Ormawa UTM Sharing dan Hearing dengan Rektorium

Ormawa UTM Sharing dan Hearing dengan Rektorium

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 08 Maret 2018


Mahasiswa sedang melakukan sharing and hearing dengan pihak Rektorium. Foto; Dico


WKUTM--Segenap Organisasi Kemahasiswaan Universitas Trunojoyo Madura (Ormawa UTM) menggelar sharing and hearing bersama pihak rektorat, siang tadi (8/3). sharing and hearing yang digelar di ruang rapat lantai 4 Gedung Graha Utama tersebut dihadiri oleh Rektor UTM Muh Syarif , Wakil Rektor I Deni Setya Bagus (Warek I), Wakil Rektor II  Abdul Azis (Warek II) dan Wakil Rektor III Boedi Mustiko (Warek III) serta beberapa kepala biro. Forum tersebut membahas beberapa hal penting.

Sebagaimana yang disampaikan Zahid, Presiden Mahasiswa antara lain, pagu anggaran dana organisasi kemahasiswaan yang sampai saat ini masih belum jelas nominalnya. Jam malam yang membatasi kegiatan Ormawa pada malam hari. Dan yang terakhir adalah penggunaan fasilitas universitas yang belum dirasakan ormawa, sebab dikenakan biaya peminjaman dan perizinan yang dirasa sulit.

Menanggapi tentang pagu anggaran dana kemahasiswaan,  Abdul Aziz selaku Warek II mengatakan bahwa tahun ini dana kemahasiswaan dinaikan menjadi 1,5 milyar. Dana tersebut dipotong 350 juta untuk dana oprasional UKM dan dibagi rata. Sedangkan sisanya dianggarkan untuk ormawa agar dapat menyelenggarakan acara yang dapat menunjang kealihan soft skill para mahasiswa.

”Mahasiswa harus dapat meningkatkan soft skill mereka, karena nanti jika sudah lulus dan bekerja setidaknya sebesar 40% akan menggunakan soft skill yang dimiliki,” ucapnya.

Kenaikan dana kemahasiswaan tersebut disambut baik oleh Komandan resimen mahasiswa (Menwa) UTM Achmad Ambang Astagina, dia berpendapat bahwa kenaikan dana Ormawa tersebut sangat membantu kita dalam menjalankan progam kerja (proker)

”Alhamdullialah bisa naik, adanya kenaikan ini sangat membantu para UKM untuk menjalankan sekaligus melancarkan proker-proker” ujarnya.

Amrul Ketua umum UKM Ihfadz juga menyambut dengan baik keputusan tersebut, karena setiap tahun UKM memiliki proker yang berbeda.

”Dengan dana tersebut bisa membantu Ormawa berkembang, sehingga dapat lebih memajukan UTM,” ucapnya.

Sedangkan ketika menyoal jam malam Ambang Astagina menambahkan bahwa sangat terganggu dengan pembatasan waktu tersebut, pasalnya banyak kegiatan Menwa yang dilaksanakan pada malam hari.

”Banyak kegiatan pendidikan kita yang dilakukan malam hari, seharusnya jika ada kegiatan kami bisa diberi dispensasi waktu,” ucap mahasiswa pendidikan informatika tersebut.

Menanggapi jam malam tersebut, Rektor UTM Muhammad Syarif menjelaskan bahwa diadakannya jam malam takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam kampus. Tidak hanya itu, jam malam juga dirasa dapat meningkatkan keamanan.

”Adanya jam malam sebenarnya sudah kita rencanakan sejak 2 tahun yang lalu, namun baru terealisasi sekarang. Jam malam ini juga akan bermanfaat bagi mahasiswa agar memperbaiki pola hidup dan tidur mereka,” jelasnya. (Ard/Aww)