Massa saat berusaha masuk kedalam Gedung Rektorat. Foto: Va.
WKUTM- Buntut
kericuhan yang terjadi didalam rektorat atas aksi yang dilakukan massa dari
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprotes oleh sekumpulan mahasiswa yang
mengatasnamakan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Setelah massa HMI
selesai melakukan demonstrasi yang mengecam pernyataan Agung Ali Fahmi selaku Wakil
Retor III UTM.
Kini, massa yang
mengatasnamakan mahasiswa UTM ini menggelar aksi menuntut pihak massa dari HMI
untuk keluar dari kampus. Sebab, menurutnya apa yang telah dilakukan massa HMI
tersebut telah menyalahi aturan. Dimana keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Tinggi Dapartemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2002
melarang organisasi ekstra kampus (ormek) menduduki wilayah kampus.
“Kepada mahasiswa
HMI yang ada didalam, keluar sekarang
juga dan copot atributnya,” teriak salah satu massa mahasiswa UTM.
Kendati pada tahun
2018 terdapat wacana kembalinya ormek di dalam kampus, namun hingga saat ini
organisasi ekstra seperti Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan lain-lain belum memiliki kejelasan untuk
masuk ke wilayah kampus. Salah satu alasan agar ormek tidak aktif di wilayah
kampus karena belum adanya keputusan resmi dan pembinaan bagi ormek dan pimpinan.
Dengan adanya
peraturan seperti itu, massa dari mahasiswa UTM tidak terima dengan mahasiswa
yang membawa atribut ormek (HMI, red) kedalam kampus. Apalagi mereka melakukan
aksi dengan cara terkesan anarkis hingga merusak barang di rektorat. Selain
mengusir massa HMI untuk tidak menduduki Rektorat, mahasiswa UTM juga meminta
HMI untuk meminta maaf pada warek III dan mencabut tuntutan terkait
mengeluarkan Agung Ali Fahmi dari UTM.
“Kami minta maaf
atas aksi yang telah dilakukan pihak HMI dan telah memaafkan Agung Ali Fahmi.
Tetapi, kita tetap pada tuntutan kita,” tegas formatur HMI cabang Bangkalan
Efendi Pradana.
Akhirnya, kedua
massa tersebut kembali memanas dengan aksi cekcok dan baku hantam terjadi di
luar rektorat. Melihat aksi kedua massa, Agung Ali Fahmi kembali datang untuk
menenangkan. Terlihat, Agung sempat menangis agar keduanya berdamai. Untuk
meredam keduanya, berbagai pihak bernegoisasi kepada kedua belah massa agar segera
membubarkan diri.
Setelah adanya upaya negoisasi kembali dari kedua belah pihak bersama Agung Ali Fahmi dan aparat kepolisian, terlihat kedua massa berlapang dada membubarkan diri pada pukul 19.00 WIB. Sebelumnya, aksi saling demo ini sendiri dimulai sejak pukul 09.00 WIB. (Tar/Mrr)
Setelah adanya upaya negoisasi kembali dari kedua belah pihak bersama Agung Ali Fahmi dan aparat kepolisian, terlihat kedua massa berlapang dada membubarkan diri pada pukul 19.00 WIB. Sebelumnya, aksi saling demo ini sendiri dimulai sejak pukul 09.00 WIB. (Tar/Mrr)