Fasilitas Toilet UTM. Foto : Rar |
Toilet adalah fasilitas yang disediakan untuk civitas
akademia UTM. Menurut Amrin, jumlah toilet di UTM sudah cukup banyak, di Ruang
Kuliah Bersama (RKB), perlantainya ada tiga toilet. Ada di pinggir dan tengah
RKB, yang dibagi menjadi ruangan khusus laki-laki dan perempuan.
Di sisi lain, layanan toilet dinilai masih butuh
banyak perbaikan. Seperti yang diungkap Millenia Putri Ramadhani, mahasiswi
Sastra Inggris itu memang menilai jika kamar mandi UTM sudah lumayan baik dan
sudah memadai jumlahnya, khusunya di gedung-gedung baru. Namun, ia juga
menyayangkan air toilet di beberapa RKB yang sering mati. Selain itu, menurutnya
perbaikan kerusakan di beberapa toilet tidak dilakukan dengan segera.
”Di samping membangun gedung-gedung baru, UTM juga
harus memperhatikan fasilitas-fasilitas di gedung yang lama, khususnya toilet,”
ungkap mahasiswa asal Gresik tersebut.
Senada dengan Millenia, Catur Wahyuning Tias, mahasiswa
Ilmu Hukum, mengungkapkan bahwa toilet UTM masih banyak kekurangannya. Selain persoalan
air kran di toilet yang sering mati, Catur juga menilai kebersihan beberapa
toilet masih kurang terjaga. Ditambah tidak adanya tisu di setiap toilet yang
diperuntukkan mahasiswa.
Menanggapi hal tersebut, Amrin mengungkapkan jika fasilitas
toilet di UTM sudah mencukupi, meskipun ia mengaku masih ada toilet rusak di beberapa
titik, seperti asrama, laboratorium, dan beberapa RKB.
Adapun terkait kerusakan toilet, Amrin berharap agar
mahasiswa mengajukan perbaikan sesuai kerusakan yang dilaporkan. Meskipun untuk
memperbaikinya harus menunggu anggaran turun lebih dulu.
Meski begitu, beberapa kerusakan toilet juga
disayangkan Amrin lantaran dilakukan oleh oknum yang kurang bertanggung jawab.
Ia mengaku pernah mengetahui lewat rekaman cctv, jika pintu toilet ditendang. Permasalahan
lain juga adalah pembalut yang menyumbat pipa saluran pembuangan.
“Biasanya saat melakukan perbaikan ditemukan ada
pembalut wanita. Pembalut wanita kalau terkena air mengembang, akhirnya mampet,
sering kita melakukan pemotongan pada pipa,” tambahnya.
Terakhir, Amrin menghimbau untuk saling menjaga
fasilitas yang sudah disediakan. Dimulai
dari diri sendiri untuk menjaga dan menggunakan toilet dengan baik.
“Awalnya kita membangun toilet normal semua, namun
seiring perjalanannya muncul kerusakan. Kerusakan seperti itu, kita tidak tahu
siapa pelakunya. Padahal material sudah bagus dan tidak mungkin bisa pecah, tidak
bisa jatuh, kecuali dibanting,” pungkasnya. (YR/S)