Telatah
Sementara
kurang beberapa waktu
Tengah
malam sudah di depan pintu,
Rapat
sisir tanduk membuat jalan di rambutmu,
Diam-diam
ada yang menjadi cerminmu.
Dia
tak dipaku dinding
Atau
siaga di wastafel kamar mandi,
Gigih
menantimu memasang tali
Bra
atau melepas kaos kaki.
Rekam
warna-warna pagi bibirmu
Dan
nyeri di sekujur rasa malumu,
Sementara
kurang beberapa waktu
Diam-diam
ada yang menjadi aku.
Kebuli
Ialah
kebuli yang menambatkan kampung halaman di lidah.
Masa kanak
datang mengunyah,
angin menggenggam panjang benang layang bapak
dan aku memaku
di talang sawah.
Perdu
dan ilalang,
aroma bambu belakang rumah minta dihirup ulang.
Ibu menjahit
pesanan baju,
mesin berbunyi di alun tua kaki kiri kanan.
Burung-burung
membuat sarang di dahan rendah.
Aku suka memanjat pohon yang ditanam ibu.
Bapak
pulang mengaduk semen,
kakak menangisi hidupnya sebagai gadis desa.
Kebuli
seperti tanah penuh rempah.
Menambatkan yang tiba-tiba datang, tiba-tiba
hilang.
Membuat jembatan yang disusun dari kunyah ke kunyah,
kampung halaman
pulang ke telan.
Moch.
Didi Kurniawan
Mahasiswa Program
Studi Ilmu Hukum