Laman UPA Bahasa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) jika diakses secara daring, Sabtu, (4/1). (Nur/LPM-SM)
WKUTM – Unit Penunjang Akademik (UPA) Bahasa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) tengah menggodok mekanisme pendaftaran secara daring Test of English as a Foreign Language (TOEFL) setelah adanya keluhan terkait antrean pendaftaran yang dinilai panjang. Meski begitu, sistem pendaftaran secara daring tersebut diperkirakan belum dapat dipastikan terealisasi tahun ini.
Misnadin, selaku kepala UPA Bahasa mengatakan pendaftaran secara daring sedang diupayakan. Ketika ditanya kesiapan realisasi sistem pendaftaran TOEFL secara daring pada tahun ini, Misnadin belum dapat memastikan.
”Insyallah,” tutur dosen Program Studi Sastra Inggris tersebut (3/1).
Misnadin beralasan, pendaftaran TOEFL secara daring harus diselaraskan dengan sistem pembayaran rekening Badan Layanan Umum (BLU), sehingga memerlukan waktu dalam realisasinya.
”Hasil rapat terakhir saya mendengar kalau nanti akan ada Virtual Account (VA) untuk pembayaran TOEFL. Maka, pembayaran tersebut akan langsung masuk ke rekening BLU UTM,” jelas Misnadin di ruangannya.
Meski tengah merencanakan sistem pendaftaran secara daring, Misnadin menuturkan bahwa untuk mengatasi antrean pendaftaran TOEFL yang panjang, tidak harus membuat sistem pendaftaran secara daring. Ia menilai, masalah tersebut dapat diatasi dengan penambahan pegawai UPA Bahasa.
”Kalau kita punya staf yang cukup, tidak memerlukan pendaftaran TOEFL online,” ujarnya.
Adapun Izzatun Nafsi Mustafidah, selaku staf pengawas TOEFL mengungkapkan mahasiswa yang mengantre untuk daftar TOEFL terkadang tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik. Ia menyebutkan, dalam sehari terdapat 160 kuota TOEFL yang terisi, dengan pembagian 40 peserta persesi. Namun, saat tes, terdapat banyak mahasiswa yang tidak hadir.
Lebih lanjut, Ia bercerita bahwa pernah mengawasi satu sesi TOEFL yang hanya dihadiri 19 peserta saja, sedangkan 21 pendaftar lainnya pada sesi itu, tidak hadir.
”Mereka yang sudah daftar banyak yang tidak datang, jadinya memenuhi kuota saja,” ucapnya (3/1).
Ika Ayu Wardani, mahasiswi Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) menuturkan, bahwa dirinya merasa kesulitan meluangkan waktu untuk daftar TOEFL secara luring. Apalagi dengan jadwal perkuliahan padat dan tidak menentu.
”Seumpama diadakan sistem pendaftaran daring, kita yang sedang sibuk kuliah apalagi semester akhir yang melakukan penelitian bisa daftar kapanpun lewat ponsel ataupun laptop, tanpa perlu takut tidak kebagian jadwal tes,” bebernya melalui pesan WhatsApp (23/12).
Senada dengan Ayu, Daulah Darien, mahasiswi Prodi Sistem Informasi, berharap jika di era digital saat ini UPA Bahasa bisa menerapkan sistem pendaftaran dan pembayaran TOEFL secara daring. Hal tersebut dinilai lebih efektif dan mengurangi waktu pendaftaran yang cukup lama.
”Rencana pendaftaran dan pembayaran daring akan sangat memudahkan pendaftar, serta akan lebih efektif dibandingkan sistem yang diterapkan saat ini, yakni datang langsung,” harapnya (23/12). (nur/kha)