Foto: Rektorat Universitas Trunojoyo Madura |
WKUTM-Kebijakan baru Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yakni menetapkan sistem penilaian baru terkait Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN 2019) dengan mewajibkan pendaftar menggunakan Ujian
Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Menurut
Supriyanto, selaku Kepala Biro Administrasi, Akademik, Perencanaan dan Sistem
Informasi (BAAKPSI),
kebijakan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan penyaringan
mahasiswa baru yang lebih kompetitif (13/03).
Berdasarkan
data dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT), UTBK akan
dilaksanakan pada 13 April – 26 Mei 2019. Gelombang Pertama, tanggal 01-24
Maret 2019 dan Gelombang Kedua tanggal 25 Maret-01 April 2019. Untuk itu,
menurut Supriyanto, alangkah baiknya segera mendaftar. Hal itu untuk langkah
antisipasi, karena dikhawatirkan terjadi pemoloran akibat dari kesalahan
mekanisme, sedangkan jangka waktu pendaftaran gelombang dua hanya sedikit.
’’Pendaftaran
gelombang kedua hanya diberikan waktu yang sedikit, jadi ya harus segera
mendaftar. Sebab tidak ada perpanjangan untuk UTBK,” jelasnya.
Data
LTMPT menunjukkan pada tahun ini terdapat perbedaan yang signifikan mengenai
persentase penerimaan calon mahasiswa baru. Terdapat pengurangan pada
persentase SNMPTN yang awalnya minimum 30% menjadi 20%, serta terjadi
penambahan persentase pada SBMPTN yang awalnya 30% kini menjadi 40%, sedangkan
seleksi Mandiri PTN tahun ini dengan tahun lalu masih sama yakni maksimum
30%.
Dijelaskan
oleh Supriyanto, bahwa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di tahun ini terdapat
penambahan jumlah kuota keseluruhan hampir 1000 siswa, yang dulunya hanya
berkisar 4500 kini menjadi 5275 calon mahasiswa. Data terkini menunjukkan ada
sekitar 6000 pendaftar SNMPTN di UTM. Dalam keseluruhan pilihan jurusan, ia
menerangkan bahwa prodi favorit di UTM didominasi oleh jurusan Agribisnis,
Teknik Informatika, Manajemen, dan Akuntasi.
’’Diantara prodi tersebut yang paling banyak
dan nomor satu masih sama dengan tahun lalu yakni prodi Manajemen,” ungkapnya.
Suprianto juga menambahkan bahwa kampus UTM pada
tes ini, akan menjadi wilayah Panitia Lokal (Panlok) untuk UTBK dengan kode
384.
Begitu
pula untuk mendaftar jalur Mandiri, tahun ini juga harus menggunakan standar
nilai UTBK. Namun jika hanya mengandalkan UTBK, kata Supriyanto, tidak ada
kejelasan bagi anak yang tidak mengikuti UTBK. Untuk itu, ia mengakui, dari
pihak UTM akan ada dua jenis tes seleksi masuk mandiri, yakni UTBK dan ujian tertulis mandiri.
Selanjutnya,
melihat pengaturan sistem baru dengan pelaksanaan UTBK ini, Supriyanto
menganggap pemerintah tidak sepenuhnya mempertimbangkan Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang berada di kawasan pelosok. Ia menjelaskan bahwa dampak dari UTBK tersebut malah akan
menjadikan ketidakpahaman siswa yang tidak begitu familiar terhadap komputer.
’’Bagaimana kalau siswa itu tidak mendaftar UTBK karena tidak faham?” tutupnya.
(Ben/El/Wuk)