Pentingnya Proyek Taman Bozem UTM

Pentingnya Proyek Taman Bozem UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 10 Juni 2021

 



WKUTM – Berdasarkan Sistem Informasi  Rencana Umum Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah  (Sirup LKPP), nomor 29271839, 29271838, dan 29271837. Universitas Trunojoyo Madura (UTM) merencanakan pembangunan taman bozem di area bozem UTM. Diketahui pembangunan taman bozem akan dimulai pada bulan Juli dengan estimasi selesai satu bulan penuh. Adapun perihal dana dari ketiga ajuan paket yakni berkisar Rp. 250.000.000. Menanggapi hal ini, beberapa pihak menilai pembangunan tersebut sangat penting.


Indah Wahyuni Abida, selaku dosen Program Studi (Prodi) Manajemen Sumber daya Perairan (MSP), mengungkapkan bahwa taman bozem diperlukan lantaran multi fungsi dan menawarkan sisi edukatif di dalamnya.


Terkait perlu tidaknya bergantung pada manfaatnya, kalau semisal taman tersebut multi guna, misalnya akan ada tanaman endemik Madura, ada pula gazebo guna tempat belajar dan disediakan Wireless Fidelity  (Wi-Fi) sebagai fasilitas pembelajaran,” ungkapnya (27/05).


Indah, mengungkapkan bahwa adanya taman bozem sebenarnya untuk tujuan yang bersifat edukasi dan sebagai penyeimbang alam. Semuanya didasarkan pada keadaan sekitar kampus yang didominasi oleh gedung sehingga daerah resapan air kurang memadai dan masih memicu banjir, selain itu pembangunan gedung juga menjadi alasan mengapa drainase relatif buruk.


Adanya taman bozem ditujukan untuk menambah resapan air juga memproses air resapan dan nantinya dapat disediakan air bersih,” ungkap Indah.


Menurut Indah, perencanaan proyek bozem harus dilihat dari segi konsep yang diusung terlebih dahulu. Mengenai rancangan pembangunan taman bozem, pihaknya juga menuturkan bahwa pembangunannya harus diperhatikan dari segala sisi dengan pertimbangan kegunaan, berdasarkan pada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), dan pemerhatian keadaan lingkungan.


Idealnya, menurut saya nanti harus ada pintu air masuk dari saluran yang ada untuk kemudian diproses di bozem sehingga airnya bisa digunakan untuk keperluan tanaman. Selain itu yang terpenting ialah pemerhatian konservasi air, kajian tanah, dan untuk aturannya mengarah pada pengelolaan UTM agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, ini kaitannya dengan pemerhatian AMDAL,” tuturnya.


Mengenai penjelasan dari bozem, Indah memaparkan bahwa bozem berasal dari bahasa belanda yakni Boezem yang dapat diartikan sebagai danau buatan dengan kegunaannya sebagai resapan air hujan. Sedangkan untuk perawatannya sendiri dapat didasarkan pada perhitungan air yang masuk, kemungkinan penguapan, serta resapan air disampingnya.


Seperti tandon, menampung di saat  hujan dan dimanfaatkan saat kemarau,” papar perempuan asal Lamongan tersebut.


Indah menuturkan bahwa pada sekitar tahun 2012 atau 2013 UTM sempat mengadakan perencanaan alternatif selain bozem sesuai dengan adat Madura yakni tanean lanjhang. Meskipun begitu, menurutnya setiap konsep yang ada bisa berkembang maupun berubah dalam lima tahun. Semua  didasarkan pada perluasan lahan juga kebutuhan pembangunan. Pihaknya berharap untuk pembangunan nanti akan terealisasikan  dengan baik. Sedangkan untuk lama pembangunan disesuaikan dengan rancangan masterplan yang ada.


Mohamad Afif Irfani, selaku mahasiswa Prodi MSP 2018, menjelaskan bahwa keberadaan taman bozem di dalam kampus cukup penting sebagai penyetok oksigen segar dan perawatan tumbuhan di kampus, selain berfungsi untuk estetika.


Pembangunan taman bozem di dalam kampus sendiri menurut saya cukup penting. Mengingat sebenarnya UTM masih memiliki tanah yang luas. Di satu sisi bisa menawarkan ruang hijau sebagai penyetok oksigen, dan menyajikan fungsi keindahan. Selain itu juga mempermudah perawatan tanaman sebab adanya air yang tersedia dari bozem,” jelas pria asal Sidoarjo tersebut (26/05).


Senada dengan Afif, Shinta yang juga mahasiswa Prodi MSP, mengungkapkan bahwa keberadaan taman bozem haruslah disesuaikan dengan fungsi dan tujuan yang membawa manfaat bagi kampus.


Kalau menurut saya itu penting, mengingat wilayah kampus sering terjadi banjir. Saya sendiri pernah merasakan selama dua tahun kuliah offline. Sebenarnya kalau tujuannya untuk estetika saja, kan sudah ada taman kampus. Jadi, dilihat dulu pemanfaatan taman bozemnya untuk apa,” ungkap mahasiswa asal Jember ini (26/05).


Amrin Rozali, selaku kepala Barang Milik Negara (BMN) UTM, memaparkan bahwa pembangunan dari taman bozem akan diawali dengan cara pembersihan lewat cut and fill, kemudian perlakuan pengerjaan tanah, dan dilanjut dengan tahap yang disesuaikan dengan Detail Engineering Design (DED). Namun, Amrin menjelaskan jika dirinya tidak mengetahui kapan pelaksanaan pembangunan taman bozem tersebut direalisasikan.


Saya tidak punya rincian pembangunan ataupun masterplan taman bozem yang akan dibuat itu, sebab ranahnya sudah beda. Terkait hal itu merupakan kebijakan dan wewenang dari pihak yang bersangkutan dengan perencanaan,”  jelasnya. (27/05)


Adapun Budi Jaya Sugiarto, selaku pihak Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ), belum bisa dihubungi hingga berita ini ditulis. (Ret/Ahr)