BOSAN

BOSAN

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 02 Mei 2013
oleh: Irfa R. Boyd

Apa harta karunmu? Apabila yang ditanya Edward Newgate pasti dia akan menjawab "Keluarga". Dia bajak laut yang tidak memburu harta, melainkan bajak laut yang berkeliling samudra mencari orang yang diajaknya menjadi keluarga. Keluarga yang mau memanggilnya "Ayah". Dia akan melawan siapa saja yang menyakiti anggota keluarga. Bahkan mati ketika menyelematkan anaknya yang ditangkap angkatan laut. Mengapa kau membunuh? Apabila yang ditanya Don Michael Corleone pasti akan menjawab "demi keluarga". Kepala keluarga mafia penerus marga Corleone itu tak segan membunuh siapa saja yang mengancam kehidupan keluarga Corleone, sekalipun itu kakak kandungnya. Akhir Bulan Ramadhan menjelang awal bulan syawal lekat dalam tiap diri, sadar ataupun tak sadar dalam benak yang merayakan akan memikirkan keluarga. Tradisi maaf-memaafkan dan saling kunjung menjadi hal biasa. Dari sanalah akan diketahui keakraban sesama keluarga dan juga ... keretakannya. Yah... keretakan. Seperti jalan yang retak dan berlubang. Kadang di pinggir, kadang di tengah atau malah keduanya. Kemudian jalan itu ditambal sulam dengan kata perbaikan bukan dengan pembuatan jalan baru. Hasilnya tentu saja mengganggu (karena bergelombang) meskipun terlihat baru. Zaman dahulu orang berpikiran banyak anak banyak rezeki, sehingga kita seringkali melihat sebuah keluarga besar yang memiliki lusinan anak.

Apalah arti lusinan anak bila anak cucu tidak saling kenal dan mengetahui apabila mereka bersaudara. Keretakanlah yang membuat para orang tua enggan mengenalkan sanak saudara mereka. Retak karena malas silaturahim dan silaturahmi. Konteks Bernegara Seorang teman malu, tatkala diceritakan garis keturunan. Malu karena di dalam darahnya mengalir sebuah suku yang sering kali dia ejek. Sering kali kita tdak mengetahui tentang asal usul darah yang mengalir dalam diri kita. Mungkin saja di dalam darah itu bercampur dari berbagai suku, tapi kita tidak menyadarinya. Kita menganggap saudara bagi yang jelas saja. Tanpa pernah ingin menggali lebih dalam. Kita tak perlu membenci Yahudi jika tahu kita ada darah mereka. Kita tak perlu mengejek ras tertentu bila kita memiliki garis keturunan ras tersebut. Walaupun satu tetes darah saja karena itu sama saja mengejek dan membenci diri kita sendiri. Kerusuhan berbau SARA tak perlu terjadi ketika kita menyadari dan mengetahui bila mereka adalah keluarga.

Nepotisme dapat hilang apabila kita sadar sepenuhnya bahwa kita bersaudara yang putus silsilahnya, sehingga kita saling tidak mengenal. Saling mengenal keluarga saja masih bisa berselisih apalagi jika tidak mengenal. Sekali lagi tentang mengutamakan harta dan kekuasaan yang dibarengi dengan keengganan menjalin silaturahmi dan silaturahim menyebabkan keretakan keluarga. Berkaca dari sejarah dan cerita perihal perselisihan internal keluarga telah begitu gamblang keretakan terjadi karena itu. Bagaimana Oda Nobunaga saling berperang dengan adiknya sendiri, Oda Nobuyuki, dalam memperebutkan kepala klan Oda. Bagaimana perang saudara menenggelamkan kerajaan-kerajaan di penjuru Nusantara.

Bagaimana Perang Bharatayudha terjadi oleh sesama saudara. Manusia yang hidup dalam negara ini adalah keluarga. Dimana saling bahu membahu untuk kesejahteraan anggota keluarga lainnya. Dimana mereka bermusyawarah untuk menyelesaiakan masalah keluarganya. Dimana perbedaan, kesenjangan, dan perselisihan itu hal biasa tetapi tidak melupakan untuk memikirkan masa depan keluarganya bukannya memilih sendiri jalan hidupnya. *** "kenapa ayah mau membantu Pak Yadi membayar uang operasi padahalkan bukan keluarga kita?" tanya seorang anak umur 10 tahunan suatu hari.

"Siapa bilang bukan keluarga kita? Semua manusia di negeri ini adalah keluarga" jawab Sang Ayah tersenyum mengusap kepala anaknya dengan lembut. "Keluarga dari mana? Enyang putri? Edi juga keluarga kita dong yah?" tanya anak itu lagi. "Bukan dari Enyang putri tapi dari ibu enyang putri namanya Ibu Pertiwi. Edi juga keluarga kita." "Tapi kenapa Edi masih saja nakal sama aku dan teman-teman?" "Yah... Edi belum tau saja kalau semua orang Indonesia itu keluarga" Dan Edward Newgate tetaap ditertawakan teman-temannya, dalam hatinya berkata "Kalian belum tahu bagaimana rasanya tidak memiliki keluarga. Karena Keluarga adalah harta karunku".