Menilik Rencana Lahan Parkir Kolektif

Menilik Rencana Lahan Parkir Kolektif

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 28 Februari 2020
Rencana Lahan Parkir UTM. Foto : Yu


WKUTM – Beberapa tahun belakangan, unversitas Trunojoyo Madura (UTM) banyak melaksanakan pembangunan fasilitas penunjang perkuliahan. Mulai dari gedung pusat data, pembangunan masjid, juga renovasi beberapa gedung lama. Namun, pembangunan tersebut masih menyisakan beberapa persoalan, salah satunya adalah kesediaan dan kelayakan lahan parkir.

Samapai saat ini, beberapa fakultas di UTM seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Keislaman masih belum memiliki lahan parkir yang memadai. Beberapa gedung belum memiliki atap pelindung, bahkan lahan parkir di salah satu gedung hanya berupa lahan dengan tanah berlapis kapur.

Salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) yang tidak mau disebut namanya mengaku lahan parkir di FP masih memiliki banyak kekurangan, ”Lahan parkir di FP sebenarnya masih butuh perbaikan lagi. Misalnya dengan penambahan atap dan melakukan penghalusan jalan bagi akses kaluar masuk kendaraan,” ujar mahasiswa asal Sidoarjo tersebut.

Menanggapi hal itu, Amrin Rozali selaku staff Unit Layanan Pengadaan (ULP) Universitas Trunojoyo Madura mengkonfirmasi kalau lahan parkir di beberapa fakultas memang belum dipasangi atap, malah baginya, dari pada memasang atap lebih baik lahan parkir ditanami pohon.

”Kalau saya pribadi lebih suka konsep area parkir yang rindang dengan pepohonan dari pada yang menggunakan atap, karena penggunaan atap cenderung membuat suhu udara lebih panas, di sisi lain adanya pohon juga akan membuat sirkulasi udara menjadi sejuk,” ungkap pria asal Bangkalan tersebut.

Selain itu, menurut Amrin, rektor sejak beberapa tahun yang lalu memiliki keinginan untuk membuat area parkir kolektif. Rencananya parkiran seperti ini akan dibangun di sebelah timur Gedung Fakultas Pertanian. Rencana pembangunan tersebut saat ini sudah memasuki tahap pengurukan dan perataan tanah.

Dilansir dari laman resmi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), proses pengurukan lahan parkir tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 141.689.000,00. Proyek tersebut dipegang CV. WARU MAS selaku pemenang tender proyek.

Namun, untuk saat ini pembangunan area parkir masih terhenti dan belum pasti kapan akan dilanjutkan. Saat dikonfirmasi, Amrin hanya bisa berharap pembangunan lahan parkir dapat dilanjutkan tahun ini, ”Kemarin baru proses pengurukan, namun untuk pembangunan belum bisa dipastikan, semoga saja di tahun ini bisa,” ujar staff ULP UTM.

Data dari LKPP menunjukkan pembangunan lahan parkir sebenarnya sudah memiliki penanggung jawab. Dari data tersebut, CV. TRIWIRA JASATAMA dan PT. HULU SARANA TEHNIK menjadi perusahaan yang memenangkan tender dengan total biaya Rp 411.769.699,00 mencakup biaya kontruksi pengerjaan, hingga biaya pengawasan pelaksanaan proyek.

Adapun rencana pembangunan tersebut mendapat beragam tanggapan. Seperti yang diutarakan oleh mahasiswa program studi FP, dia mengatakan bahwa tujuan dari pembangunan lahan parkir dengan konsep kolektif sebenarnya baik, akan tetapi kurang efisien, ”Pembangunan lahan parkir dengan konsep kolektif sebenarnya sudah baik, secara tidak langsung mahasiswa dapat saling berinteraksi antar satu dengan yang lainnya, walau hanya dari parkiran saja. Akan tetapi saya rasa itu kurang efisien, karena dengan jumlah mahasiswa yang begitu banyak sudah pasti akan memerlukan alokasi lahan yang luas juga,” tukas mahasiswa semester empat itu.

Pendapat yang serupa juga disampaikan Putri Wahyuni, mahasiswa Program Studi PG PAUD, menurutnya pembangunan area parkir kolektif hanya akan memberatkan banyak pihak. “Bayangkan jika Gedung kuliah saya ada di RKB D, sedangkan area parkir kolektif ini berlokasi di samping Gedung Fakultas Pertanian, sungguh akan sangat membebani jika diharuskan untuk berjalan kaki,” ungkap perempuan kelahiran Lamongan tersebut.

Di balik berbagai tanggapan yang ada, Amrin berujar kalau pembangunan area parkir ini seyogyanya merupakan respon rektorat terhadap keluhan kurangnya lahan parkir. Ia berharap ketika pembangunan lahan parkir kolektif rampung, mahasiswa serta para tenaga ajar dapat melakukan aktifitasnya dengan nyaman. Selain itu, udara yang bersih dari konsep area parkir hijau tadi juga diharap bisa membuat lingkungan lebih sehat dan bersih. (Kon, Bud, Ek, S)