Aliansi mahasiswa peduli kampus UTM ketika melakukan orasi. Foto: Dic |
WKUTM - Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar demonstrasi di halaman Gedung Graha Utama, Senin (21/8). Aksi ini dilakukan sebagai buntut dari aksi sebelumnya
ketika menyampaikan aspirasi di depan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa. Pasalnya,
dalam aksi tersebut massa terlibat kontak fisik dengan panitia PKKMB dan staf rektorat.
Para demonstran menuntut empat
petisi. Pertama: Segala bentuk kekerasan dan penganiayaan dalam demo kemarin
harus diusut tuntas. Kedua: Rektor dan pelaksana PKKMB harus meminta maaf di
depan media. Ketiga: Pelaku kekerasan harus dihadirkan untuk meminta maaf dan
harus bertanggung jawab secara hukum. Terakhir Rektor harus menyetujui
pernyataan tertulis untuk mendukung sepenuhnya pengusutan kekerasan dan penganiayaan
secara hukum.
Setelah menunggu setengah jam, Moh. Syarif selaku Rektor UTM dan staf yang terlibat insiden kemarin bersedia
menemui para demonstran. Moh. Syarif bersedia bertanggung jawab dan memenuhi
segala tuntutan.
”Bagaimana juga apa yang terjadi di kampus ini
yang bertanggung jawab adalah saya sebagai rektor, dan saya tidak pernah malu
untuk meminta maaf jika berkaitan dengan kampus UTM,” jelasnya.
Moh. Syarif juga menyetujui adanya
tindak lanjut secara hukum mengenai kekerasan yang dialami Imron, salah satu
pengunjuk rasa mengalami cedera di bagian tangannya setelah di pelintir oleh
salah satu staf rektrorat.
”Untuk menyelesaikan dengan
mekanisme secara hukum silahkan untuk kalian melanjutkan, kami akan
mengikutinya,” tambahnya.
Selain itu, Wakil Rektor 3, ketua
pelaksana PKKMB dan staf rektorat yang terindikasi melakukan kekerasan
terhadap pengunjuk rasa turut meminta maaf kepada imron dan siap bertanggung
jawab. Sedangkan tentang pengusutan kasus kekerasan Warek 3 Budi Moestiko
berjanji akan menindaklanjuti kasus tersebut sampai jangka waktu seminggu ke depan.
(Fah/Aww)