WKUTM - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah menggelar wisuda ke XXX lulusan semester genap tahun akademik 2020-2021 secara Luar Jaringan (Luring). Acara yang diikuti oleh total sebanyak 1671 wisudawan tersebut akan berlangsung selama empat hari, pada tanggal 6, 7, 10 dan 11 Nopember yang dibagi menjadi 11 sesi. Adapun hari ini merupakan hari pertama wisuda (06/11).
Muh. Syarief, selaku Rektor UTM, mengungkapkan bahwa, pada hari pertama wisuda dimulai pukul 08.30 dan berjalan hingga tiga sesi, sesuai dengan jadwal yang telah diinformasikan sebelumnya. Terkait pembagian sesi tersebut, Syarief menambahkan apabila hal ini didasarkan pada pertimbangan dari jumlah wisudawan setiap Program Studi (Prodi). Jika satu Prodi mampu melakukan wisuda pada satu sesi, maka semuanya akan di wisuda. Sedangkan, jika tidak cukup maka nantinya akan digabung.
”Pembagiannya berdasarkan pertimbangan Prodi, kalau cukup Protokol Kesehatannya (Prokes) itu satu Prodi bisa semua ikut. Jadi, menyesuaikan dengan Prokesnya itu berapa maksimal,” ungkapnya.
Untuk batasan wisudawan di ruangan, Syarief menuturkan bahwa, jumlahnya dibatasi hanya 150 orang. Sedangkan pendampingnya dibatasi dua orang saja dengan menggunakan undangan dan mematuhi Prokes yang ada, yakni telah melakukan vaksinasi, ataupun menyiapkan surat antigen, atau Polymerase Chain Reaction (PCR).
”Satu ruangan maksimal 150 orang, plus orang tua hanya dua. Kami juga menghimbau memakai vaksin,” imbuh pria asal Bangkalan tersebut.
Terkait perbedaan yang ada dengan proses wisuda sebelumnya, Syarief mengungkapkan apabila saat ini kondisinya telah membaik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan sesi yang sebelumnya terdapat sebanyak 24, 18, hingga saat ini hanya sebanyak 11 sesi.
”Dulu terdapat 24 sesi, kemudian turun menjadi 18 sesi dan kemudian sekarang 11 sesi. Nanti kalau sudah lebih membaik, satu sesi saja,” ungkapnya.
Adapun Syarief menjelaskan apabila untuk wisuda ke XXX, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Satuan Tugas (Satgas) Corona Viruses Disease 2019 (Covid-19) Bangkalan. Hal ini dikarenakan kegiatan wisuda sendiri mengundang banyak kerumuman, sehingga izin tersebut menjadi salah satu persyaratannya.
”Kemarin kami mengirim surat kepada Ketua Satgas Covid-19 Bangkalan, karena ini merupakan salah satu syarat. Apalagi di instruksi menteri yang terbaru, Bangkalan masih termasuk PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level tiga. Maka dari itu sampai tanggal 15 November kami Work From Office (WFO) 20 persen,” jelasnya.
Dirinya juga menghimbau bahwa setelah dilakukannya wisuda, tidak menimbulkan adanya cluster baru. Jika hal tersebut terjadi, maka pihak UTM, khususnya Rektor, harus mengirimkan laporan terkait dampak yang ditimbulkan.
”Kita tetap harus hati-hati, jangan sampai ada cluster baru dan sebagainya. Sehingga harus kita hindari hal tersebut. Ini sebenarnya memang tanggung jawab kita, nanti rektor akan dimintai laporan ke Jakarta,” pungkasnya.
Sedangkan Supriyanto, selaku Ketua Pelaksana (Ketupel) wisuda ke XXX UTM, pada kesempatan ini berharap agar situasi dan kondisi saat ini semakin hari bisa semakin baik dan wisuda bisa langsung dilakukan dalam satu sesi.
”Semoga kondisinya semakin hari semakin baik. Jadi bisa satu sesi, karena kami juga berat melakukan beberapa sesi. Terutama teman-teman senat yang duduk di depan itu juga lelah,” harap pria asal Nganjuk tersebut. (Xin/Ahr)