Roadshow Sharing LPDP di UTM 2015

Roadshow Sharing LPDP di UTM 2015

LPM Spirit - Mahasiswa
Selasa, 17 Maret 2015


Untuk kedua kalinya LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Awardee East Java melakukan sosialisasi di UTM (Universitas Trunojoyo Madura) Sabtu, (14/03/15). Pada kesempatan acara Shering bertempat di Gedung Cakra UTM membahas mengenai pengenalan LPDP beserta cabang beasiswa yang dinaunginya. 

Semua tahapan, perjalanan, serta pengalaman pemateri waktu berproses dalmam mendapatkan beasiswa jenjang S2 (Magister) dan S3 (Doktor) itu dibagikan kepada peserta. Roadshow kali ini oleh LPDP Awardee East Java dipilih tema “Menjaring Tunas Pemimpin Bangsa dari Jatim, Berbagi Peran Menyalakan Harapan.” Merujuk pada apa yang disampaikan pemateri bahwa pemilihan tema berkaitan erat dengan status Madura sebagai daerah golongan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) kecuali Sumenep. Terdapat 5 macam jenis beasiswa ditawarkan oleh LPDP, meliputi beasiswa Magister & Doktor, Beasiswa Tesis & Disertasi, Beasiswa Afirmasi, Beasiswa Spesialis Kedokteran, serta Presidential Scholarship. Walau demikian pemateri lebih menyarankan menempuh jalur Beasiswa Afirmasi. Pasalnya, peluang untuk masuk lebih besar. Alasan mengapa beasiswa jalur afirmasi lebih mudah, karena tahapan yang ditempuh lebih sedikit dibanding jalur reguler. Namum nanti ketika sudah lulus, wajib membangun kembali daerah asal. 

Jika jalur reguler akan dibebaskan menurut kehendak mereka untuk bekerja dimana saja. Konsep beasiswa ditawarkan LPDP merupakan satu-satunya beasiswa terbaik di Indonesia. Hal ini tidak lain karena LPDP memberikan beasiswa semua bidang profesi dengan tunjangan penuh kepada mahasiswa. Tunjangan didapat mulai dari kuliah, living cost, biaya beli buku, dan seluruh keperluan mahasiswa yang berkaitan kelancaran proses akademik. Bahkan jika peserta sudah mempunyai pasangan hidup (menikah) ditambah satu anak boleh dibawa ke tempat tujuan studi dan mereka masing-masing mendapat tambahan dana 25% dari dana pokok. Dalam sesi pertanyaan salah satu peserta bertanya mengenai kemungkinan pencabutan beasiswa. Oleh pemateri dijawab bahwa LPDP tidak seperti beasiswa bidikmisi yang bisa dicabut sewaktu-waktu karena IPK penerima tidak memenuhi kriteria batas bawah. Beasiswa LPDP tetap diberikan sepenuhnya kepada penerima, akhirnya semua dikembalikan lagi tergantung dari kesadaran masing-masing pribadi. 

Bagaimana penerima beasiswa bertanggungjawabkan secara moral uang dari rakyat tersebut. Faktor membedakan mengapa LPDP diserahkan penuh kepada penerima tidak lain dari proses seleksi penerimaan sangat ketat. Sulit serta kecilnya peluang LPDP dapat dengan mudah diterobos apabila peserta telah mengantongi Letter of Acceptance (LOA) dari Universitas tujuan. Universitas yang menjadi tujuan tentunya telah terdaftar sebagai top 200 dunia, atau minimal universitas dalam negeri dengan status kampus beserta jurusan terakreditasi A. Informasi teknis, persyaratan secara detail mengenai LPDP bisa diakses dilaman www.lpdp.kemenkeu.go.id Sebelum pulang Abud salah satu penerima mahasiswa penerima LPDP berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur) mengaku dengan diadakan beasiswa LPDP khususnya jalur afirmasi, sangat bagus untuk membangun Indonesia kedepan. Secara tersirat dia juga mengungkapkan semua mahasiswa berkeinginan melanjutkan pendidikan S2/S3 perlu ikut LPDP.

 Keuntungan didapat selain jaminan uang adalah pembinaan menjadi seorang warga negara yang baik, dan ini belum terdapat dibeasiswa lain.“Uang, semua orang bisa punya, tapi tidak semua orang bisa membangun nasionalismenya, LPDP punya keduanya, ” tuturnya. Tiga tips untuk meraih LPDP sangat dianjurkan kepada seluruh calon pendaftar disampaikan oleh Hamzah selaku pemateri acara saat menjelang sesi berfoto bersama. Ketiga tips tadi meliputi rasa selalu optimis tinggi, mempersiapkan semua berkas-berkas yang diperlukan dan berdoa kepada Tuhan. Adapun penerima beasiswa LPDP berasal dari UTM sendiri sampai sekarang masih 4 orang. Salah satunya Sumeriah yang kebetulan hadir. 

Alumni jurusan Ilmu Hukum itu sekarang sedang menempuh Magisternya di UNAIR (Universitas Airlangga) Surabaya. Dalam pidatonya ia berpesan kepada seluruh peserta agar tidak pesismis. Para calon pelamar LPDP jangan sampai cepat berkecil hati sebelum memperjuangkan mimpi kuliah melanjutkan pendidikan di universitas dambaan karena terhalang biaya. “kita sebesar mimpi yang kita punya,” ujar mahasiswa mantan penerima bidikmisi tersebut dalam salah satu kalimat pidatonya. 

Animo peserta menghadiri acara shering itu bisa dikatakan luar biasa. Mayoritas mereka adalah masih berstatus mahasiswa S1. Hal ini diungkapkan oleh Antok Febrian selaku Ketua Pelaksana (Ketupel) acara. Seperti tampak didepan pintu masuk ruang acara kalau jumlah peserta baru mendaftarkan diri menjelang acara dimulai lumayan banyak. Konsekuensinya perkiraan total kouta maksimal berdasarkan angka pendaftar hari sebelum acara dimulai meleset. Sehingga ada sebagian peserta terpaksa harus duduk di tribun. 

Dibalik Acara Keberlangsungan acara berskala universitas tersebut diselenggarakan oleh BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas) FISIB. Menurut keterangan diberikan Ketupel acara kepada Reporter Spirit Mahasiswa, bahwa pihak universitas dirasa kurang memberikan dukungan. Mahasiswa jurusan Sastra Inggris semester 6 tersebut juga menduga kalau sikap acuh pimpinan universitas karena alasan kesibukan mereka yang sedang ada Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Alasan ini pula mengapa Amir Hamzah selaku Dekan FISIB tidak bisa menyempatkan diri membuka acara. 

Masih menurut penuturan Ketupel acara, kedepan acara ini akan menjadi agenda tahunan di UTM. Terlepas atas tragedi buruknya penyelenggaraan tahun kemarin yang dipanitiai langsung oleh pihak universitas. Walau tahun depan penyelenggara acara belum pasti tetap akan dilaksanakan. Sebab acara ini sebenarnya belum masuk program kerja BEMF FISIB. 

Antok Febrian tidak menampik, apabila belum selesainya konflik Pemilihan Presma sampai saat ini turut menambah kendala. Meskipun pada ujungnya acara bisa berjalan sukses dan lancar. “Agak kesulitan juga dengan acara ini, karena dengan masih tidak berjalanya keorganisasian termasuk Presma. Alhamdulillah sekarang sudah beres,” tukasnya. (isk/npi)