Mahasiswa sedang melakukan sharing and hearing dengan pihak Rektorium. Foto; Dico
WKUTM--Segenap Organisasi Kemahasiswaan Universitas Trunojoyo Madura
(Ormawa UTM) menggelar sharing and
hearing bersama pihak rektorat, siang tadi (8/3). sharing and hearing yang digelar di ruang rapat lantai 4 Gedung
Graha Utama tersebut dihadiri oleh Rektor UTM Muh Syarif , Wakil Rektor I Deni
Setya Bagus (Warek I), Wakil Rektor II Abdul
Azis (Warek II) dan Wakil Rektor III Boedi Mustiko (Warek III) serta beberapa
kepala biro. Forum tersebut membahas beberapa hal penting.
Sebagaimana yang disampaikan
Zahid, Presiden Mahasiswa antara lain, pagu anggaran dana organisasi
kemahasiswaan yang sampai saat ini masih belum jelas nominalnya. Jam malam yang
membatasi kegiatan Ormawa pada malam hari. Dan yang terakhir adalah penggunaan
fasilitas universitas yang belum dirasakan ormawa, sebab dikenakan biaya
peminjaman dan perizinan yang dirasa sulit.
Menanggapi tentang pagu anggaran dana kemahasiswaan, Abdul Aziz selaku Warek II
mengatakan bahwa tahun ini dana kemahasiswaan dinaikan menjadi 1,5 milyar. Dana
tersebut dipotong 350 juta untuk dana oprasional UKM dan dibagi rata. Sedangkan
sisanya dianggarkan untuk ormawa agar dapat menyelenggarakan acara yang dapat
menunjang kealihan soft skill para
mahasiswa.
”Mahasiswa harus dapat
meningkatkan soft skill mereka, karena
nanti jika sudah lulus dan bekerja setidaknya sebesar 40% akan menggunakan soft skill yang dimiliki,” ucapnya.
Kenaikan dana kemahasiswaan
tersebut disambut baik oleh Komandan resimen mahasiswa (Menwa) UTM Achmad Ambang
Astagina, dia berpendapat bahwa kenaikan dana Ormawa tersebut sangat membantu
kita dalam menjalankan progam kerja (proker)
”Alhamdullialah bisa naik, adanya
kenaikan ini sangat membantu para UKM untuk menjalankan sekaligus melancarkan
proker-proker” ujarnya.
Amrul Ketua umum UKM Ihfadz
juga menyambut dengan baik keputusan tersebut, karena setiap tahun UKM memiliki
proker yang berbeda.
”Dengan dana tersebut bisa
membantu Ormawa berkembang, sehingga dapat lebih memajukan UTM,” ucapnya.
Sedangkan ketika menyoal jam
malam Ambang Astagina menambahkan bahwa sangat terganggu dengan pembatasan
waktu tersebut, pasalnya banyak kegiatan Menwa yang dilaksanakan pada malam
hari.
”Banyak kegiatan pendidikan
kita yang dilakukan malam hari, seharusnya jika ada kegiatan kami bisa diberi
dispensasi waktu,” ucap mahasiswa pendidikan informatika tersebut.
Menanggapi jam malam tersebut,
Rektor UTM Muhammad Syarif menjelaskan bahwa diadakannya jam malam takut
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam kampus. Tidak hanya itu, jam
malam juga dirasa dapat meningkatkan keamanan.
”Adanya jam malam sebenarnya
sudah kita rencanakan sejak 2 tahun yang lalu, namun baru terealisasi sekarang.
Jam malam ini juga akan bermanfaat bagi mahasiswa agar memperbaiki pola hidup
dan tidur mereka,” jelasnya. (Ard/Aww)