UTM Berlakukan Penghapusan Surat Rekomendasi TOEFL

UTM Berlakukan Penghapusan Surat Rekomendasi TOEFL

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 30 Mei 2024

WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) mengenai persyaratan kelulusan Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dan penghapusan surat rekomendasi TOEFL mulai angkatan 2022, Rabu (22/5).

SE dengan Nomor 1730/UN46/DT.05.03/2024 tersebut ditujukan untuk menyamaratakan peraturan TOEFL di seluruh fakultas, sehingga menjadikan TOEFL sebagai syarat wajib untuk pendaftaran sidang skripsi dan kelulusan mulai angkatan 2022.

Supriyanto, selaku kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK), mengonfirmasi bahwa SE tersebut ditujukan untuk menyamaratakan peraturan TOEFL bagi seluruh fakultas di UTM.

Adapun keputusan tersebut buntut dari peraturan TOEFL yang berbeda antar fakultas. Sejumlah fakultas mewajibkan mahasiswa memenuhi ketentuan skor TOEFL, sedangkan sejumlah fakultas lainnya memperkenankan penggunaan surat rekomendasi bagi mahasiswa yang tak memenuhi ketentuan skor.

”Karena sebenarnya bukan perubahan. Sebetulnya dari dulu kan sudah ada. Tapi ketentuan dari fakultas-fakultas berbeda penerapannya. Nah, sekarang biar sama, bukannya satu universitas beda-beda,” ujarnya ketika ditemui di ruangannya (28/5).

Mengenai penghapusan surat rekomendasi, Supriyanto memastikan bahwa kebijakan ini dimulai dari angkatan 2022 dan setiap mahasiswa harus mencapai skor TOEFL yang ditentukan sebagai syarat wajib untuk pendaftaran sidang skripsi.

”Jadi sekarang itu tidak ada surat rekomendasi TOEFL, tidak ada,” ucapnya.

Supriyanto juga menjelaskan bahwa tidak ada toleransi terhadap mahasiswa yang tidak mencapai nilai skor yang ditentukan. Namun, upaya yang bisa dilakukan ialah dengan melakukan pelatihan Bahasa Inggris secara berkala bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan.

”Tidak ada toleransi. Harus berlatih secara terus menerus supaya lulus,” tegasnya. 

Sedangkan Misnadin, kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa UTM mengungkapkan bahwa sudah mengupayakan program pelatihan gratis untuk TOEFL. Program tersebut berupa pelatihan yang di adakan oleh UPT Bahasa sebayak dua kali dalam setahun.

”Masalahnya kita sudah melakukan pelatihan setiap tahun. Saya sudah lakukan beberapa kali, yakni dua kali dalam setahun,” ucap Misnadin (28/5).

Selain program pelatihan dari UPT Bahasa, Misnadin menambahkan bahwa juga akan dilaksanakan pelatihan di setiap fakultas. Dengan persebaran dosen Bahasa Inggris di kelas agar memberikan pelatihan bagi mahasiswa.

”Jadi di semua fakultas itu sekarang sudah dapat dosen Bahasa Inggris. Jadi banyak kemarin itu dosen bahasa inggris yang di sebar di fakultas-fakultas. Nanti disetiap fakultas itu akan dilaksanakan pelatihan bahasa inggris masing-masing,” tuturnya.

Adapun Misnadin juga memberi saran bagi mahasiswa untuk melatih kemampuan Bahasa Inggris secara mandir. Sebab TOEFL yang disediakan hanya berupa ajang tolak ukur kemampuan bagi mahasiswa.  

”TOEFL itu alat uji. Alat uji untuk mengukur kemampuan bahasa inggris. Artinya tidak ada orang yang namanya belajar TOEFL, tapi belajar Bahasa Inggrisnya,” jelasnya. 

Menanggapi hal tersebut, mahasiswi angkatan 2022 Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD), Gina Faradhiba, menilai bahwa mahasiswa akan kesulitan dengan adanya perubahan tersebut. Sebab, peraturan baru ini dapat menimbulkan ketertundaan kelulusan bagi mahasiswa yang sudah melakukan tes berulang kali, akan tetapi belum berhasil.

”Tetapi ada sisi yang terbalik, yaitu kasihan bagi mahasiswa yang belum lulus padahal sudah tes beberapa kali, apalagi hasil tesnya ada yang dibuat untuk persyaratan kelulusan mahasiswa,” tulisnya via WhatsApp (29/5).

Gina mengharapkan mahasiswa lebih giat belajar Bahasa Inggris. Sedangkan untuk UPT Bahasa agar bisa meningkatkan lagi kenyamanan fasilitas peserta TOEFL.

“Untuk mahasiswa, lebih ditingkatkan lagi ya pengetahuan dan pengalamannya agar tesnya lancar dan lulus. Untuk UPT bahasa, diperbaiki lagi ketepatan waktu dan fasilitasnya,” tuturnya. (NRA/AI)