WKUTM – Pencurian kendaraan bermotor (curanmor) milik mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali terjadi. Tim Lembaga Pers Mahasiswa Spirit Mahasiswa (LPM-SM) melakukan penelusuran dan menemukan tiga kasus curanmor dalam dua bulan terakhir. Kasus curanmor yang terjadi di desa Telang diklaim terjadi karena kelalaian mahasiswa.
Guntur Bayu Samudra, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengungkapkan sepeda sepeda motor miliknya hilang ketika sedang nongkrong di salah satu Warung Kopi (Warkop) di depan kampus UTM, Kamis (25/4).
”Saat berada di Warkop perkiraan dari pukul 20.00 WIB sampai 22.00 WIB, saya berniat mau ke tempat fotokopi, tapi setelah di parkiran ternyata sepeda motornya sudah tidak ada, padahal sudah dikunci setang. Kemudian saya cari berulang kali di area sekitar juga tidak ada.” ungkapnya saat ditemui di Warkop (6/5).
Pria yang akrab disapa Guntur ini berujar, sepeda sepeda motor miliknya yang hilang adalah Honda Beat berwarna hitam tahun 2017, dengan nomor polisi S (Lamongan). Setelah kejadian tersebut korban segera melaporkan ke Polisi Sektor (Polsek) Kamal untuk mendapatkan tindak lanjut. Akibat kejadian tersebut, korban terpaksa harus menumpang dengan teman untuk berangkat kuliah.
”Selama seminggu saya harus numpang dengan teman ketika ke kampus,” ujarnya.
Guntur juga mengungkapkan, bahwa ada salah satu pemilik kos di area telang yang memiliki bukti rekaman dari Closed-Circuit Television (CCTV), akan tetapi enggan memperlihatkan, karena takut akan resiko yang dapat menimpanya nanti. Selain itu, Guntur juga menyampaikan pesan kepada seluruh mahasiswa agar lebih waspada dengan menggunakan kunci ganda saat memarkir sepeda sepeda motor.
”Lebih hati-hati, kalau bisa dikunci setang atau kunci gembok ganda bagian cakram roda sepeda sepeda motor," jelasnya.
Maraknya kehilangan sepeda motor di area Telang juga menimpa Alfian Ardiansyah mahasiswa angkatan 2020 Prodi Ekonomi Pembangunan. Pihaknya menceritakan kejadian tersebut bermula ketika diberitahu teman kos yang menghidupkan pompa air. Alfian juga memperkirakan sepeda motor miliknya digondol maling pada Selasa, (7/5) jelang subuh.
”Perkiraan Subuh tadi hilangnya, soalnya teman kos pukul 03.00 WIB turun ke bawah untuk mencuci baju, dan melihat sepedanya masih ada. Namun pada pukul 07.00 WIB saat temanku satunya mau menyalakan pompa air ternyata sepeda motornya sudah tidak ada. Kemudian teman kos saya memberitahu melalui pesan WhatsApp. Lantas ketika keluar untuk mengecek ternyata sudah tidak ada," ungkapnya saat ditemui di kos timur kampus UTM (07/05).
Adapun sepeda motor tersebut merupakan Honda Scoopy berwarna hitam merah tahun 2016, dengan nomor polisi S (Lamongan). Selain itu Alfian juga mengungkapkan, bahwa dua Minggu sebelumnya terdapat kejadian yang sama sepeda motor hilang di daerah Pesona Trunojoyo Residence.
”Dua minggu lalu juga ada yang hilang, jadi kurun waktu satu bulan sudah ada dua kehilangan sepeda motor di daerah yang sama,” ungkap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut.
Alfian menyayangkan kejadian yang menimpanya, karena sepeda motor tersebut merupakan kendaraan satu-satunya yang digunakan untuk berkuliah sekaligus kembali pulang ke kampung halaman, Lamongan. Adapun curnamor miliknya tersebut terjadi berdekatan dengan jadwal bimbingan skripsinya, sehingga ia dibingungkan dengan mengurus bimbingan skripsi serta mengurus laporan kehilangan ke kantor polisi
”Mau bimbingan menjadi tidak bisa. Ibaratnya mengerjakan bab I mau selesai tapi terhambat karena kejadian ini,” ungkap mahasiswa asal Lamongan.
