana kembalinya ormek di dalam kampus, namun hingga saat ini organisasi ekstra seperti Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan lain-lain belum memiliki kejelasan untuk masuk ke wilayah kampus. Salah satu alasan agar ormek tidak aktif di wilayah kampus karena belum adanya keputusan resmi dan pembinaan bagi ormek dan pimpinan.

Dengan adanya peraturan seperti itu, massa dari mahasiswa UTM tidak terima dengan mahasiswa yang membawa atribut ormek (HMI, red) kedalam kampus. Apalagi mereka melakukan aksi dengan cara terkesan anarkis hingga merusak barang di rektorat. Selain mengusir massa HMI untuk tidak menduduki Rektorat, mahasiswa UTM juga meminta HMI untuk meminta maaf pada warek III dan mencabut tuntutan terkait mengeluarkan Agung Ali Fahmi dari UTM.

“Kami minta maaf atas aksi yang telah dilakukan pihak HMI dan telah memaafkan Agung Ali Fahmi. Tetapi, kita tetap pada tuntutan kita,” tegas formatur HMI cabang Bangkalan Efendi Pradana.

Akhirnya, kedua massa tersebut kembali memanas dengan aksi cekcok dan baku hantam terjadi di luar rektorat. Melihat aksi kedua massa, Agung Ali Fahmi kembali datang untuk menenangkan. Terlihat, Agung sempat menangis agar keduanya berdamai. Untuk meredam keduanya, berbagai pihak bernegoisasi kepada kedua belah massa agar segera membubarkan diri.

Setelah adanya upaya negoisasi kembali dari kedua belah pihak bersama Agung Ali Fahmi dan aparat kepolisian, terlihat kedua massa berlapang dada membubarkan diri pada pukul 19.00 WIB. Sebelumnya, aksi saling demo ini sendiri dimulai sejak pukul 09.00 WIB. (Tar/Mrr)