Donor darah yang dilakukan di lantai 1 gedung cakra UTM |
WKUTM- Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas
Trunojoyo Madura (UTM), yakni Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI),
kembali menyelenggarakan donor darah dengan
tema "Setetes Darah Investasi Untuk Kehidupan” Acara yang diadakan di Gedung Cakra lantai satu pada Rabu, 6 Maret 2019,
ini bekerja sama dengan Unit Tranfusi Darah (UTD) Kabupaten Bangkalan dan
Komunitas Rhesus Negatif Bangkalan.
Acara ini dihadiri oleh Kepala
UTD Kabupaten Bangkalan dan sosialisasi dari komunitas Rhesus Negatif
Bangkalan, dengan upacara pembukaan sebagai awalan acara. Ketua Pelaksana
kegiatan, Ahmad Nur Wahyudin, mengungkapkan bahwa ini merupakan acara
rutinan dari program kerja KSR PMI UTM yang diadakan dua bulan sekali. "Namun, ini pertama kalinya di periode ini," jelasnya.
Dengan menyediakan kuota sebanyak 250 kantong darah,
KSR PMI nantinya akan membawa hasil tersebut ke kantor UTD Kabupaten Bangkalan,
tempat penyimpanan darah karena dirasa aman. "Karena di UTD darah yang didapat
akan disimpan rapi supaya tidak membusuk. Biasanya diletakkan di almari
tertutup yang bebas dari kantong berlubang supaya kuman tidak masuk,”
tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dahulu, Kota Bangkalan
biasanya melakukan impor darah. Namun kini lain, karena sekarang kota tersebut
beralih menjadi kota sebagai pengekspor darah. Ia membuktikan dengan fakta
ketika bulan puasa tiba, Kota Surabaya biasanya akan meminta darah ke
UTD Bangkalan maupun Sumenep.
"Kita membantu UTD jika ada yang membutuhkan darah,” kata
Ahmad.
Mahasiswa asal Jepara ini juga menyebutkan syarat-syarat
yang harus terpenuhi sebagai penderma darah, antara lain berumur 18 tahun
lebih, berat badan minimal 45 kg, kondisi fisik sehat,
tensinya tidak tinggi, dan tidak mempunyai penyakit supaya tidak
menular.
”Syarat tersebut sudah menjadi ketentuan
dari PMI. Kalau tidak sesuai dengan
kualifikasi, penderma darah ditakutkan mempunyai efek samping bagi si penderma,” tambahnya.
Ahmad juga mengungkapkan, selesai melakukan transfusi
darah, penderma darah akan mendapatkan suplemen penambah darah dan susu.
Alangkah baiknya, setelah itu seseorang yang telah selesai mendonorkan darahnya
diharapkan istirahat terlebih dahulu, sebab tidak ada yang mengetahui terkait
masa pulih akan berlangsung lama atau tidak.
"Memang manusia tidak diwajibkan donor. Tetapi kalau bisa,
mendonorlah. Salah satu keuntungannya dapat mengurangi penyakit," ungkapnya.
Sedangkan, batas maksimal berapa kali mendonor dalam
beberapa bulan itu berbeda-beda. Kembali lagi pada masing-masing orang tersebut.
"Seseorang kalau hasil darahnya plus, maka ia boleh 2 bulan
sekali mendonor. Berbanding terbalik jika negatif jelas tidak boleh. Itu semua
bisa diketahui dari tes saat mendonorkan darahnya. Nanti pihak PMI akan menulis
itu." Jelas Ahmad.
Berbicara terkait golongan darah, Ahmad juga tak lupa
menjelaskan jika penderma darah terbanyak, sering kali didominasi oleh golongan
darah O, sedangkan golongan yang sulit didapat yakni golongan darah AB.
Ulfa Kurnia, Mahasiswi Pendidikan Informatika, berharap
bahwa acara donor darah yang mendatang akan diadakan kembali sebagai bentuk
kegiatan membantu sesama. "Ini kegiatan yang mulia. Secara tidak langsung kita
juga bisa mengetahui bagaimana keadaan darah kita dengan mengeceknya,” katanya.
Senada dengan itu, Linda Imroatus Zoleha, Mahasiswi Ekonomi
Syariah, menambahkan bahwa terkait tema kegiatan donor darah, menjadikannya
menyadari sesuatu tentang tolong menolong sesama.
"Tema Investasi Kehidupan, kan artinya darah saya mengalir
bagi mereka yang membutuhkan," tutupnya. (Uli/Chaa)