Perombakan Perpustakaan UTM

Perombakan Perpustakaan UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 02 April 2018

Rak buku perpustakaan yang didekorasi ulang. Foto: Mili

WKUTM - Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang berada di lantai empat Gedung Cakra saat ini mengalami sedikit perombakan. Mulai dari launching e-book, tata letak rak buku, dan tata letak loker penyimpanan barang.

Perombakan Tata Letak

Awalnya, rak buku dibagi menjadi dua tempat, yaitu Sirkulasi Satu dan Sirkulasi Dua. Namun sekarang, rak buku menjadi satu tempat. Iriani Ismail selaku Kepala Bagian (Kabag) Perpustakaan mengungkapkan jika penggabungan rak buku ini bertujuan untuk menciptakan kenyamanan pada mahasiswa saat membaca.

Tata letak rak yang digabungkan supaya lebih leluasa ketika membaca buku karena ruang baca menjadi lebih luas,ungkap Iriani saat ditemui di kantornya, Kamis (15/03).

Meskipun demikian, perombakan tata ruang rak buku ini masih menyisakan masalah lain. Salah satunya adalah letak buku yang tidak sesuai dengan klasifikasinya. Terkait hal ini, Hanin Dwi selaku Koordinator Pelayanan mengaku jika petugas Perpustakaan selalu menata kembali buku yang telah dikembalikan mahasiswa usai membaca. Tetapi, pihaknya mengeluhkan masih banyaknya mahasiswa yang menaruh sakadarnya saja tanpa memperhatikan klasifikasinya.
  
”Kami juga biasa sampai malam untuk menata kembali buku-buku, mahasiswa seharusnya lebih memperhatikan pengaturan tempat-tempat buku,” keluhnya.

Dengan keadaan demikian, Hanin berkelakar akan mencari Duta Perpustakaan untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa terkait Peraturan  Perpustakaan.

Kadang saya memiliki keinginan untuk mencetak Duta Perpustakaan supaya nanti bisa membantu memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang Peraturan Perpustakaan,” ujar Hanin.

Pengadaan E-Book

Kabag Perpustakaan, Iriani Ismail menuturkan bahwa program baru yang lain adalah  program pengadaan e-book. Hal ini dilatarbelakangi banyaknya pengguna android di kalangan mahasiswa. Program ini dimaksudkan agar memudahkan mahasiswa membaca buku tanpa datang ke Perpustakaan. Menurut keterangan Kabag Perpustakaan, sosialisasi pengadaan e-book dilaksanakan ketika Februari di Laboratorium Komputer  Perpustakaan.

”Kami juga baru launcing e-book yang koleksinya berasal dari Perpustakaan UTM. Sehingga dari rumah pun mahasiswa bisa membaca koleksi di Perpustakaan kita", ungkapnya.

Menurut Bondan Endriawan selaku pengurus e-library UTM, penyajian Perpustakaan elektronik yang berbasis 24 jam dilakukan untuk memaksimalkan adanya Perpustakaan yang selama ini hanya buka beberapa jam saja. Terkait koleksi E-book, sementara ini masih 50 sampai 60 buku sekedar percobaan untuk melihat minat yang dimiliki mahasiswa.

Presentasi koleksi Perpustakaan 40% secara digital, serta 60% manual. Selain itu, masa aktif untuk memiliki e-book satu semester saja. Selebihnya bisa dilakukan perpanjangan,” ujar Bondan.

Prosedur pengunduhan e-book ini juga sangatlah mudah. Melalui Google Play kemudian ketik KUBUKU, lalu pilih e-library UTM. Kemudian Instal, registrasi, dan aktifasi via e-mail.

Pengunjung Perpustakaan

Sesuai data pada tahun 2018, pengunjung di bulan Januari adalah 461 orang dan telah meningkat di bulan Februari sebanyak 1653 orang. Di sisi lain, peminjaman buku juga mengalami peningkatan pada bulan Januari yang berjumlah 340 buku, dan 1237 buku di bulan Februari.

”Pengunjung Perpustakaan meningkat, kami juga berharap Perpustakaan ini bisa selalu ramai, mahasiswa betah, dan koleksi Perpustakaan bisa memenuhi kebutuhan mahasiswa, harap Iriani.

Murnia Arif, selaku petugas pengadaan buku Perpustakaan menyatakan bahwa koleksi buku di Perpustakaan UTM berkisar  sampai 50.000 ekslempar, pengadaan buku juga dilaksanakan setiap tahunnya secara rutin.

Loker Penyimpanan

Loker untuk penyimpanan barang mahasiswa juga mengalami perombakan. Loker yang mulanya berada di depan pintu masuk Perpustakaan sekarang dipindah ke depan lift, namun saat ini belum ada petugas yang menjaga.

Penataan baru ini dimaksudkan supaya ketika pengunjung keluar dari lift bisa langsung menyimpan barangnya, nantinya di sana juga ada petugas yang menjaga,” jelas Iriani.

Dengan dipindahnya loker tersebut, Iriani berharap tata letak di Perpustakaan bisa lebih rapi lagi, tidak semrawut. Selain itu, penataan loker-loker, menurut Iriani, merupakan bentuk dari usaha pihak Perpustakaan untuk memaksimalkan fungsi Perpustakaan demi memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.

Meski demikian, pemindahan posisi loker masih dianggap kurang efisien oleh beberapa pengunjung. Sebagaimana yang dikeluhkan Ibnu Asro Putra, dirinya menilai bahwa posisi loker yang ditempatkan di depan lift masih terhitung kurang efisien.

Tempat loker di depan lift tersebut sepertinya kurang efisien, apalagi belum ada penjaganya. Dikhawatirkan nanti ada pencurian, keluh mahasiswa Teknik informatika itu. (Yul/Ben/Wuk)