Buletin Sastra Kecubung Edisi 8

Buletin Sastra Kecubung Edisi 8

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 10 Oktober 2016
Download Buletin Kecubung Edisi 8
Manusia tidak akan terlepas dari rutinitas, apalagi pada zaman modern yang marak membicarakan profesionalitas kerja. Kita seakan dibuat lupa dengan tujuan hidup dan keinginan-keinginan masa kecil. Apa seharusnya kita menjadi bidak jadwal yang mengikat? Mungkin kita hanya bisa memaklumi saja sambil bergumam, “ini tuntutan zaman”. Lalu “layakkah hidup seperti ini dipertahankan?” tanya Albert Camus.

Mungkin Camus benar kita telah merasakan kesia-siaan dalam menjalani hidup, atau kita telah benar-benar dibuat lupa oleh rutinitas kita sebagai manusia. “Dunia itu absurd,” ungkap salah satu pencetus pemikiran absurditas ini. Meski beberapa orang seperti Jean Sarrochi menganggap ini adalah fi
lsafat yang tidak lengkap karena tidak sistematis. Namun tetap saja pembaca lebih suka yang tidak biasa karena Camus menuliskan pemikirannya lewat novel atau esai yang beraliran absurdis.

Lalu apakah kita tengah mendapatkan hukuman dari dewa, seperti sisifus yang dihukum mendorong batu menaiki gunung yang akhirnya menggelinding turun? Mungkin Camus salah, hidup kita tidak sebodoh itu. Semoga.

 Pada kesempatan kali ini, buletin Kecubung setidaknya mengingatkan kita kembali dengan kematian atau keterpurukan yang tidak pasti. Jika kita sudah terlanjur lupa dengan kematian, baiknya tidak pernah merasa hidup ini sia-sia dan tetap membangkan pencapaian semu yang kita dapatkan di dunia.