Foto By : Iskak |
Amin : Jika keadaan semakin parah dan terus dibiarkan oleh pimpinan, layanan perpustakaan sirkulasi satu akan tutup.
WKUTM - Sudah dua bulan lebih Plafon di Ruang Sirkulasi Satu
Perpustakaan UTM ambrol, namun pimpinan yang harusnya bertanggungjawab belum
juga melakukan perbaikan. Menurut keterangan Amin Petugas Perpustakaan bagian
sirkulasi satu, jebolnya Plafon diakibatkan kebocoran saluran air pada pipa AC
ruang server komputer lantai 5. “Itu kan dari diatas bagian server ada
pendingin AC, saluran pembuangannya dilewatkan diatas ini. Karena tersumbat
maka pipa tersebut jebol, dan menyebabkan Plafon ambrol, ujarnya”
Kepala Subbagian (Kasubag) Perpustakaan
UTM. Hamim turut membenarkan kalau awal rusaknya Plafon sebenarnya sudah
diketahui lama oleh Petugas Perpustakaan, namun tidak ada upaya perbaikan
karena kewengan perbaikan dipegang bagian perlengkapan dan kerumahtanggaan.
Pihaknya sudah memberikan laporan secara tertulis kepada Kasubag
kerumahtanggaan dan perlengkapan semenjak ada kerusakan. Usulan tersebut
nyatanya ditanggapi dingin, pasalnya belum ada ketersediaan dana untuk
perbaikan maupun perawatan gedung.
Menurut Amin berdasarkan keterangan didapat dari Kasubag
kerumahtanggaan dan perlengkapan, kapan proses pengucuran anggaran sampai hari
ini masih belum ada titik terang. “Memang, kami sudah mengajukan kepada bagian
kerumahtanggaan secara tertulis. Katanya dana untuk perbaikan belum ada, dan
masih mengunggu giliran,”ungkapnya.
Dampak kerugian akibat ambrolnya Plafon dan kebocoran pipa
diruang sirkulasi satu cukup banyak. Diataranya buku-buku sudah ada yang rusak
karena terkena air. Kerusakan buku tersebut juga berimbas pada sistem pendataan
koleksi. B elum lagi harus diadakan perbaikan chip ulang atau penggantian.
khusus akses untuk menuju rak koleksi PGSD dan Sastra terpaksa
dihalangi kursi demi mencegah tumpahnya air dalam ember yang digunakan sebagai
tadah tetesan tercecer dilantai. Bagi mahasiswa berniat ke koleksi PGSD atau Sastra harus rela
bersusah payah memutar melewati bagian rak koleksi lain. Otomatis, kenyamanan
para pengunjung menjadi tergangngu oleh keberadaan peralatan tersebut. Belum
lagi ruang untuk membaca buku menjadi semakin sempit.
Berdasarkan pemaparan Amin kepada Reporter Spirit Mahasiswa bahwa,
“Jika keadaan semakin parah dan terus dibiarkan oleh pimpinan, layanan
perpustakaan sirkulasi satu akan tutup.”Meskipun
penutupan akses Perpustakaan bukanlah hal yang tidak mungkin, Kasubag Perpustakaan
tidak sampai berharap hal demikian terjadi. “Bisa juga ditutup, berkaitan
dengan pengamanan koleksi buku yang sudah kita punya, walau tidak kita harapkan
dan kemungkinannya kecil,” ujarnya.
Salah seorang pengunjung, Indra Baruna sangat merasa
terganggu ketika meilhat lantai becek dan Plafon yang jebol. Terlebih Mahasiswa
Psikologi Semester 4 tersebut selama ini sering menjadikan Perpustakaan sebagai
tempat mengerjakan tugas-tugas kuliah. “ini berkaitan dengan kenyamanan, dengan
ini merasa sangat menganggu. Apalagi Perpustakaan
sebagai tempat mencari ilmu dan referensi,” Keluhnya. Selain itu sangat berharap kepada pihak
terkait agar secepat mungkin mengkoordinasikan barisan agar perbaikan lebih
cepat . Karena dia beranggapan semua masalah yang berhubungan dengan Perpustakaan
merupakan masalah sangat urgen.
Ditemui di ruang kerjanya, Kasubag kerumahtanggaan dan
perlengkapan mengakui bahwa sampai saat ini sengaja belum dilakukan perbaikan.
Tidak ada dana untuk anggaran menjadikan alasan utama mengapa Plafon Ambrol diruang
Perpustakaan Gedung Cakra dibiarkan. Sebagai petugas pengusul pengajuan
besarnya nominal anggaran akan digunakan untuk perbaikan Nurhayati mengaku
telah meninjau langsung sebagai bahan pertimbangan. Ia juga memberikan perkiraan
kemungkinan perbaikan dilakukan Bulan Mei. “Belum ada perbaikan, masih proses
diupayakan. Masih tahap perencanaan, tetapi insya Allah bulan-bulan mei
perbaikan sudah ada. karena biasanya dirapatkan Bulan Mei untuk anggaran biaya
perawatan dan perbaikan Gedung. Terangnya. ”
Nurhayati juga berasumsi, kalau keresahan mahasiswa atas
tidak kunjung dilakukan tindakan secepat mungkin atas Ambrolnya Plafon di ruang
Perpustakaan oleh pimpinan karena faktor ketidakmengertian mahasiswa.”sebenarnya
mahasiswa bukan tidak sabar, tapi belum mengerti bagaimana jalanya proses
perbaikan gedung,” tukasnya.
Melihat kondisi apa yang terjadi diruang sirkulasi satu,
Imam Pamuji teknisi komputer sekaligus penjaga ruang wifizone khawatir hal
serupa minimpa ruang tempat dia kerja. Pasalnya, saluran kamar mandi berada di
sebelah ruangan tempat dia kerja, saluran pipa airnya juga melintas diatas Plafon.
Apalagi barang berada disitu adalah peralatan elektronik yang mudah rusak oleh
air, seperti Personal Computer (PC).”kalau disini dari kamar mandi sebelah itu,
airnya bisa masuk keruangan ini apabila terjadi kebocoran,” Katanya. (Isk)