WKUTM – Pelaksanaan Wisuda ke-XXXII lulusan semester genap tahun akademik 2021/2022 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengalami penundaan. Wisuda yang awalnya direncanakan pada tanggal 15 hingga 16 Oktober ini, diperkirakan akan terlaksana pada tanggal 22 hingga 23 Oktober. Ihwal alasan penundaannya, diduga karena berbenturan dengan kesibukan agenda Pemilihan Rektor (Pilrek) UTM periode 2022-2026.
Supriyanto, selaku kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK), mengungkapkan bahwa pihaknya telah menetapkan kepastian pelaksanaannya pada tanggal 15 dan 16 Oktober sejak 30 September lalu. Akan tetapi batal diumumkan seperti yang terencana karena adanya instruksi dari Wakil Rektor I (Warek I) Bidang Akademik, Deni Setya Bagus Yuherawan untuk tidak mengunggah informasi tanggal pelaksanaan wisuda terlebih dahulu.
”Kalau saya tidak ada perintah dari pimpinan kan tidak berani, karena pelaksana, jadi kemarin ini kita rencana umumkan dilaksanakan tanggal 15 hingga 16 Oktober, tetapi pak Deni jawabnya jangan dulu,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya (04/10).
Lebih lanjut, terkait alasan di balik penundaannya Supriyanto menduga hal tersebut dikarenakan kesibukan dalam agenda Pilrek, sehingga menyebabkan pelaksanaan wisuda ke-XXXII ditunda.
”Sepertinya memang sibuk pemilihan rektor, di samping itu belum diketahui hal lain apa lagi,” tuturnya.
Ketika di temui di ruangan, Deni tidak berkenan diwawancarai, hal ini disampaikan oleh sekretarisnya, Abdul Hafi. Hafi menjelaskan bahwasanya wisuda ke-XXXII ditunda dikarenakan beberapa hal yang mana akan dibahas pada saat rapat tingkat pimpinan, sedangkan untuk tanggal pelaksanaannya masih belum dipastikan.
”Harusnya kata pak Deni, ke pak Supriyanto saja, karena yang bertanggung jawab,” imbuhnya (04/10).
Adapun Supriyanto menegaskan bahwa persiapan pelaksanaan wisuda hanya terkendala pada kepastian tanggal pelaksanaan saja, untuk persiapan peralatan dan barang pelaksanaan wisuda telah rampung, di antaranya meliputi fasilitas pengecekan suhu, toga hingga ijazah wisudawan. Sedangkan untuk teknis pelaksanaannya, masih dalam pembahasan antara tetap menjadi empat sesi dalam dua hari seperti yang direncanakan atau menerapkan tiga sesi dalam tiga hari.
”Kalau untuk dibagi menjadi empat sesi itu perkiraan kita 450 peserta persesinya, dan ditambah dikali dua, untuk tamu undangan orang tuanya. Serta persyaratan menghadiri sepertinya harus telah vaksin dua,” jelasnya.
Untuk pengumuman pelaksanaannya, Supriyanto menjanjikan akan diumumkan setidaknya dalam jangka waktu 10 hari atau dua minggu sebelum pelaksanaannya dan dilaksanakan pada akhir pekan, yang kemungkinan pada tanggal 22 hingga 23 Oktober telah dapat dilaksanakan , hal ini dipertimbangkan agar peserta wisudawan dapat memiliki waktu untuk mempersiapkan diri.
“Untuk pelaksanaannya kita biasanya akhir pekan, karena mohon maaf kita antisipasi yang pegawai negeri, di samping itu wisudawan ada yang sudah kerja juga, karena izin itu sulit. Terus terang kalau mahasiswa tidak ikut gladi tidak masalah, yang penting tahu seperti apa. Tanya-tanya bisa, dilihat di video bisa juga,” imbuhnya.
Mulyadi Baiturrahman, salah satu peserta wisuda mengungkapkan bahwa dirinya belum mengetahui informasi secara spesifik terkait pelaksanaan wisuda, salah satunya terkait persyaratan yang perlu dipersiapkan.
”Sepertinya belum ada informasi terkait persyaratan dan apa saja yang perlu dipersiapkan, setahu saya,” ungkap mahasiswa angkatan 2018 tersebut (05/10).
Adapun tanggapan serupa juga disampaikan oleh Listya Dewi Surya, selaku peserta wisuda lainnya yang menuturkan bahwa masih belum ada informasi lebih lanjut terkait persyaratannya, baik dari segi Protokol Kesehatan (Prokes) maupun tanggal pengambilan toga.
“Untuk yang Prokes dan ambil toga itu belum, Oleh karena itu masih menunggu Surat Keputusan (SK) keluar,” tutur mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi tersebut (04/10).
Listya, berharap tanggal pasti pelaksanaan wisuda segera diumumkan, dan tidak mengumumkan tanggal pelaksanaan wisuda sebelum dipastikan untuk mencegah adanya kerancuan informasi.
”Harapannya untuk pelaksanaan wisuda diperjelas, dan jangan menyebarkan informasi yang tidak valid ketika ditanya mahasiswa,” imbuhnya. (FRD/CIM)