UTM Berencana Buka Layanan Kesehatan Mental

UTM Berencana Buka Layanan Kesehatan Mental

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 14 Oktober 2024
Sejumlah mahasiswa sedang bersantai di taman kampus, Selasa (3/9). NRA/LPM-SM

WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berencana membentuk layanan kesehatan mental bagi seluruh mahasiswa pada November mendatang. Hal ini guna menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan psikologis dan menjaga kewarasan mental mahasiswa. 

Hera Wahyuni, selaku ketua layanan Pcycology Counselling for Student Problem Solution (Psychopresso) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) menuturkan, pihaknya ingin mendirikan layanan kesehatan mental gratis di tingkat universitas. 

”November kami akan melakukan gebrakan konseling untuk seluruh mahasiswa UTM. Mudah-mudahan November sudah bisa direalisasikan,” tuturnya (10/10).

Hera yang juga menjabat sebagai anggota Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), mengungkapkan bahwa layanan kesehatan mental ini berbeda dengan Satgas PPKS. Karena Satgas PPKS lebih fokus pada kasus pelecehan secara verbal maupun nonverbal.

Berbeda halnya dengan Psychopresso yang lebih condong pada layanan permasalahan umum, seperti tekanan pada tugas akhir, putus cinta, permasalahan keluarga, dan lain sebagainya yang menjadi pemicu stres mahasiswa.

”Di PPKS kami melakukan pendampingan sampai dengan ranah hukum, jadi di sana tidak hanya pendampingan psikologi saja, tapi juga secara hukum,” terangnya ketika ditemui di FISIB.

Selanjutnya, Hera menjelaskan akan membuka pendaftaran untuk dosen atau mahasiswa yang bersedia menjadi konselor. Nantinya akan terdapat dua jenis konselor, yakni konselor dosen dan konselor sebaya.

”Jadi, program kegiatan yang pertama, kami melakukan perekrutan antara dosen dan mahasiswa. Setelah itu, kami melakukan pelatihan untuk konselor sebaya,” jelasnya.

Menanggapi rencana pembukaan layanan kesehatan mental, Rana Yuliani Putri Efanda mahasiswi Pogram Studi (Prodi) Pendidikan Informatika, mengungkapkan kalau layanan itu emang diperlukan. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa agar bisa meluapkan emosi mereka yang mungkin terpendam. Sehingga, memberikan dukungan pada mahasiswa.

”Harapannya semoga dengan adanya konsultasi atau layanan dari psikologi dapat membuat mahasiswa UTM merasa didukung dan terbuka untuk mencari bantuan ketika menghadapi tantangan emosional atau mental,” pungkasnya (10/10). (NRA/SHA)