Tantowi selaku Ketua Rukun Warga (RW) 03 Telang Indah menuturkan, curanmor terjadi ketika ada kesempatan dan keteledoran ketika memarkirkan sepeda motor. Sehingga pelaku dengan mudah mengambil sepeda motor tersebut.
”Kita selalu kordinasi dengan Polsek Kamal, pihak kepolisian memberikan himbauan kepada mahasiswa untuk menggunakan kunci ganda, parkir sepeda motornya yang aman tidak ditaruh luar. Jadi rata-rata yang kehilangan sepeda motornya berada di luar akibat keteledoran mahasiswa.” tuturnya (08/5).
Pihaknya juga memberikan saran kepada pihak yang berwenang, khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) Bangkalan, agar memberikan penanganan khusus secara kemasyarakatan mengingat pencuri berada di daerah yang sama.
”Pencuri terbukti berada di daerah yang sama, misalnya akibat keterbatasan lapangan kerja, maka perlu peran Pemda untuk mengurangi masalah kejahatan pencurian ini," ujarnya.
Menanggapi maraknya curanmor di Desa Telang, Sukarno Leksono Putra selaku, Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) mengungkapkan, Polsek Kamal telah melimpahkan tiga berkas perkara curanmor di area kampus UTM pada tahun 2024. Setiap tersangka mengaku pernah mencuri di empat hingga sebelas 11 Tempat Kejadian Perkara (TKP) di area UTM. Selain itu jika ada laporan curanmor, pihak kepolisian juga berupaya melakukan penyidikan dalam mengungkap pelaku.
”Ketika mahasiswa melaporkan curanmor, kita mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP), melakukan penyelidikan sampai terungkap pelaku curanmor. Dalam tahun ini saya melimpahkan berkas tiga perkara curanmor di UTM semua,” jelasnya (13/5).
Selain itu, pihak Polsek Kamal seringkali mengimbau mahasiswa untuk menjaga kendaraannya masing-masing, serta berupaya melakukan patroli pada jam rawan curanmor melalui kerja sama dengan tim keamanan kampus yang berada di pos keamanan timur Kampus UTM.
”Kita selalu mengingatkan agar mahasiswa parkir di tempat yang aman dan mengunci ganda sepeda motor, selain itu kita juga mengimbau untuk mengunci pagar kos-kosannya,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Kamal.
Selain itu, pihaknya mengatakan untuk lebih berhati-hati saat ngopi. Karena curanmor terjadi ketika memasuki jam rawan, seperti saat kondisi sepi, tengah malam hingga menjelang subuh. curanmor terjadi ketika adanya kelalaian menjaga kendaraan bersepeda motor dari mahasiswa. Akibatnya sepeda motor tersebut menjadi incaran para pelaku curanmor.
”Adik-adik mahasiswa seringkali parkir sepeda motornya tidak dikunci setang, ditaruh di luar,” tuturnya.
Dalam hal ini Sukarno Leksono menjelaskan, untuk melancarkan aksinya pelaku curanmor hanya memerlukan dua menit saja. Melalui penggunaan kunci T dan magnet, sehingga sepeda motor dapat dikuasai dan dibawa kabur pelaku. Oleh karenanya ia berharap agar mahasiswa dapat saling berkolaborasi menjaga keamanan dilingkungan sekitarnya. Agar kasus curanmor di area Telang dapat teratasi dengan maksimal.
”Jangan menuntut aman, jika tidak bisa membuat aman dirinya sendiri, sepeda motornya tolong dijaga yang baik, saling menjaga. Perlu kolaborasi untuk menjaga keamanan bersama,” harapnya.
Selain itu Alfian juga berharap agar pihak kepolisian dapat menjaga keamanan di sekitar kampus, mengingat akhir-akhir ini banyak sekali kasus kehilangan sepeda motor yang menimpa mahasiswa UTM.
”Semoga pihak kepolisian lebih peduli sekitar kampus." Harapnya. (KHA/WN)