Prinsip Sukarela, Kurikulum 2013

Prinsip Sukarela, Kurikulum 2013

LPM Spirit - Mahasiswa
Jumat, 04 April 2014
“Pramuka telah menjadi ekstra wajib di setiap sekolah, karena penting untuk pembentukan karakter siswa dimasa sekarang ini” 

Lpm Spirit-Mahasiswa News - Dengan penyambutan unik ala Gerakan Pramuka seperti, mencuci tangan sebelum memasuki ruangan, menyuguhkan makanan berupa kismis salak dan minuman di kendi menjadi hal yang sangat menarik dari acara “Prinsip Sukarela, Kurikulum 2013” yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Pramuka Universitas Trunojoyo Madura (UTM) (22/03). Dengan pakaian sakera, penerima tamu dengan ramah membagikan kismis tersebut kepada peserta seminar. Sebelum acara dimulai panitia menjelaskan maksud mengapa harus kismis, salak, ataupun pakaian sakera. Kismis salak mencerminkan bahwasannya Madura terutama di Bangkalan khas akan buah salak, dan pakaian sakera sendiri merupakan pakaian khas Madura. 

Seminar ini tidak hanya dihadiri peserta dari wilayah Madura saja, UNESA dan kelompok pembina dari Gresik turut serta berpartisipasi untuk bertukar pikiran disini. “tahun lalu hanya tingkat wilayah Madura, tapi tahun ini lebih meluas lagi” tutur Ilmy selaku Ketua Dewan Racana UKM Gerakan Pramuka. Peserta yang lumayan banyak membuat ruangan berjubel sehingga suhu didalam menjadi sedikit panas. 

Hal tersebut tidak menyurutkan semangat para peserta untuk terus mengikuti acara ini sampai selesai. Sembari menunggu pemateri, panitia membuka acara ini dengan sedikit tarian sumbangsih dari kelompok pembina Gresik lalu diikuti dengan serempak oleh peserta lainnya. Peserta terlihat sangat antusias dan menikmati tarian yang ditampilkan. Tidak lama kemudian Kak Iqbal Munaf selaku pemateri pengganti kak Azrul Azwar tiba ditempat seminar, dengan diiringgi lagu “selamat datang kakak” dari para peserta seminar, beliau melangkah menuju kursi yang telah disediakan panitia. 

Dalam menyampaikan materi beliau menuturkan bahwasannya kak Azrul Azwar tidak dapat menghadiri seminar ini dikarenakan sakit. “Saya disini diamanati oleh kak Azrul, karena beliau sedang sakit jadi saya yang menggantikan beliau untuk menyampaikan materi ini.” Tukas dosen Universitas Muhamadiyah Jakarta (UNJ) itu. Acara inti pun dimulai, penyampaian materi diawali oleh kak Iqbal sembari menunggu pemateri kedua yakni ibu Dra. Made Sri Utari selaku Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. 

Dari judul seminar ini kak iqbal menyampaikan banyak wejangan-wejangan sekaligus pembelajaran bagi para peserta terutama yang telah menjadi pramuka dan mengerti pramuka. Beliau juga menyampaikan bahwa pramuka sekarang ini menjadi ekstrakulikuler wajib tiap sekolah. Pramuka bukan sekedar pembelajaran mengenai tanggap tidaknya kita terhadap alam juga merupakan wadah pembentuk karakter anak bangsa. Tidak jauh dari apa yang dikatakan kak Iqbal, ibu Made juga menyampaikan pramuka telah menjadi ekstra wajib sekolah dan sangat penting untuk mendidik moral siswa. “pramuka telah menjadi ekstra wajib, akan tetapi mengenai pesertanya tetap secara suka rela dan tanpa paksaan” tegas perempuan yang sedari kecil aktif diparamuka itu. Kak Iqbal dan Ibu made juga menuturkan bahwa pramuka akan mempunyai susunan silabus sendiri yang saat ini masih dalam proses penggarapan. Antusias peserta masih tetap terjaga sampai akhir acara, semangat para pramuka indonesia yang akan menjadi penerus bangsa. Panitia telah mengemas acara ini dengan sederhana tapi begitu memuaskan. “acara ini seru, menambah wawasan kita para pramuka, maju terus pramuka!” ujar salah satu peserta yang berasal dari Gresik itu.(ike/nof)