Panitia Sebut Ajakan Masuk Ormek Di luar Kepentingan PKKMB

Panitia Sebut Ajakan Masuk Ormek Di luar Kepentingan PKKMB

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 08 Agustus 2019
PKKMB UTM 2019

WKUTM - Polemik ajakan Mahasiswa Baru (Maba) untuk masuk salah satu Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Ormek) di dalam kampus masih bergulir. Acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang dilaksanakan (1-5/8) diduga terdapat ajakan terselubung untuk masuk Ormek tertentu. Padahal ketua pelaksana PKKMB UTM 2019 telah menegaskan bahwa dirinya telah menghimbau panitia untuk tidak mementingkan kepentingan lain selain untuk kepentingan universitas.

“Saya sudah menghimbau teman-teman dari awal bahwa atas dasar kepentingan apapun acara kita ini adalah acara PKKMB yang harus disukseskan bersama,” ungkap Fakhrurozi.

Namun ketika dimintai keterangan terkait laporan beberapa Mahasiswa Baru (Maba) yang mengaku telah diajak masuk ke salah satu Ormek ketika acara PKKMB berlangsung pihaknya mengelak. Dirinya mengaku tidak mengetahui secara langsung ajakan tersebut. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keislaman itu yakin jika memang ada ajakan tersebut, itu bukan bagian dari panitia PKKMB UTM.

”Secara spesifik saya tidak mengetahui hal tersebut dan saya tidak melihat secara langsung ajakan tersebut. Jika memang benar ada ajakan-ajakan seperti itu, mungkin hanya oknum saja yang melakukannya dan hal itu diluar kepentingan PKKMB,” tegasnya.

Menanggapi informasi yang beredar, Tenaga Ahli Hukum dari Fakultas Hukum, Encik Fuzan Muhammad mengungkapkan bahwa teman-teman Ormek sudah berorientasi pada gerakan massa bukan beriorentasi pengkaderan.

”Saya melihat bahwa teman-teman kita dari Ormek sudah berorientasi pada gerakan massa bukan beriorentasi pengkaderan, jika organisasi tersebut beriorentasi pada pengkaderan walaupun hanya beranggotakan sepuluh orang saja mereka fokus untuk dididik menjadi tokoh bangsa, menjadi pemimpin jadi tidak perlu banyak massa itulah proses pengkaderan. Kalau hanya ikut-ikutan organisasi yang beriorentasikan massa jika ada salah satu dari mereka yang terpilih menjadi pemimpin, yang untung satu orang yang rugi ribuan orang,” jelasnya saat ditemui pada Kamis kemarin.

Tenaga Ahli Hukum yang juga menjabat sebagai dosen Fakultas Hukum ini juga menyayangkan adanya pemasangan bendera dan baliho di sepanjang jalan menuju kampus. Bahkan pemasangan yang tersebar di sepanjang jalan menuju kampus tersebut dipasang di beberapa pohon. 

"Saya tidak sepakat dengan teman-teman Ormek yang memasang bendara di jalan menuju kampus, hal itu seperti kampanye, karena menurut saya ada kegagalan pengkaderan dari organisasi masing-masing karena semakin mereka mengkampanyekan diri semakin pengkaderan mereka gagal dan organisasi ekstra adalah organisasi kader bukan organisasi massa, maka dari itu pemasangan bendera akan menghilangkan tujuan dari organisasi itu sendiri,” sesalnya.

Dosen yang mengajar matakuliah Ketatatanegaraan ini juga berharap agar Rektor memberikan sanksi bagi panitia yang terbukti melakukan ajakan kepada Maba untuk masuk Ormek saat berada di dalam kampus. Karena hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) bahwa tidak diperbolehkannya kegiatan Ormek di dalam lingkungan kampus.

 ”Saya sepakat dengan surat edaran Permentistekdikti kalau Ormek apapun dilarang melakukan kegiatan di dalam kampus, tidak boleh kemudian mahasiswa baru diajak masuk ke salah satu Ormek saat berada di dalam kampus. Kalaupun ada, harus ada sanksi dari Rektor, karena kampus adalah dunia kebebasan akademik,” jelasnya.

Dosen lulusan Negeri Jiran itu juga menambahkan jika sudah seharusnya Ormek kembali ke tujuan awal pendiriannya. ”Jika ranah Ormek adalah pengkaderan maka kembali kepada khitah awal, pelajari Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) apakah memang mengatur organisasi massa atau pengkaderan. Kalaupun memang berfokus pada pengkaderan maka tidak perlu mencari massa banyak, orang-orang akan simpati dan tidak usah mencari-cari anggota mereka akan datang sendiri jika memang fokus ke khitahnya. Kalau organisasi massa kayaknya tidak boleh, karena organisasi massa bukan seperti Ormek,” tambahnya.

Masih menurut Encik, para Maba harus pandai untuk memilih mana ideologi yang benar dan tidak. Selain itu, dirinya juga menghimbau bahwa kampus harus memberikan edukasi yang berkaitan dengan bela negara, cinta tanah-air, wawasan kebangsaan dan kebhinekaan agar mahasiswa tidak mudah untuk diajak masuk salah satu paham yang salah. Namun, sayangnya dalam pelaksanaan PKKMB UTM, dirinya kurang melihat materi-materi tersebut. “Saya merasa kurangnya pemberian materi-materi tersebut pada acara PKKMB kemarin,” ujarnya. (Yaa/Fa/Dz)