Rasio Guru Besar UTM Tidak Ideal

Rasio Guru Besar UTM Tidak Ideal

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 22 Agustus 2019
Rapat terbuka senat UTM. Foto : Bir


WKUTM  -  Pengukuhan dua guru besar Universitas Trunojoyo Madura (UTM)  usai digelar, Kamis (22/09) di Gedung Pertemuan UTM.  Muh. Syarif selaku Rektor UTM dalam sambutannya mengatakan jumlah professor di Indonesia masih minim dan  terkendala  alokasi dana riset.

Data Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terakhir menunjukkan jumlah dosen mencapai 236.255 orang, namun hanya 5.756 orang yang memiliki jabatan fungsional professor, atau hanya 2,3% saja. Jumlah professor di perguruan tinggi ditargetkan setidaknya atau minimal 10% dari jumlah dosen.

Minimnya professor di Indonesia, menurut Syarif, disebabkan beberapa hal, salah satunya karena minim alokasi dana riset. Sedangkan para guru besar dituntut mengembangkan keilmuan dan riset, serta berkontribusi meningkatkan  pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Rasio jumlah guru besar dengan dosen di UTM juga masih jauh dari ideal, hanya 0,75% dari jumlah yang di targetkan, yakni 10%. ”Di UTM guru besar hanya 6 orang dari jumlah dosen sejumlah 402 orang  atau sekitar 0,75% masih jauh dari jumlah ideal yang seharusnya 40 orang,” papar Syarif.

Di sisi lain, proses pengajuan gelar guru besar juga tidak mudah. Kegagalan pengajuan gelar professor juga bukan hanya soal kualitas melainkan permasalahan administrasi. Seperti yang dialami Rahmad Hidayat, dirinya  mengungkapkan  mengalami beberapa kendala, seperti terhambat dan adanya kesalahan administrasi.
”Gelar professor seharusnya bisa saya raih satu atau dua tahun lalu atau mungkin lebih cepat, pengajuan saya sempat mandek dan terhambat  di Kemenristekdikti. Selain itu  juga sempat tertahan di senat universitas selama satu tahun pada 2016 karena kesalahan administrasi. Kesalahan administrasi juga terjadi saat pengajuan online yang berakibat pengajuan online saya ditolak,” papar Dosen Teknik Industri tersebut.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa UTM harus turut mendukung dan mendampingi dosen-dosen yang mempunyai potensi menjadi guru besar, selain itu juga memberikan bantuan dana penelitian.

”UTM wajib mendukung jika ada dosen yang berpotensi dan akan mengajukan gelar guru besar. UTM juga perlu melakukan langkah-langkah dan pendampingan, dukungan, dan  bantuan dana penelitian,” ungkap pria asal Pamekasan tersebut.

Arif Muntara yang juga Dosen Teknik Informatika tersebut mengeluhkan hal yang sama. Pengajuan menjadi guru besar merupakan sebuah proses panjang . Namun dirinya tetap mendorong  rekan-rekan dosen untuk segera menjadi guru besar.

”Apa yang sudah kami lakukan menjadi guru besar  merupakan proses panjang yang  harus dilewati. Saya mendorong kepada teman-teman dosen yang mengurus fungsionalnya menjadi guru besar. Ada dua rekan yang sempat terhenti prosesnya, tapi ada satu yang sedang proses semoga saja tidak ada halangan agar menambah guru besar di UTM,” tuturnya. (uya/wuk)