3 Tahun Sejak Pengadaan, Komputer untuk TOEFL Baru Siap Digunakan

3 Tahun Sejak Pengadaan, Komputer untuk TOEFL Baru Siap Digunakan

LPM Spirit - Mahasiswa
Selasa, 27 Mei 2025
WKUTM – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dikabarkan telah melaksanakan pengadaan 80 unit komputer untuk Test of English as a Foreign Language (TOEFL) sejak tahun 2022, hampir tiga tahun lalu. Kendati demikian, penerapan TOEFL menggunakan komputer baru akan dilaksanakan Agustus mendatang lantaran terkendala anggaran untuk perangkat penunjang.

Misnadin, selaku kepala UPT Bahasa, memaparkan alasan terhambatnya peralihan TOEFL UTM yang semula Paper Based Test (PBT) (kertas) menjadi Computer Based Test (CBT) (komputer) dikarenakan belum adanya anggaran untuk pemasangan internet dan jaringan-jaringannya.

”Komputernya sudah dari lama, tapi untuk prosesnya, kita butuh untuk masang dan itu butuh duit, jadi anggarannya baru ada tahun ini,” ujar Misnadin saat ditemui di ruangannya (27/5).

Terkait dana pemasangan listrik dan internet, Misnadin mengungkapkan baru terealisasi tahun ini melalui anggaran pada tahun 2024. Proses instalasi memakan waktu hampir satu bulan hingga akhirnya komputer untuk TOEFL, kini siap difungsikan.

”Itu anggaran 2024, saya berharap langsung dapat, tapi ternyata tidak. Akhirnya dijanjikan dan sekarang baru dapat,” ungkap Guru Besar dari Program Studi (Prodi) Sastra Inggris tersebut.

Adapun pada tahun 2022, pengadaan 80 unit komputer telah terealisasi. Akan tetapi tidak disertai dengan anggaran untuk perangkat penunjang. Sehingga komputer baru siap digunakan tahun ini.

Saat ini, tim UPT Bahasa tengah melakukan input soal ke dalam sistem CBT. Meski perangkat sudah lama tersedia, ini akan menjadi kali pertama TOEFL dilaksanakan secara digital di UTM.

”Untuk CBT sudah siap, jadi sekarang penyiapan soalnya juga, sedang input soal ke CBT. Sepertinya nanti, rencananya Agustus baru dioperasikan, saat tahun ajaran baru,” ucapnya.

Regita Rahma Oktavia mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi mengungkapkan bahwa dirinya setuju dengan TOEFL menggunakan komputer.

”Lebih enak memakai komputer sebenarnya. Soalnya di beberapa tempat, TOEFL sudah pakai komputer, dan juga lebih enak,” jelasnya via WhatsApp (27/5).

Lebih lanjut, Regita memberikan saran untuk pihak UPT Bahasa agar melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada mahasiswa sebelum menerapkan TOEFL menggunakan komputer. Serta meminta UPT Bahasa memastikan perawatan komputer secara rutin.

”Komputernya jangan lupa dirawat agar tidak ada kendala komputernya rusak ketika tes sedang berlangsung,” ujarnya.

Senada dengan Regita, Alfita Dwi Safitri mahasiswa Prodi Ilmu Hukum menyampaikan persetujuannya terkait TOEFL menggunakan komputer. Ia beranggapan komputer lebih mudah diakses dan hasil tes lebih cepat keluarnya.

”Kalau pakai komputer lebih enak, apalagi saat listening itu. Kadang kalau suara sound-nya mantul juga terpecah suara dari teman-teman di dalam ruangan. Jadi, saya setuju kalau pakai komputer,” pungkasnya (27/5). (sha/frd)