Ambrolnya Plafon Di Perpustakaan UTM

Ambrolnya Plafon Di Perpustakaan UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Rabu, 29 April 2015

Foto By : Iskak

Amin : Jika keadaan semakin parah dan terus dibiarkan oleh pimpinan, layanan perpustakaan sirkulasi satu  akan tutup.
 
WKUTM - Sudah dua bulan lebih Plafon di Ruang Sirkulasi Satu Perpustakaan UTM ambrol, namun pimpinan yang harusnya bertanggungjawab belum juga melakukan perbaikan. Menurut keterangan Amin Petugas Perpustakaan bagian sirkulasi satu, jebolnya Plafon diakibatkan kebocoran saluran air pada pipa AC ruang server komputer lantai 5. “Itu kan dari diatas bagian server ada pendingin AC, saluran pembuangannya dilewatkan diatas ini. Karena tersumbat maka pipa tersebut jebol, dan menyebabkan Plafon ambrol, ujarnya”

Kepala Subbagian (Kasubag) Perpustakaan UTM. Hamim turut membenarkan kalau awal rusaknya Plafon sebenarnya sudah diketahui lama oleh Petugas Perpustakaan, namun tidak ada upaya perbaikan karena kewengan perbaikan dipegang bagian perlengkapan dan kerumahtanggaan. Pihaknya sudah memberikan laporan secara tertulis kepada Kasubag kerumahtanggaan dan perlengkapan semenjak ada kerusakan. Usulan tersebut nyatanya ditanggapi dingin, pasalnya belum ada ketersediaan dana untuk perbaikan maupun perawatan gedung. 

Menurut Amin berdasarkan keterangan didapat dari Kasubag kerumahtanggaan dan perlengkapan, kapan proses pengucuran anggaran sampai hari ini masih belum ada titik terang. “Memang, kami sudah mengajukan kepada bagian kerumahtanggaan secara tertulis. Katanya dana untuk perbaikan belum ada, dan masih mengunggu giliran,”ungkapnya.

Dampak kerugian akibat ambrolnya Plafon dan kebocoran pipa diruang sirkulasi satu cukup banyak. Diataranya buku-buku sudah ada yang rusak karena terkena air. Kerusakan buku tersebut juga berimbas pada sistem pendataan koleksi. B elum lagi harus diadakan perbaikan chip ulang atau penggantian. 

khusus akses untuk menuju rak koleksi PGSD dan Sastra terpaksa dihalangi kursi demi mencegah tumpahnya air dalam ember yang digunakan sebagai tadah tetesan tercecer dilantai. Bagi mahasiswa berniat  ke koleksi PGSD atau Sastra harus rela bersusah payah memutar melewati bagian rak koleksi lain. Otomatis, kenyamanan para pengunjung menjadi tergangngu oleh keberadaan peralatan tersebut. Belum lagi ruang untuk membaca buku menjadi semakin sempit.  

Berdasarkan pemaparan Amin kepada Reporter Spirit Mahasiswa bahwa, “Jika keadaan semakin parah dan terus dibiarkan oleh pimpinan, layanan perpustakaan sirkulasi satu  akan tutup.”Meskipun penutupan akses Perpustakaan bukanlah hal yang tidak mungkin, Kasubag Perpustakaan tidak sampai berharap hal demikian terjadi. “Bisa juga ditutup, berkaitan dengan pengamanan koleksi buku yang sudah kita punya, walau tidak kita harapkan dan kemungkinannya kecil,” ujarnya.
Salah seorang pengunjung, Indra Baruna sangat merasa terganggu ketika meilhat lantai becek dan Plafon yang jebol. Terlebih Mahasiswa Psikologi Semester 4 tersebut selama ini sering menjadikan Perpustakaan sebagai tempat mengerjakan tugas-tugas kuliah. “ini berkaitan dengan kenyamanan, dengan ini merasa sangat  menganggu. Apalagi Perpustakaan sebagai tempat mencari ilmu dan referensi,” Keluhnya.  Selain itu sangat berharap kepada pihak terkait agar secepat mungkin mengkoordinasikan barisan agar perbaikan lebih cepat . Karena dia beranggapan semua masalah yang berhubungan dengan Perpustakaan merupakan masalah sangat urgen.

Ditemui di ruang kerjanya, Kasubag kerumahtanggaan dan perlengkapan mengakui bahwa sampai saat ini sengaja belum dilakukan perbaikan. Tidak ada dana untuk anggaran menjadikan alasan utama mengapa Plafon Ambrol diruang Perpustakaan Gedung Cakra dibiarkan. Sebagai petugas pengusul pengajuan besarnya nominal anggaran akan digunakan untuk perbaikan Nurhayati mengaku telah meninjau langsung sebagai bahan pertimbangan. Ia juga memberikan perkiraan kemungkinan perbaikan dilakukan Bulan Mei. “Belum ada perbaikan, masih proses diupayakan. Masih tahap perencanaan, tetapi insya Allah bulan-bulan mei perbaikan sudah ada. karena biasanya dirapatkan Bulan Mei untuk anggaran biaya perawatan dan perbaikan Gedung. Terangnya. ”

Nurhayati juga berasumsi, kalau keresahan mahasiswa atas tidak kunjung dilakukan tindakan secepat mungkin atas Ambrolnya Plafon di ruang Perpustakaan oleh pimpinan karena faktor ketidakmengertian mahasiswa.”sebenarnya mahasiswa bukan tidak sabar, tapi belum mengerti bagaimana jalanya proses perbaikan gedung,” tukasnya. 

Melihat kondisi apa yang terjadi diruang sirkulasi satu, Imam Pamuji teknisi komputer sekaligus penjaga ruang wifizone khawatir hal serupa minimpa ruang tempat dia kerja. Pasalnya, saluran kamar mandi berada di sebelah ruangan tempat dia kerja, saluran pipa airnya juga melintas diatas Plafon. Apalagi barang berada disitu adalah peralatan elektronik yang mudah rusak oleh air, seperti Personal Computer (PC).”kalau disini dari kamar mandi sebelah itu, airnya bisa masuk keruangan ini apabila terjadi kebocoran,” Katanya. (Isk)