Rak buku perpustakaan yang didekorasi ulang. Foto: Mili
Perombakan Tata Letak
Awalnya,
rak buku dibagi menjadi dua tempat,
yaitu Sirkulasi Satu dan Sirkulasi Dua. Namun sekarang, rak
buku menjadi satu tempat. Iriani Ismail selaku Kepala Bagian
(Kabag) Perpustakaan mengungkapkan
jika penggabungan rak buku ini bertujuan untuk menciptakan kenyamanan pada mahasiswa saat
membaca.
”Tata letak rak
yang digabungkan supaya lebih leluasa ketika membaca
buku karena ruang baca menjadi lebih luas,” ungkap Iriani
saat ditemui di kantornya, Kamis (15/03).
Meskipun demikian, perombakan tata ruang rak buku
ini masih menyisakan masalah lain. Salah satunya adalah letak buku yang tidak
sesuai dengan klasifikasinya. Terkait hal ini, Hanin Dwi selaku Koordinator
Pelayanan mengaku jika petugas Perpustakaan selalu menata kembali buku yang
telah dikembalikan mahasiswa usai membaca. Tetapi, pihaknya mengeluhkan masih
banyaknya mahasiswa yang menaruh sakadarnya saja tanpa memperhatikan
klasifikasinya.
”Kami
juga biasa sampai malam untuk menata kembali buku-buku, mahasiswa
seharusnya lebih memperhatikan pengaturan tempat-tempat buku,”
keluhnya.
Dengan
keadaan demikian, Hanin berkelakar akan mencari Duta Perpustakaan untuk memberi pemahaman
kepada mahasiswa terkait Peraturan Perpustakaan.
”Kadang saya
memiliki keinginan untuk mencetak Duta Perpustakaan supaya nanti bisa membantu
memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang Peraturan
Perpustakaan,” ujar Hanin.
Pengadaan E-Book
Kabag Perpustakaan, Iriani Ismail menuturkan bahwa program baru yang lain
adalah program pengadaan e-book. Hal ini dilatarbelakangi banyaknya pengguna android di
kalangan mahasiswa. Program ini dimaksudkan agar memudahkan
mahasiswa membaca buku tanpa datang ke Perpustakaan. Menurut keterangan Kabag Perpustakaan,
sosialisasi pengadaan e-book dilaksanakan ketika Februari di
Laboratorium Komputer Perpustakaan.
”Kami
juga baru launcing e-book yang
koleksinya berasal dari Perpustakaan UTM. Sehingga
dari rumah pun mahasiswa bisa membaca koleksi
di Perpustakaan kita", ungkapnya.
Menurut Bondan Endriawan selaku pengurus e-library
UTM, penyajian Perpustakaan elektronik yang berbasis 24 jam dilakukan untuk memaksimalkan adanya Perpustakaan
yang selama ini hanya buka beberapa jam saja.
Terkait koleksi E-book, sementara ini masih 50 sampai 60 buku
sekedar percobaan untuk melihat minat yang dimiliki mahasiswa.
”Presentasi koleksi Perpustakaan 40% secara digital, serta
60% manual. Selain itu, masa aktif untuk memiliki e-book satu semester saja. Selebihnya bisa dilakukan perpanjangan,” ujar Bondan.
Prosedur pengunduhan e-book ini juga sangatlah mudah. Melalui Google Play kemudian ketik KUBUKU, lalu pilih e-library UTM. Kemudian Instal,
registrasi, dan aktifasi via e-mail.
Pengunjung Perpustakaan
Sesuai
data pada tahun 2018, pengunjung di bulan Januari adalah 461 orang dan telah
meningkat di bulan Februari sebanyak 1653 orang. Di sisi lain, peminjaman
buku juga mengalami
peningkatan pada bulan
Januari yang berjumlah 340 buku, dan 1237 buku di bulan Februari.
”Pengunjung
Perpustakaan meningkat, kami juga berharap Perpustakaan ini bisa selalu ramai,
mahasiswa betah, dan koleksi Perpustakaan bisa memenuhi kebutuhan
mahasiswa,” harap Iriani.
Murnia Arif,
selaku petugas pengadaan buku Perpustakaan menyatakan bahwa koleksi buku di Perpustakaan
UTM berkisar sampai 50.000 ekslempar,
pengadaan buku juga dilaksanakan setiap tahunnya secara
rutin.
Loker Penyimpanan
Loker
untuk penyimpanan barang mahasiswa juga mengalami perombakan. Loker
yang mulanya berada di depan pintu masuk Perpustakaan sekarang
dipindah ke depan lift, namun saat ini belum ada petugas yang menjaga.
”Penataan baru
ini dimaksudkan supaya ketika pengunjung keluar dari lift
bisa langsung menyimpan barangnya, nantinya di sana
juga ada petugas yang menjaga,” jelas Iriani.
Dengan
dipindahnya loker tersebut, Iriani berharap tata letak di Perpustakaan bisa
lebih rapi lagi, tidak semrawut. Selain itu, penataan loker-loker, menurut
Iriani, merupakan bentuk dari usaha pihak Perpustakaan untuk memaksimalkan
fungsi Perpustakaan demi memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
Meski
demikian, pemindahan posisi loker masih dianggap kurang efisien oleh beberapa
pengunjung. Sebagaimana yang dikeluhkan Ibnu Asro Putra, dirinya
menilai bahwa posisi loker yang ditempatkan di depan lift masih terhitung
kurang efisien.
”Tempat
loker di depan lift tersebut sepertinya kurang efisien, apalagi belum ada penjaganya.
Dikhawatirkan nanti ada pencurian,” keluh mahasiswa
Teknik informatika itu. (Yul/Ben/Wuk)